Ahli: Banyak yang Salah Kaprah Gunakan Masker

Kamis, 13 Februari 2020 - 21:28 WIB
Ahli: Banyak yang Salah Kaprah Gunakan Masker
Ahli: Banyak yang Salah Kaprah Gunakan Masker
A A A
JAKARTA - Memakai masker selalu dianjurkan para ahli kesehatan untuk menghindarkan kita dari penularan virus, terlebih sejak wabah COVID-19 merebak. Namun, ternyata banyak orang belum terlalu mengerti "tata cara" penggunaan masker yang benar dan bahkan cenderung salah kaprah.

Hal itu menjadi keprihatinan akademisi sekaligus praktisi klinis Ari F Syam.

Menurut Ari, saat ini banyak orang menggunakan masker di tempat-tempat umum, semisal bandara, tapi salah dalam pengaplikasiannya. Ia bahkan menilai bahwa beberapa di antara pemakai masker yang pernah diamatinya di salah satu bandara belum lama ini, salah kaprah dalam menggunakan masker.

"Menggunakan masker dengan benar adalah harus menutupi mulut dan lubang hidung. Kawat masker di hidung juga mesti tertutup dengan baik. Sementara yang salah antara lain menggunakan masker di dagu, ada yang di leher, atau masker terpasang secara longgar," kata Ari melalui keterangan tertulis.

Ari memaparkan, membiarkan masker terpasang di dagu lalu dipakai lagi, justru bisa menjadikan benda tersebut sumber penularan virus. Sebab bagian masker yang terpakai sudah terlepas, dan bagian yang menjadi tempat untuk mencegah masuknya kuman ada di posisi yang mudah terhirup melalui hidung.

"Saya rasa hal ini harus menjadi perhatian. Kalau tidak mau lagi menggunakan masker, sebaiknya dilepas dan dibuang," tandas Ari.

Ada satu hal lagi yang menarik dari pengamatan Ari. Yakni penggunaan masker N95 di area publik.

Memang, kata Ari, masker N95 lebih efektif untuk mencegah tertular virus karena daya proteksi 95% dari partikel yang sangat kecil. Tapi, masker ini lebih tepat digunakan di ruang tertutup di mana kita memang berada pada keadaan akan kontak dengan orang yang sudah positif terinfeksi virus atau tuberkulosis.

Selain itu penggunaannya untuk waktu yang pendek. Alih-alih memproteksi, orang yang menggunakan masker N95 malah akan kekurangan oksigen. Apalagi orang tersebut sedang berada di bandara dan butuh aktivitas berjalan atau bahkan setengah berlari untuk check-in dan boarding dengan lokasi gate agak jauh.

"Salah-salah mereka yang menggunakan masker N95 akan kekurangan oksigen atau hipoksia. Kondisi hipoksia dapat menyebabkan serangan jantung, stroke, atau kolaps/pingsan. Apalagi kalau orang tersebut sudah mempunyai permasalahan dengan paru," jelas Ari.

Sementara itu, pakar kesehatan China menyatakan bahwa pada beberapa keadaan, virus COVID-19 ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui udara. Sampai saat ini yang masih dianut adalah melalui droplet atau percikan cairan yang dikeluarkan saat bicara keras, batuk, maupun bersin.

Ari menyarankan, agar tak terinfeksi oleh virus COVID-19, cucilah tangan pakai sabun secara rutin atau gunakan hand sanitizer. Dua hal itu lebih efektif untuk mencegah penyakit infeksi usus dan infeksi saluran pernapasan atas. Lalu, gunakan masker secara tepat kalau memang kita sedang batuk atau pilek agar tidak menular kepada orang di sekitar. Hindari pula kerumunan orang yang ketika diamati banyak yang sedang batuk dan bersin.

Dari semua hal tadi, lanjut Ari, daya tahan tubuh tetap menjadi yang paling penting. Makan teratur, istirahat cukup, serta banyaklah mengonsumsi sayur dan buah.
(tsa)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4478 seconds (0.1#10.140)