Prixa Kenalkan Periksa Kesehatan Terpadu Secara Digital
A
A
A
JAKARTA - Berdasar analisis lanskap Sistem Pelayanan Kesehatan di Indonesia berdasarkan publikasi Oliver Wyman dan PWC, Prixa melihat saat ini banyak ditemukan tantangan di infrastruktur bidang kesehatan di Indonesia, terutama mengenai ketersediaan dokter.
Dengan angka populasi sebesar 267 juta jiwa saat ini, sangat disayangkan bahwa Indonesia hanya memiliki rata-rata satu dokter untuk setiap empat ribu populasi. Sementara rekomendasi dari WHO adalah satu dokter untuk setiap seribu populasi.
Di sisi lain, sebagian besar biaya pelayanan kesehatan sebagian besar masih dibayarkan dengan uang tunai, namun penetrasi asuransi kesehatan swasta masih tergolong rendah. Dan terakhir, inovasi industri asuransi Indonesia, merujuk pada publikasi survei yang dilakukan PWC, masih tertinggal jauh dibanding industri lainnya.
Laporan PWC tersebut juga menyatakan pemaparan para eksekutif C-level di bidang asuransi bahwa banyak proses administratif masih tetap dilakukan dengan sangat manual, menyebabkan terjadinya penundaan dan kesalahan. Oleh karena itu, terdapat banyak peluang bagi perusahaan-perusahaan teknologi di Indonesia seperti Prixa untuk meringankan isu-isu tersebut, yang diharapkan dapat mengubah arahan manajemen kesehatan di Indonesia.
Setelah mempelajari sejumlah hal di atas, Prixa, yang merupakan perusahaan teknologi, akhirnya meluncurkan sistem periksa tepat berbasis Artificial Intelligence (AI). Prixa juga berencana untuk menyediakan platform manajemen kesehatan yang terpadu bagi masyarakat Indonesia.
Sebagai pilar pertama platform manajemen kesehatan terpadu, sistem periksa tepat berbasis AI Prixa menata ulang berbagai keahlian dan pengalaman tim dokter dari berbagai disiplin ilmu kedokteran dan menyusun segenap keahlian yang berharga itu menjadi sebuah sistem yang terpadu dan terukur. Prixa juga tengah mengembangkan dua pilar baru yang segera hadir, yakni sistem klaim online terintegrasi dan sistem manajemen risiko.
"Visi Prixa adalah memberikan jaminan ketenangan masa depan bagi Anda dan generasi penerus kita dengan menjadi perusahaan teknologi pertama yang menyediakan platform manajemen kesehatan yang terpadu," ujar CEO Prixa, James Roring, MD usai konferensi pers di Jakarta, kemarin (19/11).
"Sebagai perusahaan Indonesia, kami melihat bagaimana Prixa dapat memberikan dampak secara positif dalam memperbaiki keseluruhan manajemen kesehatan di Indonesia dengan memanfaatkan teknologi kami, dan kami ingin melakukan hal itu dengan cara yang humanis. Kami senang dapat bekerja sama dengan beberapa pemain besar di sektor asuransi, penyedia layanan kesehatan, dan juga perusahaan di bidang konsumen," tuturnya.
Dengan angka populasi sebesar 267 juta jiwa saat ini, sangat disayangkan bahwa Indonesia hanya memiliki rata-rata satu dokter untuk setiap empat ribu populasi. Sementara rekomendasi dari WHO adalah satu dokter untuk setiap seribu populasi.
Di sisi lain, sebagian besar biaya pelayanan kesehatan sebagian besar masih dibayarkan dengan uang tunai, namun penetrasi asuransi kesehatan swasta masih tergolong rendah. Dan terakhir, inovasi industri asuransi Indonesia, merujuk pada publikasi survei yang dilakukan PWC, masih tertinggal jauh dibanding industri lainnya.
Laporan PWC tersebut juga menyatakan pemaparan para eksekutif C-level di bidang asuransi bahwa banyak proses administratif masih tetap dilakukan dengan sangat manual, menyebabkan terjadinya penundaan dan kesalahan. Oleh karena itu, terdapat banyak peluang bagi perusahaan-perusahaan teknologi di Indonesia seperti Prixa untuk meringankan isu-isu tersebut, yang diharapkan dapat mengubah arahan manajemen kesehatan di Indonesia.
Setelah mempelajari sejumlah hal di atas, Prixa, yang merupakan perusahaan teknologi, akhirnya meluncurkan sistem periksa tepat berbasis Artificial Intelligence (AI). Prixa juga berencana untuk menyediakan platform manajemen kesehatan yang terpadu bagi masyarakat Indonesia.
Sebagai pilar pertama platform manajemen kesehatan terpadu, sistem periksa tepat berbasis AI Prixa menata ulang berbagai keahlian dan pengalaman tim dokter dari berbagai disiplin ilmu kedokteran dan menyusun segenap keahlian yang berharga itu menjadi sebuah sistem yang terpadu dan terukur. Prixa juga tengah mengembangkan dua pilar baru yang segera hadir, yakni sistem klaim online terintegrasi dan sistem manajemen risiko.
"Visi Prixa adalah memberikan jaminan ketenangan masa depan bagi Anda dan generasi penerus kita dengan menjadi perusahaan teknologi pertama yang menyediakan platform manajemen kesehatan yang terpadu," ujar CEO Prixa, James Roring, MD usai konferensi pers di Jakarta, kemarin (19/11).
"Sebagai perusahaan Indonesia, kami melihat bagaimana Prixa dapat memberikan dampak secara positif dalam memperbaiki keseluruhan manajemen kesehatan di Indonesia dengan memanfaatkan teknologi kami, dan kami ingin melakukan hal itu dengan cara yang humanis. Kami senang dapat bekerja sama dengan beberapa pemain besar di sektor asuransi, penyedia layanan kesehatan, dan juga perusahaan di bidang konsumen," tuturnya.
(nug)