Berdampak Buruk, 4% Anak di 92 Negara Mengidap Gaming Disorder
A
A
A
JAKARTA - Kebiasaan bermain games pada anak-anak banyak dikeluhkan kalangan orangtua. Menimbulkan dampak buruk berupa kecanduan. Laporan lembaga riset Pew Research Center menyatakan, saat ini ada sekitar 3-4% gamers dari total sekitar dua miliar di 92 negara mengidap gejala gaming disorder.
Lembaga itu juga menyebutkan, sekitar 94% anak laki-laki dan 6% anak perempuan mengalami kecanduan game di berbagai platform. Pengidap gaming disorder terbanyak berasal dari ras Kaukasoid (69%) dan Asia (13%).
WHO menyatakan gaming disorder perlu diantisipasi karena berpotensi menimbulkan dampak negatif. “Diagnosa gaming disorder dapat dilihat dari pola yang berdampak terhadap penurunan kepribadian, keluarga, sosialisasi, pendidikan, karier, atau area fungsi lainnya sedikitnya dalam 12 bulan,” ungkap WHO. (Baca Juga: Kebiasaan Bermain Game Perlukah Dibatasi Pemerintah?)
Seperti disampaikan WHO, seorang gamer dapat dimasukkan ke dalam kategori gaming disorder jika tidak mampu berhenti bermain game, sekalipun memengaruhi kehidupannya, mulai dari hubungan keluarga, nilai di sekolah, karier pekerjaan, kesehatan tubuh, dan kesehatan mental yang berlangsung setahun. (M Shamil)
Lembaga itu juga menyebutkan, sekitar 94% anak laki-laki dan 6% anak perempuan mengalami kecanduan game di berbagai platform. Pengidap gaming disorder terbanyak berasal dari ras Kaukasoid (69%) dan Asia (13%).
WHO menyatakan gaming disorder perlu diantisipasi karena berpotensi menimbulkan dampak negatif. “Diagnosa gaming disorder dapat dilihat dari pola yang berdampak terhadap penurunan kepribadian, keluarga, sosialisasi, pendidikan, karier, atau area fungsi lainnya sedikitnya dalam 12 bulan,” ungkap WHO. (Baca Juga: Kebiasaan Bermain Game Perlukah Dibatasi Pemerintah?)
Seperti disampaikan WHO, seorang gamer dapat dimasukkan ke dalam kategori gaming disorder jika tidak mampu berhenti bermain game, sekalipun memengaruhi kehidupannya, mulai dari hubungan keluarga, nilai di sekolah, karier pekerjaan, kesehatan tubuh, dan kesehatan mental yang berlangsung setahun. (M Shamil)
(nfl)