Tren Musik Streaming Untungkan Musikus dan Label

Selasa, 12 November 2019 - 07:03 WIB
Tren Musik Streaming...
Tren Musik Streaming Untungkan Musikus dan Label
A A A
DENGAN beralihnya tren musik dari mendengarkan lewat CD ke streaming, mau tidak mau label dan musikus pun ikut perkembangan zaman. CEO Nagaswara Rahayu Kerthawiguna menyebut bahwa layanan musik streaming menguntungkan bagi labelnya.

”Karena streaming sangat memperhitungkan segi royalti dan hak terkait lainnya,” ungkapnya. Bahkan, ia berpendapat bahwa saat ini layanan streaming sudah lebih menguntungkan daripada merilis dalam bentuk CD atau bentuk fisik lainnya.

”Tentu saja karena digitalisasi paling gampang dijangkau dan didistribusikan hampir keseluruh penjuru dunia/worldwide,” tuturnya.

Hal serupa diungkap oleh Irfan, gitaris Samsons. ”Apabila layanan streaming digunakan sesuai dengan aturan-aturan dan kaidah industri yang ada dan taat kepada UU hak cipta, maka akan menguntungkan para musisi dan pencipta,” ungkapnya.

Sebaliknya, ia berpendapat bahwa musisi juga harus mengenal pangsa pasarnya. ”Apabila pasar dari musisi tersebut ada di platform streaming, tentunya model bisnis streaming akan menguntungkan, begitu juga sebaliknya,” ujarnya.

Drummer Nidji Adrie Prakasa menyebut musik streaming memiliki plus dan minus. ”Dampak positifnya, musisi jadi lebih independen dan mudah dalam memasarkan lagu. Khususnya musisi baru,” ungkapnya. Namun, dampak laoinnya musik tidak lagi jadi sesuatu yang ekslusif. ”Value atau nilainya jadi lebih murah dibanding zaman fisik dulu yang memilki nilai sentimentil dan emosional terhadap musik yang kita beli,” ia menambahkan.

Lalu, bagaimana menyiasatinya? Menurut Adrie, yang paling tepat adalah platform digital digabungkan dengan campaign media sosial yang terarah dan benar. ”Apalagi semua sarana dan prasarana untuk menjadi artis sudah lumayan lengkap. Kendala utamanya hanya perundangan royalti dan perlindungan terhadap karya cipta yang belum baik di indonesia,” ungkapnya.

Terkait dengan kontribusi musik streaming terhadap pendapatan musisi, Adrie menyebut bahwa hal tersebut tergantung dari masing-masing artis. ”Karena ada artis yang besar di YouTube, tapi belum tentu di Spotify. Begitupun sebaliknya. Khusus Nidji sendiri penghasilan terbesar masih dari show dan endorsment,” ungkapnya.

Managing Director Warner Music Indonesia Toto Widjojo punya pendapat serupa. Menurutnya, layanan streaming menjadi teman bagi anak muda mendengarkan lagu kesayangan mereka. ”CD sudah bukan zamannya lagi. Karena semakin sulit menemukan CD player, bahkan di mobil keluaran terbaru. Hanya ada Bluetooth connection dari ponsel ke sistem audio mobil,” ujarnya.

Adapun yang terpenting untuk diketa hui adalah, semakin populer lagu di layanan musik streaming, maka semakin populer pula artis yang bersangkutan. ”Dampaknya ke hal-hal positif lainnya, seperti show atau menjadi brand ambassador,” ujarnya. (Thomasmanggalla)

(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5763 seconds (0.1#10.140)