Waspada! Konsumsi Ibuprofen Bisa Perparah Gejala Virus Corona
A
A
A
JAKARTA - Konsumsi ibuprofen dipercaya dapat memperparah gejala COVID-19. Menteri Kesehatan Prancis, Olivier Veran mengatakan obat anti inflamasi tanpa resep bisa memberikan efek negatif pada tubuh.
"Mengambil anti-inflamasi (ibuprofen, kortison) bisa menjadi faktor dalam memperparah infeksi. Dalam kasus demam, minum parasetamol. Jika Anda sudah minum obat anti-inflamasi, mintalah saran dokter Anda," kata Veran melalui unggahan di akun Twitternya.
Dilansir dari Daily Star, ibuprofen dan obat anti inflamasi lainnya dapat mengurangi respons sistem kekebalan tubuh dan berbahaya bagi mereka yang memiliki penyakit menular.
Sejak Januari, pasien Prancis harus berkonsultasi dengan apoteker jika mereka ingin membeli obat penghilang rasa sakit populer seperti ibuprofen, parasetamol dan aspirin. Sementara secara hukum harus diingatkan akan potensi risiko kesehatan.
"Obat anti-inflamasi meningkatkan risiko komplikasi ketika ada demam atau infeksi," papar Jean-Louis Montastruc selaku kepala farmakologi di rumah sakit Toulouse.
Seperti diketahui, Prancis menetapkan lockdown. Perdana Menteri Edouard Philippe mengumumkan bahwa semua bisnis yang tidak penting akan tutup pukul 12:00 pada hari Minggu.
"Mengambil anti-inflamasi (ibuprofen, kortison) bisa menjadi faktor dalam memperparah infeksi. Dalam kasus demam, minum parasetamol. Jika Anda sudah minum obat anti-inflamasi, mintalah saran dokter Anda," kata Veran melalui unggahan di akun Twitternya.
Dilansir dari Daily Star, ibuprofen dan obat anti inflamasi lainnya dapat mengurangi respons sistem kekebalan tubuh dan berbahaya bagi mereka yang memiliki penyakit menular.
Sejak Januari, pasien Prancis harus berkonsultasi dengan apoteker jika mereka ingin membeli obat penghilang rasa sakit populer seperti ibuprofen, parasetamol dan aspirin. Sementara secara hukum harus diingatkan akan potensi risiko kesehatan.
"Obat anti-inflamasi meningkatkan risiko komplikasi ketika ada demam atau infeksi," papar Jean-Louis Montastruc selaku kepala farmakologi di rumah sakit Toulouse.
Seperti diketahui, Prancis menetapkan lockdown. Perdana Menteri Edouard Philippe mengumumkan bahwa semua bisnis yang tidak penting akan tutup pukul 12:00 pada hari Minggu.
(tdy)