Review Film Star Wars: The Rise of Skywalker

Rabu, 18 Desember 2019 - 16:30 WIB
Review Film Star Wars: The Rise of Skywalker
Review Film Star Wars: The Rise of Skywalker
A A A
Trilogi sekuel Star Wars akhirnya menemui babak akhirnya di The Rise of Skywalker. Film ini akan menuntaskan kisah yang dimulai sejak berakhirnya Return of the Jedi. Film ini bakal memberikan konklusi bagi hampir seluruh tokoh orisinilnya, dari Princess Leia, Han Solo hingga Luke Skywalker. Selain itu, nasib Kylo Ren dan Rey juga ditentukan di film pamungkas ini.

Star Wars: The Rise of Skywalker dimulai dengan perjalanan Kylo Ren (Adam Driver) ke Exogal. Dia kemudian bertemu Palpatine (Ian McDiarmid) yang ternyata masih hidup. Di situ, Palpatine menyuruh Kylo membunuh seorang wanita yang tidak dia sebutkan namanya. Namun, Kylo sepertinya sudah tahu siapa wanita itu. Palpatine menjanjikan armada besar dan kekuasaan tak terhingga untuk Kylo asalkan dia bisa membunuh wanita tersebut.

Di tempat lain, Rey (Daisy Ridley) terus melatih dirinya untuk menjadi seorang Jedi di bawah pengawasan Leia Organa (Carrie Fisher). Sementara, Chewbacca (Joonas Suotamo), Poe (Oscar Isaac), Finn (John Boyega), 3-CPO (Anthony Daniels) dan BB-8 yang sedang berpatroli mendapatkan informasi bahwa Kylo pergi ke Exogal dan bertemu Palpatine. Rey pun tahu bahwa dia harus mencari Palpatine dan membunuhnya. Namun, pergi ke Exogal bukanlah perkara mudah. Rey harus mendapatkan sebuah alat pelacak peta yang hanya ada dua di galaksi ini. Salah satunya sudah diambil Kylo dan Rey harus mencari yang lainnya.

Bersama, mereka pun memburu benda itu. Dalam perjalanannya, mereka menemukan sebuah belati dengan tulisan bahasa Sith. Namun, Chewbacca malah ditangkap Stormtropper dan Rey pun harus berhadapan dengan Kylo Ren. Saat berusaha membebaskan Chewbacca, Rey dan Kylo berhadapan. Kylo menawarkan sebuah kolaborasi dengan Rey untuk menghancurkan Palpatine dan berkuasa di galaksi. Tawaran ini ditolak Rey.

Perjalanan untuk menemukan jalan ke Exogal menjadi sebuah perjalanan emosional bagi Rey. Kepingan-kepingan masa lalunya mulai terkuak satu per satu. Suka atau tidak, Rey pada akhirnya harus menerimanya. Dia pun menyerah kepada takdirnya untuk menjadi seorang Jedi.

Di sisi lain, ambisi Kylo untuk berkuasa kian membara. Dia tahu bahwa kekuasaannya akan semakin kuat jika dia bisa menyatukan dirinya dengan Rey. Segala macam cara pun dia lakukan agar Rey mau menerima pinangannya untuk bisa berkuasa bersama. Namun, The Rise of the Skywalker justru menjadi salah satu perjalanan yang paling emosional baginya.

Star Wars: The Rise of Skywalker menyajikan pertempuran seru antara Rey dan Kylo. Pertempuran ini diwarnai rasa amarah yang membuncah Rey dengan ambisi besar yang menguasai Kylo. Keduanya sama-sama kuat dan sama-sama taktis. Namun, siapakah pemenang dari pertempuran itu dan apa implikasinya adalah sesuatu yang harus dinantikan.

Film ini juga menjawab banyak pertanyaan yang tertinggal dari seri-seri awalnya. Closure yang terungkap cukup memuaskan, meski ada satu bagian yang bakal membuat penonton berkata,“Yaah … .” Namun, adegan ini perlu untuk menuntaskan semua misteri dan menutup saga ini dengan baik sehingga tidak perlu ada plot hole yang mencuatkan pertanyaan baru lagi.

Peperangan di antariksa masih menjadi kekuatan visual Star Wars: The Rise of Skywalker. Menyaksikan perang antara TIE, Falcon dan pesawat-pesawat antariksa lain di layar sebesar studio IMAX akan memberikan kepuasan tersendiri saat menonton The Rise of Skywalker ini. Sepanjang 2 jam 22 menit, sutradara JJ Abrams menyisipkan aksi kejar-kejaran antariksa yang menembus galaksi dan aksi mata-mata yang tersembunyi di antara asteroid yang cukup memukau mata.

Adegan perang klimaks di film ini bisa dikatakan cukup masif. Namun, Abrams sepertinya lebih menitikberatkan The Rise of Skywalker pada ceritanya sehingga peperangannya tidak terlalu ditonjolkan. Meski begitu, karena intensnya membangun cerita, ada kalanya, Anda akan merasa bosan di tengah-tengah film ini karena kurangnya aksi seru di sana. Selain itu, Anda juga akan dihibur dengan kehadiran alien baru yang cukup menarik. Makhluk-makhluk ini dihadirkan dengan penuh warna dan ragam bentuk dan bahasanya. Ini juga menjadi salah satu ciri khas film Star Wars.

Sementara, justru pertempuran sengit dengan lightsaber yang dihadirkan beberapa kali oleh Rey dan Kylo di film ini menjadi daya tariknya. Kylo bisa dikatakan lebih dewasa secara emosional dibandingkan dengan Rey saat bertempur. Namun, pada satu titik, Rey menemukan titik lemah emosi Kylo dalam salah satu pertempuran mereka. Dan, ini mengubah arah film ini menjelang akhirnya.

Banyak cameo yang menarik di film ini. Tak perlu saya sebutkan karena akan menjadi spoiler. Namun, salah satu yang terpampang jelas di laman Wikipedia dan lain-lain adalan kehadiran Billy Dee Williams, pemeran asli Lando Calrissian. Billy terakhir kali tampil sebagai Lando—yang merupakan pemilik asli Millennium Falcon dan sahabat Luke, Leia, Chewbacca dan Han Solo—di Return of the Jedi. Cameo-cameo lain bakal membuat para penggemar Star Wars bersorak kegirangan.

Star Wars: The Rise of Skywalker adalah konklusi sempurna bagi cerita trilogi sekuel saga antargalaksi ini dan juga penutup cerita dari perjalanan kisah Skywalker dan teman-temannya. Film ini intens, rapat, dramatis dan cukup emosional.

Star Wars: The Rise of Skywalker sudah bisa disaksikan di bioskop kesayangan Anda mulai hari ini, Rabu (18/12). Selamat menyaksikan!

(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3415 seconds (0.1#10.140)