Dokter Spesialis: Keluarga Punya Peran dalam Mencegah Diabetes
A
A
A
Data terbaru mengungkapkan bahwa sekitar 453 juta orang merupakan penyandang diabetes. Namun 1 dari 2 penyandang diabetes tidak menyadari kondisinya, dan hampir 67% penyandang diabetes tersebut berada di usia produktif (dibawah 60 tahun).
Diabetes merupakan salah satu penyakit kronis yang umum diderita di Indonesia. Indonesia menduduki peringkat ke-7 penyandang diabetes terbanyak di dunia dengan jumlah 10,7juta. Angka ini diperkirakan akan meningkat pada tahun 2045 menjadi 16,6 juta penyandang.
Selain itu, Indonesia juga menduduki peringkat ke-3 penyandang Toleransi Glukosa Terganggu atau Prediabetes terbanyak dengan jumlah 29,1 juta pada tahun 2019, diperkirakan akan meningkat menjadi 35,7 juta pada tahun 2045, yang mengindikasikan semakin tingginya paparan risiko diabetes di Indonesia, khususnya Diabetes Tipe 27.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Konsultan Endokrin Metabolik Diabetes di Perkumpulan Endokronologi Indonesia, Prof. Dr. dr. Sidartawan Soegondo, Sp.PD-KEMD, FACE, mengatakan, Keluarga berperan penting dalam deteksi Cegah diabetes tipe 2 dan Tangani anggota keluarga dengan diabetes.
"Dalam deteksi, peran keluarga adalah mengetahui gejala dan ciri diabetes untuk mempercepat penanganan dan mencegah komplikasi, terutama pada diabetes tipe 1 yang jika tida dideteksi dini dapat menyebabkan disabilitas dan menimbulkan kematian," ujar Prof Sidartawan dalam Konferensi Pers Kampanye Lindungi Keluarga dari Diabetes bersama Merck Sharp Dohme (MSD) Indonesia, di FX Sudirman, Jakarta, Selasa (26/11).
Menurutnya, dalam pencegahan diabetes tipe 2, keluarga berperan dalam memahami faktor risiko dan meningkatkan gaya hidup sehat dalam penanganan diabetes. Keluarga sangat berperan dalam memastikan pengobatan, pemeriksaan kesehatan, gaya hidup sehat dan edukasi akan dijaiapkan terus menerus.
Lebih Ianjut Prof. Sidartawan menuturkan, dalam hal pengobatan pada pasien diabetes tipe 1 maupun tipe 2, penderita diabetes dan anggota keluarga, perlu menyadari betapa pentingnya kepatuhan dalam pengobatan diabetes yang narus dilakukan seumur hidup, terutama untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, dr. Dwi Oktavia Handayani, M.Epid, mengatakan, Data terbaru Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan angka prevalensi nasional diabetes melitus berdasarkan diagnosis dokter pada usia >15 tahun adalah 2%9 dan angka prevalensi di Provinsi DKI Jakarta adalah 3,4%.
Sementara Riskesdas 2018 juga menunjukkan 33,5% masyarakat Indonesia usia > 10 tahun tergolong kurang aktivitas fisik, dengan proporsi penyumbang tertinggi adalah DKI Jakarta sebanyak 47.8%. "Oleh karena itu, Dinas Kesehatan mendukung kampanye #LindungiKeluargadariDiabetes dengan menggerakkan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) yaitu upaya kesehatan berbasis masyarakat untuk mendeteksi secara dini faktor risiko penyakit tidak menular termasuk diabetes," terang dr Dwi.
Adapun pemeriksaan yang dilakukan di Posbindu adalah pemeriksaan tinggi badan, berat badan, Iingkar perut, tekanan darah, dan kadar gula darah. "Kami berharap kampanye ini membantu menemukan penyandang diabetes yang beltlm menyadarijika terkena diabetes dan tentunya memberikan edukasi CERDIK, yaitu Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rok , Rajin aktivitas fisik, Diet seimbang, lstirahat cukup, dan Kelola stres," papar dr Dwi.
Managing Director MSD Indonesia, George Zaki, menambahkan MSD berkomitmen untuk terus mendukung upaya Peningkatan kesadaran terhadap diabetes. "Dengan kampanye #LindungiKeluargadariDiabetes, kami berharap masyarakat semakin menyadari pentingnya peran keluarga dalam hal deteksi, pencegahan' dan penanganan diabetes," imbuh George
Diabetes merupakan salah satu penyakit kronis yang umum diderita di Indonesia. Indonesia menduduki peringkat ke-7 penyandang diabetes terbanyak di dunia dengan jumlah 10,7juta. Angka ini diperkirakan akan meningkat pada tahun 2045 menjadi 16,6 juta penyandang.
Selain itu, Indonesia juga menduduki peringkat ke-3 penyandang Toleransi Glukosa Terganggu atau Prediabetes terbanyak dengan jumlah 29,1 juta pada tahun 2019, diperkirakan akan meningkat menjadi 35,7 juta pada tahun 2045, yang mengindikasikan semakin tingginya paparan risiko diabetes di Indonesia, khususnya Diabetes Tipe 27.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Konsultan Endokrin Metabolik Diabetes di Perkumpulan Endokronologi Indonesia, Prof. Dr. dr. Sidartawan Soegondo, Sp.PD-KEMD, FACE, mengatakan, Keluarga berperan penting dalam deteksi Cegah diabetes tipe 2 dan Tangani anggota keluarga dengan diabetes.
"Dalam deteksi, peran keluarga adalah mengetahui gejala dan ciri diabetes untuk mempercepat penanganan dan mencegah komplikasi, terutama pada diabetes tipe 1 yang jika tida dideteksi dini dapat menyebabkan disabilitas dan menimbulkan kematian," ujar Prof Sidartawan dalam Konferensi Pers Kampanye Lindungi Keluarga dari Diabetes bersama Merck Sharp Dohme (MSD) Indonesia, di FX Sudirman, Jakarta, Selasa (26/11).
Menurutnya, dalam pencegahan diabetes tipe 2, keluarga berperan dalam memahami faktor risiko dan meningkatkan gaya hidup sehat dalam penanganan diabetes. Keluarga sangat berperan dalam memastikan pengobatan, pemeriksaan kesehatan, gaya hidup sehat dan edukasi akan dijaiapkan terus menerus.
Lebih Ianjut Prof. Sidartawan menuturkan, dalam hal pengobatan pada pasien diabetes tipe 1 maupun tipe 2, penderita diabetes dan anggota keluarga, perlu menyadari betapa pentingnya kepatuhan dalam pengobatan diabetes yang narus dilakukan seumur hidup, terutama untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, dr. Dwi Oktavia Handayani, M.Epid, mengatakan, Data terbaru Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan angka prevalensi nasional diabetes melitus berdasarkan diagnosis dokter pada usia >15 tahun adalah 2%9 dan angka prevalensi di Provinsi DKI Jakarta adalah 3,4%.
Sementara Riskesdas 2018 juga menunjukkan 33,5% masyarakat Indonesia usia > 10 tahun tergolong kurang aktivitas fisik, dengan proporsi penyumbang tertinggi adalah DKI Jakarta sebanyak 47.8%. "Oleh karena itu, Dinas Kesehatan mendukung kampanye #LindungiKeluargadariDiabetes dengan menggerakkan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) yaitu upaya kesehatan berbasis masyarakat untuk mendeteksi secara dini faktor risiko penyakit tidak menular termasuk diabetes," terang dr Dwi.
Adapun pemeriksaan yang dilakukan di Posbindu adalah pemeriksaan tinggi badan, berat badan, Iingkar perut, tekanan darah, dan kadar gula darah. "Kami berharap kampanye ini membantu menemukan penyandang diabetes yang beltlm menyadarijika terkena diabetes dan tentunya memberikan edukasi CERDIK, yaitu Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rok , Rajin aktivitas fisik, Diet seimbang, lstirahat cukup, dan Kelola stres," papar dr Dwi.
Managing Director MSD Indonesia, George Zaki, menambahkan MSD berkomitmen untuk terus mendukung upaya Peningkatan kesadaran terhadap diabetes. "Dengan kampanye #LindungiKeluargadariDiabetes, kami berharap masyarakat semakin menyadari pentingnya peran keluarga dalam hal deteksi, pencegahan' dan penanganan diabetes," imbuh George
(don)