Korban Perkosaan Reynhard Sinaga Bisa Alami Trauma Serius
A
A
A
JAKARTA - Korban perkosaan Reynhard Sinaga bisa mengalami trauma. Hal itu diungkap Nana Gerhana, M.Psi selaku psikolog mengatakan, baik pria atau wanita akan mengalami dampak yang serius. Secara keseluruhan dampak dari perkosaan tidak berbeda signifikan, terutama bagi kesehatan psikologis korban.
Menurut Nana, korban perkosaan akan merasakan kemarahan, traumatis, depresi dan emosi negatif lainnya yang menyertai. Hal ini akan menjadi semakin serius jika tidak segera diatasi.
"Hal ini akan menjadi serius jika perasaan negatif korban tidak teratasi dan korban tidak mampu mengakuisisi kejadian yang menimpa dirinya. Keseluruhan korban merupakan laki-laki, dampak pada laki-laki dan wanita yang menjadi korban pemerkosaan tidak berbeda signifikan," jelas Nana saat dihubungi SINDOnews, Selasa (7/1/2020).
Dampak dari perkosaan juga bisa lebih serius dari hal tersebut. Hal ini tergantung bagaimana korban mempersepsikan kejadian perkosaan yang dialaminya. "Umumnya mereka akan merasakan marah dan jijik ketika teringat kejadian tersebut, berlanjut akan menyebabkan traumatis bahkan depresi," ujarnya.
Sementara, menurut psikolog klinis dan forensic, Kasandra Putranto mengungkapkan bahwa efek dari perkosaan bisa mengganggu kehidupan sosial korban, mulai gangguan sosial hingga yang terparah bunuh diri.
"Karena korbannya kebanyakan heteroseksual, tentu mengalami trauma ganda, selain kekerasan seksualnya juga karena pengalaman homoseksualnya. Trauma bisa sangat beragam. Mulai dari sucidal, gangguan emosi, gangguan interaksi dan hubungan," ungkap Kasandra.
Reynhard Sinaga terbukti bersalah dalam 159 kasus pemerkosaan dan serangan seksual terhadap 48 korban pria di Inggris. Terkait kejahatan yang dilakukannya ini, pria asal Indonesia tersebut dijatuhi hukuman seumur hidup oleh Pengadilan Manchester, Inggris.
Kepolisian Manchester memiliki bukti 195 video kekerasan seksual yang dilakukan oleh pria lulusan arsitektur Universitas Indonesia (UI) itu, di mana sejumlah korban diperkosa secara berkali-kali. Reynhard diketahui memperkosa korbannya setelah memberi minuman yang dicampur dengan obat penenang berjenis GHB atau gamma-hydroxybutyrate.
Menurut Nana, korban perkosaan akan merasakan kemarahan, traumatis, depresi dan emosi negatif lainnya yang menyertai. Hal ini akan menjadi semakin serius jika tidak segera diatasi.
"Hal ini akan menjadi serius jika perasaan negatif korban tidak teratasi dan korban tidak mampu mengakuisisi kejadian yang menimpa dirinya. Keseluruhan korban merupakan laki-laki, dampak pada laki-laki dan wanita yang menjadi korban pemerkosaan tidak berbeda signifikan," jelas Nana saat dihubungi SINDOnews, Selasa (7/1/2020).
Dampak dari perkosaan juga bisa lebih serius dari hal tersebut. Hal ini tergantung bagaimana korban mempersepsikan kejadian perkosaan yang dialaminya. "Umumnya mereka akan merasakan marah dan jijik ketika teringat kejadian tersebut, berlanjut akan menyebabkan traumatis bahkan depresi," ujarnya.
Sementara, menurut psikolog klinis dan forensic, Kasandra Putranto mengungkapkan bahwa efek dari perkosaan bisa mengganggu kehidupan sosial korban, mulai gangguan sosial hingga yang terparah bunuh diri.
"Karena korbannya kebanyakan heteroseksual, tentu mengalami trauma ganda, selain kekerasan seksualnya juga karena pengalaman homoseksualnya. Trauma bisa sangat beragam. Mulai dari sucidal, gangguan emosi, gangguan interaksi dan hubungan," ungkap Kasandra.
Reynhard Sinaga terbukti bersalah dalam 159 kasus pemerkosaan dan serangan seksual terhadap 48 korban pria di Inggris. Terkait kejahatan yang dilakukannya ini, pria asal Indonesia tersebut dijatuhi hukuman seumur hidup oleh Pengadilan Manchester, Inggris.
Kepolisian Manchester memiliki bukti 195 video kekerasan seksual yang dilakukan oleh pria lulusan arsitektur Universitas Indonesia (UI) itu, di mana sejumlah korban diperkosa secara berkali-kali. Reynhard diketahui memperkosa korbannya setelah memberi minuman yang dicampur dengan obat penenang berjenis GHB atau gamma-hydroxybutyrate.
(tdy)