Pascabanjir, Awas! Penyakit Mengintai

Kamis, 02 Januari 2020 - 09:46 WIB
Pascabanjir, Awas! Penyakit Mengintai
Pascabanjir, Awas! Penyakit Mengintai
A A A
JAKARTA - Meski sudah surut, air bekas banjir yang kotor bakal meninggalkan berbagai macam kuman yang berpotensi menyebarkan penyakit. Setidaknya ada tiga kelompok penyakit yang perlu Anda waspadai pascabanjir ini.

Akademisi sekaligus Praktisi Klinis Prof. Ari Fahrial Syam menyebutkan, beberapa jenis penyakit kerap meningkat kasusnya setelah banjir ataupun musim penghujan. Secara umum, peningkatan kasus penyakit ini didasarkan pada penyebaran tiga kelompok panyakit yaitu melalui makanan dan minuman, penyebaran melalui nyamuk, dan penyebaran melalui tikus.

"Anak-anak merupakan kelompok rentan yang mudah terkena penyakit pascabanjir. Coba saja diidentifikasi pada lingkungan kita, terutama yang masih mempunyai anak-anak, berapa kali mereka mengalami gangguan kesehatan dalam musim penghujan dan banjir saat ini," kata Prof. Ari dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Kamis (2/1).

Penyakit yang ditularkan melalui makanan dan minuman, lanjut Prof. Ari, antara lain infeksi kolera, disentri, rotavirus, dan demam typhus. Pasien dengan infeksi usus bisa datang dengan diare, muntah berak, mules saat BAB, dan BAB berdarah. Diare bahkan pernah menjadi KLB pada banjir Jakarta beberapa tahun lalu.

Adapun penyakit yang ditularkan oleh nyamuk misalnya demam berdarah. Sementara yang penyakit yang ditularkan melalui tikus antara lain leptospirosis yang dibawa melalui kencing dan kotoran tikus dalam genangan banjir. "Apabila kita mengalami luka terbuka pada tangan atau kaki atau mukosa mulut, air yang tercemar dengan kotoran tikus mengandung leptospirosis dan itu akan menular pada kita," ujar Prof. Ari.

Pasien dengan leptospirosis biasanya datang dengan keluhan demam tinggi mendadak, sakit kepala, mual muntah, lemas, nyeri otot terutuma otot betis, mata merah, serta timbul kuning pada mata dan kulit. Anda perlu waspada jika mengalami gejala-gejala tersebut. Selain itu, air kencing akan berubah warnanya seperti air teh. "Sekilas pasien ini akan terlihat seperti pasien dengan infeksi virus hepatitis. Penyakit leptospirosis sangat berbahaya jika dibiarkan berlanjut dengan berbagai komplikasinya antara lain kerusakan ginjal, peradangan pankreas, liver, paru, dan otak," beber Prof. Ari.

Demi mengantisipasi penyakit pascabanjir tersebut, beberapa hal wajib Anda lakukan. Pertama, pastikan bahwa Anda dan keluarga selalu mengonsumsi makanan dan minuman yang higienis. Perhatikan masa kedaluwarsa dari makanan yang dikonsumsi, baik makanan jadi maupun makanan yang dibuat sendiri.

Lalu, lanjut Prof. Ari, usahakan makanan yang dikonsumsi masih dalam keadaan fresh. "Cuci tangan pakai sabun untuk menghindari infeksi usus. Anak-anak harus diajari untuk selalu cuci tangan pakai sabun. Tentu orang dewasa yang memberikan contoh kapan dan bagaimana mencuci tangan dengan baik," saran Prof. Ari.

Kebersihan lingkungan juga harus selalu terjaga dan segera bersihkan lokasi pascabanjir menggunakan antiseptik. Jangan lupa untuk tetap memperhatikan pelindung diri ketika Anda ingin membersihkan kotoran, khususnya lumpur. Pelindung diri meliputi masker, sarung tangan, dan memakai sepatu boot. Hindari pula luka yang dapat berpotensi memasukkan kuman.

"Untuk anak-anak serta orang tua diberikan suplemen yang berisi multivitamin dan mineral. Terutama kalau terjadi keterbatasan makanan dan minuman dengan zat gizi yang lengkap," sebut Prof. Ari.

Yang tak kalah penting, stok beberapa obat sederhana di rumah. Sebut saja obat penurun panas, obat antidiare, obat sakit kepala, dan oralit. Selain itu, anak-anak juga harus dicegah bermain-main di air banjir. Sebab, di samping untuk mewaspadai potensi gangguan kesehatan, dikhawatirkan mereka akan terbawa arus atau tenggelam lantaran derasnya air banjir.
(tsa)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6704 seconds (0.1#10.140)