Ini yang Perlu Dilakukan saat Isolasi dan Karantina di Rumah Sendiri
A
A
A
JAKARTA - Penderita Covid-19 di Indonesia terus mengalami peningkatan. Mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia mulai dari Jakarta, Depok hingga Bali. Hal ini membuat sejumlah rumah sakit rujukan kebanjiran pasien. Akibatnya, pemerintah menunjuk beberapa rumah sakit sebagai rumah sakit rujukan.
Pada dasarnya, pasien Covid-19 tidak melulu harus menjalani isolasi di rumah sakit. Pasien bisa melakukan isolasi mandiri di rumah. Sebagaimana halnya yang dikatakan juru bicara pemerintah mengenai Covid-19, Achmad Yurianto.
"Ada beberapa kasus positif tanpa gejala yang akan kita karantina. Diisolasi di rumahnya secara mandiri," kata Achmad Yurianto dalam keterangan resminya, Kamis (19/3).
Sementara, Ketua UKK Infeksi dan Penyakit Tropis, DR. Dr Anggraini Alam, Sp.A (K) menjelaskan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat menjalani isolasi atau karantina mandiri. Isolasi bisa dilakukan pada orang dalam pemantauan, yang artinya sudah memiliki gejala. "Isolasi dilakukan orang dalam pemantauan. Artinya dia sudah punya gejala influenza. Jangan sampai sesak, itu akan mengisolasikan mandiri di rumah," kata Dr Anggraini.
Sedangkan karantina dilakukan pada individu yang sehat, dengan catatan baru kembali dari negara terdampak. "Karantina untuk orang yang sehat walafiat. Contoh dari Korea Selatan, pulang sehat, enggak ada apapun, kita karantina diri sendiri selama 14 hari," ungkapnya.
"Kalau ada anak dan keluarga, artinya satu rumah perlu lakukan isolasi mandiri. Karantina dan isolasi mandiri harus kerjasama dengan dinas kesehatan setempat setiap waktu. Kalau ada sesak, itu jadi pasien pemantauan," tambahnya.
Dr. Anggraini pun mengimbau masyarakat, selama melakukan isolasi mandiri, individu harus mengurung diri dalam kamar dan pastikan tidak bertemu dengan keluarga lainnya. Hal ini bertujuan untuk memutus mata rantai penyebaran virus yang kali pertama ditemukan di Wuhan, China tersebut.
"Kalau kamar mandi, jangan pakai kamar mandi sama. Bersihkan ruangan, karena bisa saja batuk dan bersin percikan di mana-mana. Isolasi mandiri enggak boleh nularkan ke yang lainnya. Anggota keluarga harus diberikan alat-alat sendiri, pakai masker dan bertemu jaraknya lebih dari 1 meter," tutup Dr. Anggraini.
Pada dasarnya, pasien Covid-19 tidak melulu harus menjalani isolasi di rumah sakit. Pasien bisa melakukan isolasi mandiri di rumah. Sebagaimana halnya yang dikatakan juru bicara pemerintah mengenai Covid-19, Achmad Yurianto.
"Ada beberapa kasus positif tanpa gejala yang akan kita karantina. Diisolasi di rumahnya secara mandiri," kata Achmad Yurianto dalam keterangan resminya, Kamis (19/3).
Sementara, Ketua UKK Infeksi dan Penyakit Tropis, DR. Dr Anggraini Alam, Sp.A (K) menjelaskan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat menjalani isolasi atau karantina mandiri. Isolasi bisa dilakukan pada orang dalam pemantauan, yang artinya sudah memiliki gejala. "Isolasi dilakukan orang dalam pemantauan. Artinya dia sudah punya gejala influenza. Jangan sampai sesak, itu akan mengisolasikan mandiri di rumah," kata Dr Anggraini.
Sedangkan karantina dilakukan pada individu yang sehat, dengan catatan baru kembali dari negara terdampak. "Karantina untuk orang yang sehat walafiat. Contoh dari Korea Selatan, pulang sehat, enggak ada apapun, kita karantina diri sendiri selama 14 hari," ungkapnya.
"Kalau ada anak dan keluarga, artinya satu rumah perlu lakukan isolasi mandiri. Karantina dan isolasi mandiri harus kerjasama dengan dinas kesehatan setempat setiap waktu. Kalau ada sesak, itu jadi pasien pemantauan," tambahnya.
Dr. Anggraini pun mengimbau masyarakat, selama melakukan isolasi mandiri, individu harus mengurung diri dalam kamar dan pastikan tidak bertemu dengan keluarga lainnya. Hal ini bertujuan untuk memutus mata rantai penyebaran virus yang kali pertama ditemukan di Wuhan, China tersebut.
"Kalau kamar mandi, jangan pakai kamar mandi sama. Bersihkan ruangan, karena bisa saja batuk dan bersin percikan di mana-mana. Isolasi mandiri enggak boleh nularkan ke yang lainnya. Anggota keluarga harus diberikan alat-alat sendiri, pakai masker dan bertemu jaraknya lebih dari 1 meter," tutup Dr. Anggraini.
(nug)