Debut Mengecewakan, Warner Bros. Ganti Judul Film Birds of Prey
A
A
A
Review yang bagus dari para kritikus tidak menjamin kesuksesan sebuah film di box office. Hal ini pulalah yang terjadi pada film Birds of Prey. Film yang diangkat dari komik DC itu mendapatkan rating 80% di Rotten Tomatoes dan dipuji banyak kritikus. Namun, di box office, film itu hanya meraup USD33,2 juta, jauh di bawah perkiraan yang mencapai USD50 juta, pada akhir pekan debutnya.
Menurut sejumlah pengamat, jebloknya debut Birds of Prey di box office itu disebabkan tak lain dan tak bukan adalah judulnya. Film ini sebenarnya punya judul asli Birds of Prey (and the Fantabulous Emancipation of One Harley Quinn). Namun, selama 1 jam 40 menit, penonton akan disuguhi cerita tentang Harley Quinn hingga Birds of Prey diperkenalkan di sekitar seperempat bagian sebelum akhir.
Nama Harley Quinn tentu lebih dikenal orang ketimbang Birds of Prey. Dan, film ini sebenarnya adalah lebih tentang Harley Quinn bukan Birds of Prey. Lantas mengapa Warner Bros. tidak memberikan judul Harley Quinn di film itu untuk lebih menarik penonton?
“Kesalahan pertama tidak berfokus pada dia (Harley Quinn). Dia punya IP (Intellectual Property), jadi Warner Bros. yang tidak memberikan judul Harley Quinn itu adalah kesalahan besar,” ujar analis box office Jeff Bock dari Exhibitor Relation yang dikutip Movie Web.
Warner Bros. sepertinya menyadari kesalahan itu. Demi memperbaiki penampilan film itu di box office, studio itu pun memutuskan untuk mengganti judul film itu secara resmi. Judul baru, yang telah mulai dipajang di sejumlah situs bioskop seperti AMC dan Regal, itu adalah Harley Quinn: Birds of Prey.
Judul baru Birds of Prey pada tahap ini langka terjadi, tapi dulu pernah terjadi. Salah satunya adalah film sci-fi/action Edge of Tomorrow yang dibintangi Tom Cruise. Film itu diganti judulnya menjadi Live Die Repeat setelah dirilis. Pada kasus ini, judulnya diperluas menjadi Live Die Repeat: Edge of Tomorrow. Perubahan ini dilakukan dengan harapan bisa mengomunikasikan cerita film itu dengan lebih baik. Ini mungkin alasan yang sama mengapa judul Birds of Prey diganti.
Secara umum, orang mungkin tidak kenal Birds of Prey. Namun, Harley Quinn adalah tokoh utama di film tersebut. Kini, dengan judul baru, jadi jelas bahwa Harley Quinn adalah fokus di film tersebut. Judul baru itu juga menunjukkan bahwa Warner Bros. yakin kalau judul itu bertanggung jawab atas buruknya box office mereka. Namun, benar atau tidaknya keputusan tersebut masih harus dilihat.
Birds of Prey memang tidak pernah diproyeksikan untuk sukses besar. Namun, hasil debut film itu adalah pembukaan terendah yang pernah dicapai film DC sejak Jonah Hex pada 2010 yang hanya meraup USD5,3 juta. Melihat Margot Robbie kembali sebagai Harley Quinn setelah diperkenalkan di Suicide Squad pada 2016 seharusnya mampu membawa lebih banyak penggemar ke gedung bioskop.
Birds of Prey dikabarkan menelan biaya sebesar USD82 juta. Meskipun ada laporan kalau angkanya bisa jadi lebih tinggi karena CGI yang dipakai. Ada laporan jika biaya sebenarnya pembuatan film itu mencapai USD100 juta, yang artinya, film itu harus bisa meraup USD100 juta secara domestik dan USD300 juta secara global untuk mencapai keuntungan. Namun, ini sepertinya sulit. Wabah coronavirus yang kini disebut sebagai Covid-19 itu mencederai box office di China. Di Negeri Panda, banyak bioskop memilih tutup untuk mencegah meluasnya penularan virus tersebut. Banyak film lokal yang batal tayang dan film produksi Hollywood pun ada yang tertunda penayanganya atau tidak bisa tayang sama sekali.
Faktor lain yang membuat penampilan Birds of Prey buruk di box office adalah rating penontonnya, yaitu rating 17 tahun ke atas alias Dewasa. Film ini penuh kata makian dan kekerasan yang cukup membuat Quentin Tarantino bangga. Namun, Suicide Squad dibuat untuk rating PG-13 alias remaja dan sukses di box office meski mendapatkan kritikan dan cacian dari kritikus.
Apa yang akan terjadi pada Birds of Prey di box office harus dilihat pada persaingan akhir pekan ini. Sonic the Hedgehog akan mulai tayang dan bisa mengancam pendapatan film keluaran DC tersebut.
Menurut sejumlah pengamat, jebloknya debut Birds of Prey di box office itu disebabkan tak lain dan tak bukan adalah judulnya. Film ini sebenarnya punya judul asli Birds of Prey (and the Fantabulous Emancipation of One Harley Quinn). Namun, selama 1 jam 40 menit, penonton akan disuguhi cerita tentang Harley Quinn hingga Birds of Prey diperkenalkan di sekitar seperempat bagian sebelum akhir.
Nama Harley Quinn tentu lebih dikenal orang ketimbang Birds of Prey. Dan, film ini sebenarnya adalah lebih tentang Harley Quinn bukan Birds of Prey. Lantas mengapa Warner Bros. tidak memberikan judul Harley Quinn di film itu untuk lebih menarik penonton?
“Kesalahan pertama tidak berfokus pada dia (Harley Quinn). Dia punya IP (Intellectual Property), jadi Warner Bros. yang tidak memberikan judul Harley Quinn itu adalah kesalahan besar,” ujar analis box office Jeff Bock dari Exhibitor Relation yang dikutip Movie Web.
Warner Bros. sepertinya menyadari kesalahan itu. Demi memperbaiki penampilan film itu di box office, studio itu pun memutuskan untuk mengganti judul film itu secara resmi. Judul baru, yang telah mulai dipajang di sejumlah situs bioskop seperti AMC dan Regal, itu adalah Harley Quinn: Birds of Prey.
Judul baru Birds of Prey pada tahap ini langka terjadi, tapi dulu pernah terjadi. Salah satunya adalah film sci-fi/action Edge of Tomorrow yang dibintangi Tom Cruise. Film itu diganti judulnya menjadi Live Die Repeat setelah dirilis. Pada kasus ini, judulnya diperluas menjadi Live Die Repeat: Edge of Tomorrow. Perubahan ini dilakukan dengan harapan bisa mengomunikasikan cerita film itu dengan lebih baik. Ini mungkin alasan yang sama mengapa judul Birds of Prey diganti.
Secara umum, orang mungkin tidak kenal Birds of Prey. Namun, Harley Quinn adalah tokoh utama di film tersebut. Kini, dengan judul baru, jadi jelas bahwa Harley Quinn adalah fokus di film tersebut. Judul baru itu juga menunjukkan bahwa Warner Bros. yakin kalau judul itu bertanggung jawab atas buruknya box office mereka. Namun, benar atau tidaknya keputusan tersebut masih harus dilihat.
Birds of Prey memang tidak pernah diproyeksikan untuk sukses besar. Namun, hasil debut film itu adalah pembukaan terendah yang pernah dicapai film DC sejak Jonah Hex pada 2010 yang hanya meraup USD5,3 juta. Melihat Margot Robbie kembali sebagai Harley Quinn setelah diperkenalkan di Suicide Squad pada 2016 seharusnya mampu membawa lebih banyak penggemar ke gedung bioskop.
Birds of Prey dikabarkan menelan biaya sebesar USD82 juta. Meskipun ada laporan kalau angkanya bisa jadi lebih tinggi karena CGI yang dipakai. Ada laporan jika biaya sebenarnya pembuatan film itu mencapai USD100 juta, yang artinya, film itu harus bisa meraup USD100 juta secara domestik dan USD300 juta secara global untuk mencapai keuntungan. Namun, ini sepertinya sulit. Wabah coronavirus yang kini disebut sebagai Covid-19 itu mencederai box office di China. Di Negeri Panda, banyak bioskop memilih tutup untuk mencegah meluasnya penularan virus tersebut. Banyak film lokal yang batal tayang dan film produksi Hollywood pun ada yang tertunda penayanganya atau tidak bisa tayang sama sekali.
Faktor lain yang membuat penampilan Birds of Prey buruk di box office adalah rating penontonnya, yaitu rating 17 tahun ke atas alias Dewasa. Film ini penuh kata makian dan kekerasan yang cukup membuat Quentin Tarantino bangga. Namun, Suicide Squad dibuat untuk rating PG-13 alias remaja dan sukses di box office meski mendapatkan kritikan dan cacian dari kritikus.
Apa yang akan terjadi pada Birds of Prey di box office harus dilihat pada persaingan akhir pekan ini. Sonic the Hedgehog akan mulai tayang dan bisa mengancam pendapatan film keluaran DC tersebut.
(alv)