Wabah Virus Corona Paksa Pearl Jam Tunda Tur Album Baru
A
A
A
SEATTLE - Meluasnya wabah virus Corona di seluruh dunia mempengaruhi banyak event besar yang telah jauh direncanakan. Sebagian ada yang ditunda, pindah tempat atau batal sama sekali. Salah satu yang terkena dampak wabah virus ini adalah Pearl Jam.
Dalam unggahannya di Twitter dan Instagram, band grunge asal Seattle itu mengumumkan bahwa mereka menunda tur musim semi mereka di Amerika Serikat (AS) karena kekhawatiran terhadap virus tersebut. Tur ini sedianya digelar untuk mendukung peluncuran album terbaru mereka, Gigaton, dan direncanakan digelar di 16 tanggal. Tur ini sedianya mulai digelar pada 18 Maret mendatang di Toronto dan berakhir di Oakland.
“Sebagai warga Kota Seattle, kami terpukul dan telah menyaksikan sendiri betapa cepatnya situasi kacau ini bisa meningkat. Sekolah anak-anak kami telah ditutup bersama universitas dan bisnis. Ini brutal dan akan lebih buruk sebelum membaik. Jadi, kami diberitahu kalau menjadi bagian dari perkumpulan besar itu ada di daftar tinggi dari hal-hal yang harus dihindari pada krisis kesehatan global ini kini mulai mempengaruhi seluruh kehidupan kita. Sayangnya, mengumpulkan orang banyak adalahn bagian besar dari apa yang kami lakukan sebagai sebuah band dan tur yang sudah kami rencanakan selama berbulan-bulan kini dalam bahaya. Kami telah dan akan selalu menjaga keselamatan dan kesehatan pendukung kami sebagai prioritas utama,” tulis Pearl Jam di akun media sosial mereka.
Band yang tenar dengan lagu Jeremy itu kemudian menyatakan dengan berat hati bahwa mereka harus menunda tur Gigaton mereka. Dalam pengumuman tersebut, mereka juga menyatakan akan menjadwal ulang tur yang telah dijadwalkan.
“Kami telah bekerja keras bersama manajemen dan rekan bisnis kami untuk menemukan solusi atau opsi lain tapi level risiko terhadap audiens kami dan komunitas mereka terlalu tinggi bagi level kenyamanan kami. Ditambah, kami juga punya sekelompok penggemar berat unik yang bepergian jauh. Kami selalu merasa bangga pada ini dan menghormati energi dan kesetiaan mereka. Namun, pada kasus ini, bepergian adalah sesuatu yang harus dihindari,” lanjut Pearl Jam.
Dalam unggahannya tersebut, Pearl Jam juga mengkritik langkah pemerintah AS yang dinilai lamban dan tidak jelas untuk mengatasi krisis kesehatan tersebut. Pengusung tembang Black itu khawatir jika pemerintah bakal mampu mengendalikan masalah tersebut. Mereka pun berharap AS bisa menghindari efek negatif dari wabah virus tersebut dan mempedulikan warganya.
“Seperti kami menantikan konser kami berikut dan bisa kumpul bareng dan memainkan lagu keras seenergik mungkin. Kami sangat menyesal dan sangat sedih. Kalau ada yang merasakan hal yang sama dari berita ini, kami punya emosi yang sama dengan kalian. Ed & Pearl Jam,” tulis band tersebut.
Gigaton akan dirilis pada 27 Maret via Monkeywrench Records/Republic Records. Diproduseri Josh Evans dan Pearl Jam, album ini menandai album studio pertama mereka sejak menelurkan album peraih Grammy, Lightning Bolt, yang dirilis pada 15 Oktober 2013.
Dalam unggahannya di Twitter dan Instagram, band grunge asal Seattle itu mengumumkan bahwa mereka menunda tur musim semi mereka di Amerika Serikat (AS) karena kekhawatiran terhadap virus tersebut. Tur ini sedianya digelar untuk mendukung peluncuran album terbaru mereka, Gigaton, dan direncanakan digelar di 16 tanggal. Tur ini sedianya mulai digelar pada 18 Maret mendatang di Toronto dan berakhir di Oakland.
“Sebagai warga Kota Seattle, kami terpukul dan telah menyaksikan sendiri betapa cepatnya situasi kacau ini bisa meningkat. Sekolah anak-anak kami telah ditutup bersama universitas dan bisnis. Ini brutal dan akan lebih buruk sebelum membaik. Jadi, kami diberitahu kalau menjadi bagian dari perkumpulan besar itu ada di daftar tinggi dari hal-hal yang harus dihindari pada krisis kesehatan global ini kini mulai mempengaruhi seluruh kehidupan kita. Sayangnya, mengumpulkan orang banyak adalahn bagian besar dari apa yang kami lakukan sebagai sebuah band dan tur yang sudah kami rencanakan selama berbulan-bulan kini dalam bahaya. Kami telah dan akan selalu menjaga keselamatan dan kesehatan pendukung kami sebagai prioritas utama,” tulis Pearl Jam di akun media sosial mereka.
Band yang tenar dengan lagu Jeremy itu kemudian menyatakan dengan berat hati bahwa mereka harus menunda tur Gigaton mereka. Dalam pengumuman tersebut, mereka juga menyatakan akan menjadwal ulang tur yang telah dijadwalkan.
“Kami telah bekerja keras bersama manajemen dan rekan bisnis kami untuk menemukan solusi atau opsi lain tapi level risiko terhadap audiens kami dan komunitas mereka terlalu tinggi bagi level kenyamanan kami. Ditambah, kami juga punya sekelompok penggemar berat unik yang bepergian jauh. Kami selalu merasa bangga pada ini dan menghormati energi dan kesetiaan mereka. Namun, pada kasus ini, bepergian adalah sesuatu yang harus dihindari,” lanjut Pearl Jam.
Dalam unggahannya tersebut, Pearl Jam juga mengkritik langkah pemerintah AS yang dinilai lamban dan tidak jelas untuk mengatasi krisis kesehatan tersebut. Pengusung tembang Black itu khawatir jika pemerintah bakal mampu mengendalikan masalah tersebut. Mereka pun berharap AS bisa menghindari efek negatif dari wabah virus tersebut dan mempedulikan warganya.
“Seperti kami menantikan konser kami berikut dan bisa kumpul bareng dan memainkan lagu keras seenergik mungkin. Kami sangat menyesal dan sangat sedih. Kalau ada yang merasakan hal yang sama dari berita ini, kami punya emosi yang sama dengan kalian. Ed & Pearl Jam,” tulis band tersebut.
Gigaton akan dirilis pada 27 Maret via Monkeywrench Records/Republic Records. Diproduseri Josh Evans dan Pearl Jam, album ini menandai album studio pertama mereka sejak menelurkan album peraih Grammy, Lightning Bolt, yang dirilis pada 15 Oktober 2013.
(alv)