Mengenal Virus Korona dan Pencegahannya
A
A
A
JAKARTA - Corona virus atau virus korona menyebabkan gejala penyakit, seperti pneumonia di Wuhan, China telah memicu kehawatiran bagi masyarakat luas. Apalagi, belum ada vaksin yang dipecaya mampu mencegah virus ini.
WHO mengatakan bahwa wabah di Wuhan disebabkan oleh jenis virus korona yang sebelumnya tidak diketahui, yang merupakan bagian dari flu biasa hingga penyakit yang lebih serius, seperti SARS.Sementara, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr. Anung Sugihantono, M.Kes mengatakan vaksin pneumonia yang ada tidak cocok dengan virus yang sedang mewabah tersebut sehingga belum ada vaksin yang bisa melindungi seseorang dari virus korona.
"Ya sebenarnya ini harus disampaikan bahwa vaksin yang ada adalah vaksin yang belum bisa memproteksi terhadap kuman yang saat ini dari pneumonia Wuhan karena vaksin yang beredar hanya memproteksi kuman tertetnu tidak jenis lain," jelas dr. Anung.
"Dia hanya memproteksi yang sesuai dalam kemasan obatnya. Misal untuk pneumokokus ya hanya untuk itu saja, tidak untuk yang lain. Satu jenis vaksin pneumokokus itu tidak bisa memproteksi semua jenis pnemokokus karena pneumokokus banyak," lanjutnya.
Meski belum ada vaksi yang mampu melindungi, namun Kementerian Kesehatan menyarankan masyarakat untuk tidak panik. Pasalnya, virus yang telah menyebabkan korban meninggal dunia ini bisa dihindari dengan mengurangi risiko, seperti menghindari orang yang sakit.
"Jadi itu supaya dipahami masyarakat, yang terpenting masyarakat paham, bahwa jangan termakan juga oleh hoax yang harus vaksin, harus vaksin karena itu tidak memroteksi Wuhan," tandasnya.
Namun, pencegahannya bisa dilakukan bisa dengan sering mencuci tangan dengan sabun, hindari menyentuh mata, hidung, atau mulut dengan tangan. Selain itu, hindari kontak dekat dengan yang sudah terinfeksi virus.
WHO mengatakan bahwa wabah di Wuhan disebabkan oleh jenis virus korona yang sebelumnya tidak diketahui, yang merupakan bagian dari flu biasa hingga penyakit yang lebih serius, seperti SARS.Sementara, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr. Anung Sugihantono, M.Kes mengatakan vaksin pneumonia yang ada tidak cocok dengan virus yang sedang mewabah tersebut sehingga belum ada vaksin yang bisa melindungi seseorang dari virus korona.
"Ya sebenarnya ini harus disampaikan bahwa vaksin yang ada adalah vaksin yang belum bisa memproteksi terhadap kuman yang saat ini dari pneumonia Wuhan karena vaksin yang beredar hanya memproteksi kuman tertetnu tidak jenis lain," jelas dr. Anung.
"Dia hanya memproteksi yang sesuai dalam kemasan obatnya. Misal untuk pneumokokus ya hanya untuk itu saja, tidak untuk yang lain. Satu jenis vaksin pneumokokus itu tidak bisa memproteksi semua jenis pnemokokus karena pneumokokus banyak," lanjutnya.
Meski belum ada vaksi yang mampu melindungi, namun Kementerian Kesehatan menyarankan masyarakat untuk tidak panik. Pasalnya, virus yang telah menyebabkan korban meninggal dunia ini bisa dihindari dengan mengurangi risiko, seperti menghindari orang yang sakit.
"Jadi itu supaya dipahami masyarakat, yang terpenting masyarakat paham, bahwa jangan termakan juga oleh hoax yang harus vaksin, harus vaksin karena itu tidak memroteksi Wuhan," tandasnya.
Namun, pencegahannya bisa dilakukan bisa dengan sering mencuci tangan dengan sabun, hindari menyentuh mata, hidung, atau mulut dengan tangan. Selain itu, hindari kontak dekat dengan yang sudah terinfeksi virus.
(tdy)