Mengenal Bell's Palsy yang Menyerang Pebulu Tangkis Malaysia
A
A
A
Dunia bulu tangkis Malaysia sempat dikejutkan dengan testimoni pemain ganda campuran Chan Peng Soon yang mengalami Bell’s Palsy. Dia sempat menyatakan akan istirahat enam atau delapan bulan untuk menyembuhkan penyakit tersebut.
Apa itu Bell’s Palsy? Dari sisi medis, Bell’s Palsy merupakan kelumpuhan pada otot wajah yang menyebabkan salah satu sisi wajah tampak melorot. Kondisi tidak nyaman itu bisa muncul secara tiba-tiba, namun sifatnya tidak permanen.
Orang awam menganggap Bell’s palsy sama dengan stroke karena gejalanya serupa, yaitu kelumpuhan. Padahal, kedua penyakit tersebut sebenarnya berbeda. Gejala Bell’s palsy hanya terbatas pada otot wajah dan sebagian besar penderita dapat pulih sepenuhnya dalam waktu 6 bulan.
Gejala Bell’s Palsy
Gejala Bell’s Palsy adalah kelumpuhan pada salah satu sisi wajah. Kelumpuhan tersebut ditunjukkan dengan perubahan bentuk wajah sehingga penderita sulit tersenyum dengan simetris atau menutup mata di sisi yang lumpuh. Selain kelumpuhan pada satu sisi wajah, gejala yang juga dapat muncul antara lain adalah mata berair dan ngeces.
Penyebab Bell’s Palsy
Penderita Bell’s palsy akan mengalami peradangan pada saraf wajah, sehingga otot wajah menjadi lemah dan bentuk wajah menjadi berbeda. Kondisi ini diduga terkait dengan infeksi virus atau beberapa penyakit, seperti infeksi telinga bagian tengah dan penyakit diabetes.
Dikutip dari alodokter, Bell’s palsy dapat dialami oleh siapapun, namun lebih sering terjadi pada orang-orang berusia 15 hingga 60 tahun.
Diagnosis Bell’s Palsy
Diagnosis dilakukan dokter dengan melakukan pemeriksan gerakan wajah penderita. Di samping pemeriksaan fisik, serangkaian pemeriksaan lanjutan akan dilakukan, seperti tes darah, elektromiografi, serta pemindaian dengan CT scan dan MRI untuk mengetahui penyebab kelumpuhan otot wajah.
Terapi Bell’s Palsy
Terapi Bell’s palsy bertujuan untuk mempercepat penyembuhan dan mencegah timbulnya komplikasi. Terapi tersebut dilakukan dengan caramengonsumsi obat-obatan dari dokter dan fisioterapi.
Apa itu Bell’s Palsy? Dari sisi medis, Bell’s Palsy merupakan kelumpuhan pada otot wajah yang menyebabkan salah satu sisi wajah tampak melorot. Kondisi tidak nyaman itu bisa muncul secara tiba-tiba, namun sifatnya tidak permanen.
Orang awam menganggap Bell’s palsy sama dengan stroke karena gejalanya serupa, yaitu kelumpuhan. Padahal, kedua penyakit tersebut sebenarnya berbeda. Gejala Bell’s palsy hanya terbatas pada otot wajah dan sebagian besar penderita dapat pulih sepenuhnya dalam waktu 6 bulan.
Gejala Bell’s Palsy
Gejala Bell’s Palsy adalah kelumpuhan pada salah satu sisi wajah. Kelumpuhan tersebut ditunjukkan dengan perubahan bentuk wajah sehingga penderita sulit tersenyum dengan simetris atau menutup mata di sisi yang lumpuh. Selain kelumpuhan pada satu sisi wajah, gejala yang juga dapat muncul antara lain adalah mata berair dan ngeces.
Penyebab Bell’s Palsy
Penderita Bell’s palsy akan mengalami peradangan pada saraf wajah, sehingga otot wajah menjadi lemah dan bentuk wajah menjadi berbeda. Kondisi ini diduga terkait dengan infeksi virus atau beberapa penyakit, seperti infeksi telinga bagian tengah dan penyakit diabetes.
Dikutip dari alodokter, Bell’s palsy dapat dialami oleh siapapun, namun lebih sering terjadi pada orang-orang berusia 15 hingga 60 tahun.
Diagnosis Bell’s Palsy
Diagnosis dilakukan dokter dengan melakukan pemeriksan gerakan wajah penderita. Di samping pemeriksaan fisik, serangkaian pemeriksaan lanjutan akan dilakukan, seperti tes darah, elektromiografi, serta pemindaian dengan CT scan dan MRI untuk mengetahui penyebab kelumpuhan otot wajah.
Terapi Bell’s Palsy
Terapi Bell’s palsy bertujuan untuk mempercepat penyembuhan dan mencegah timbulnya komplikasi. Terapi tersebut dilakukan dengan caramengonsumsi obat-obatan dari dokter dan fisioterapi.
(aww)