Masyarakat Urban, Awas! Jangan Abaikan Kesehatan Pencernaan
A
A
A
JAKARTA - Sistem pencernaan yang sehat bisa membuat seseorang memiliki umur yang lebih panjang. Hal tersebut telah dibuktikan melalui penelitian, yang kesimpulannya menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara kesehatan pada sistem pencernaan dengan kesehatan jantung, sistem kekebalan tubuh, kesehatan mental, gangguan endokrin, dan kanker usus besar.
Sayang, masyarakat urban cenderung mengabaikan pentingnya menjaga kesehatan pencernaan. Gangguan pencernaan seperti sembelit, sindrom iritasi usus, divertikulitis, dan kolitis ulseratif sangat umum di kalangan orang-orang di negara Barat karena diet yang tidak sehat. Dan, sekarang orang-orang di Asia mulai menghadapi masalah kesehatan ini.
Di Indonesia diare, gastritis, maag, sembelit, dan usus buntu adalah penyakit pencernaan yang umum ditemui. Jika tidak diobati dengan baik, penyakit-penyakit tersebut dapat berakibat serius hingga menyebabkan kanker usus besar. Menurut data Globocan tahun 2018, terdapat 348,809 kasus kanker baru di Indonesia, dengan kanker usus besar menjadi yang paling umum ketiga setelah kanker payudara dan kanker paru-paru.
Alex Teo, Director Research Development and Scientific Affairs Asia Pacific Herbalife Nutrition, melalui keterangan tertulisnya menyebutkan, penyakit pencernaan mulai muncul di Asia karena banyak orang mengadopsi cara diet yang tidak sehat dan gaya hidup yang tidak aktif.
"Selain itu, terdapat hubungan yang kuat antara otak kita dan saluran pencernaan. Faktor stres yang banyak dialami oleh orang yang tinggal di kota juga dapat memicu respons negatif pencernaan yang mengarah pada kesehatan pencernaan. Karena itu, menjalani hidup sehat secara fisik dan emosional sangatlah penting bagi siapapun," kata Alex melalui rilis yang diterima SINDOnews, kemarin.
Alex membagikan beberapa tips untuk menjaga kesehatan pencernaan bagi masyarakat urban modern. Pertama, makan makanan yang kaya nutrisi dan tinggi serat tetapi rendah lemak dan gula. "Makanan bergizi yang seimbang adalah kunci untuk mempertahankan keberagaman dan komposisi bakteri baik dalam usus kita," katanya.
Lalu, lakukan olahraga teratur. Aktif bergerak juga turut membantu meningkatkan kesehatan. Sebab, saat otot-otot kontraksi dan bernapas selama dalam latihan dapat menstimulasi kontraksi alami otot usus yang membantu melancarkan pencernaan makanan melalui sistem dalam tubuh. Olahraga juga dapat mengurangi stres, sehingga akan mengurangi gangguan pencernaan yang sering kali diakibatkan dari emosi yang negatif.
Tips yang ketiga, kata Alex, hindari konsumsi antibiotik secara berlebihan. Pasalnya, kebiasaan mengonsumsi antibiotik dapat mengubah keberagaman dan komposisi bakteri usus yang baik. Antibiotik seharusnya hanya dipakai dalam pengawasan dokter.
Kemudian, pertimbangkan untuk mengonsumsi makanan dan suplemen yang baik bagi usus. "Anda juga dapat mengonsumsi probiotik harian secara natural dari makanan seperti susu, yogurt, keju fermentasi, tempe, dan kimchi. Protein berkualitas tinggi seperti salmon, trout, daging ayam (tanpa kulit), sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian juga membantu. Jika diperlukan, suplemen probiotik seperti protein shakes boleh dikonsumsi, khususnya kalau kita sedang bepergian," beber Alex.
Tips terakhr yang tidak kalah penting, hindari gaya hidup yang bisa memicu stres. Emosi, lanjut Alex, dapat memicu pergerakan pencernaan. "Karena itulah kenapa kita suka merasa mual sebelum memberikan pidato atau sakit perut saat stres. Faktor psikososial memengaruhi secara aktual gejala dan gangguan secara fisiologis. Contohnya, stres atau depresi dapat menyebabkan pergerakan dan kontraksi saluran pencernaan, membuat peradangan memburuk, atau bahkan membuat kita menjadi lebih rentan terhadap infeksi," pungkas Alex.
Sayang, masyarakat urban cenderung mengabaikan pentingnya menjaga kesehatan pencernaan. Gangguan pencernaan seperti sembelit, sindrom iritasi usus, divertikulitis, dan kolitis ulseratif sangat umum di kalangan orang-orang di negara Barat karena diet yang tidak sehat. Dan, sekarang orang-orang di Asia mulai menghadapi masalah kesehatan ini.
Di Indonesia diare, gastritis, maag, sembelit, dan usus buntu adalah penyakit pencernaan yang umum ditemui. Jika tidak diobati dengan baik, penyakit-penyakit tersebut dapat berakibat serius hingga menyebabkan kanker usus besar. Menurut data Globocan tahun 2018, terdapat 348,809 kasus kanker baru di Indonesia, dengan kanker usus besar menjadi yang paling umum ketiga setelah kanker payudara dan kanker paru-paru.
Alex Teo, Director Research Development and Scientific Affairs Asia Pacific Herbalife Nutrition, melalui keterangan tertulisnya menyebutkan, penyakit pencernaan mulai muncul di Asia karena banyak orang mengadopsi cara diet yang tidak sehat dan gaya hidup yang tidak aktif.
"Selain itu, terdapat hubungan yang kuat antara otak kita dan saluran pencernaan. Faktor stres yang banyak dialami oleh orang yang tinggal di kota juga dapat memicu respons negatif pencernaan yang mengarah pada kesehatan pencernaan. Karena itu, menjalani hidup sehat secara fisik dan emosional sangatlah penting bagi siapapun," kata Alex melalui rilis yang diterima SINDOnews, kemarin.
Alex membagikan beberapa tips untuk menjaga kesehatan pencernaan bagi masyarakat urban modern. Pertama, makan makanan yang kaya nutrisi dan tinggi serat tetapi rendah lemak dan gula. "Makanan bergizi yang seimbang adalah kunci untuk mempertahankan keberagaman dan komposisi bakteri baik dalam usus kita," katanya.
Lalu, lakukan olahraga teratur. Aktif bergerak juga turut membantu meningkatkan kesehatan. Sebab, saat otot-otot kontraksi dan bernapas selama dalam latihan dapat menstimulasi kontraksi alami otot usus yang membantu melancarkan pencernaan makanan melalui sistem dalam tubuh. Olahraga juga dapat mengurangi stres, sehingga akan mengurangi gangguan pencernaan yang sering kali diakibatkan dari emosi yang negatif.
Tips yang ketiga, kata Alex, hindari konsumsi antibiotik secara berlebihan. Pasalnya, kebiasaan mengonsumsi antibiotik dapat mengubah keberagaman dan komposisi bakteri usus yang baik. Antibiotik seharusnya hanya dipakai dalam pengawasan dokter.
Kemudian, pertimbangkan untuk mengonsumsi makanan dan suplemen yang baik bagi usus. "Anda juga dapat mengonsumsi probiotik harian secara natural dari makanan seperti susu, yogurt, keju fermentasi, tempe, dan kimchi. Protein berkualitas tinggi seperti salmon, trout, daging ayam (tanpa kulit), sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian juga membantu. Jika diperlukan, suplemen probiotik seperti protein shakes boleh dikonsumsi, khususnya kalau kita sedang bepergian," beber Alex.
Tips terakhr yang tidak kalah penting, hindari gaya hidup yang bisa memicu stres. Emosi, lanjut Alex, dapat memicu pergerakan pencernaan. "Karena itulah kenapa kita suka merasa mual sebelum memberikan pidato atau sakit perut saat stres. Faktor psikososial memengaruhi secara aktual gejala dan gangguan secara fisiologis. Contohnya, stres atau depresi dapat menyebabkan pergerakan dan kontraksi saluran pencernaan, membuat peradangan memburuk, atau bahkan membuat kita menjadi lebih rentan terhadap infeksi," pungkas Alex.
(tsa)