Band Jave Gaungkan Eksploratif Pop lewat Lagu Fantasi

Senin, 09 Maret 2020 - 16:03 WIB
Band Jave Gaungkan Eksploratif Pop lewat Lagu Fantasi
Band Jave Gaungkan Eksploratif Pop lewat Lagu Fantasi
A A A
JAKARTA - Pop menjadi genre musik yang disukai pecinta musik. Namun, band Jave memberi sajian berbeda saat memperkenalkan lagu Fantasi. Tembang itu dibalut dalam nuansa eksploratif pop.

Lagu berdurasi 3:18 menit ini mengajak pendengar seolah menjelajahi sebuah wahana bernuansa carnival, dipadukan dengan aransemen brass band yang menjadikan lagu ini mempunyai dua mood yang berbeda, gelap dan terang di waktu yang bersamaan.

Fantasi terbagi menjadi beberapa fase, di verse pertama, para personelnya, Kevin (Vocal), Reza (Keyboard), Adijon (Bass), dan Ryan (Drums) mengajak pecinta musik bertanya dan mencari jawaban atas angan-angan seseorang manusia dalam menemukan tambatan hatinya. Hal ini terwakilkan dalam penggalan liriknya.

“Tertuai dalam fantasiku, dimana kita kan berlabuh? beriringan aku dan kamu, genggam tanganku jangan ragu.”

Pada bagian reff, “Fantasi” berhasil mengemas dengan baik usaha mengejar mimpi, artinya bergerak lebih jauh dengan alih bisa melihat dunia dengan sudut yang lebih baik.

“Bermimpi adalah hal yang harus dilakukan oleh manusia, itu yang kadang bisa ngebuat kita merasa hidup seutuhnya. Nah, tinggal cara untuk mengejar mimpi-mimpi itu yang harus dikembalikan ke pribadi masing-masing, memilih mau optimis atau enggak, mau berusaha atau enggak?” kata Adijon.

Dalam peluncuran single perdananya, Jave turut berkolaborasi dengan musisi ternama kota, yakni Charly Septian (Gitar), Billy Ramdhani (Saxophone, Mix and Master Engineer) Wisnu Mawl (Trumpet) dan Aldi (trombone).

Single ini dapat dinikmati dalam format audio yang dapat diunggah melalui digital music platform, seperti Spotify, Apple Music, Deezer, Youtube, dan lainnya.

“Jika kita gambarkan dalam kondisi milenial saat ini, banyak sekali orang-orang hanya memiliki fantasi tinggi yang juga hanya bisa mereka pendam sendiri dan berpotensi untuk menjadi suatu kebiasaan yang tidak baik dalam usaha merealisasikannya atau bahkan bisa menjadi isu mental health yang mulai marak belakangan ini,” terang Kevin.
(tdy)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5331 seconds (0.1#10.140)