Ini Alasan Chloroquine Digunakan untuk Obati Covid-19
A
A
A
JAKARTA - Chloroquine merupakan obat yang digunakan untuk mencegah dan mengobati malaria. Obat ini dipercaya dapat menyembuhkan pasien Covid-19. Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo pun telah memesan obat jenis ini sebanyak 3 juta butir yang kemudian akan sampai ke pasien melalui dokter keliling dari rumah ke rumah, serta melalui rumah sakit dan puskesmas di kawasan terinfeksi.
Dilansir dari AFP, Pusat Pengembangan Bioteknologi Nasional Cina mengonfirmasi bahwa obat itu memiliki efek kuratif tertentu pada Covid-19. Setelah wabah dimulai pada akhir tahun lalu, para ilmuwan China mulai mengevaluasi efisiensi antivirus dari obat yang ada pada Covid-19. Mereka menguji beberapa obat, termasuk Chloroquine.
Dalam sebuah makalah yang diterbitkan pada 4 Februari 2020, para ilmuwan mengatakan bahwa obat itu diuji terhadap isolat klinis 2019-nCoV in vitro (di luar tubuh manusia).
"Temuan kami mengungkapkan bahwa Remdesivir dan Chloroquine sangat efektif dalam pengendalian infeksi 2019-nCoV secara in vitro. Kami menyarankan mereka harus dinilai pada pasien manusia yang menderita penyakit coronavirus yang baru," tulis peneliti.
Menurut kantor berita pemerintah China, Xinhua bahwa obat itu akhirnya dimasukkan ke uji klinis. "Para ahli China, berdasarkan hasil uji klinis, telah mengonfirmasi bahwa Chloroquine Phosphate, obat antimalaria, memiliki efek kuratif tertentu pada penyakit Covid-19," tulis Xinhua.
Xinhua menambahkan, Sun Yanrong, Wakil Kepala Pusat Nasional China untuk Pengembangan Bioteknologi di bawah Kementerian Sains dan Teknologi (MOST), mengatakan bahwa lebih dari 100 pasien yang terdaftar dalam uji klinis tidak menunjukkan reaksi negatif yang serius terhadap obat tersebut.
"Chloroquine itu sudah ditemukan 1946 untuk malaria, tapi kemudian Chloroquine ini enggak dipakai lagi untuk malaria karena sudah resisten sebagian besar. Nah, kemudian Chroloquine bermanfaat untuk mengobati lupus, bisa untuk mengobati penyakit reumatoid, jadi mulai ada manfaat yang lain," ungkap Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Prof. dr. Zubairi Djoerban."Kemudian ini mengapa rupanya untuk virus corona, mungkin salah satu kemungkinannya antivirusnya sendiri tidak terlalu kuat alias lemah. Tapi dia bisa membuat virus yang ada di dalam tubuh kita itu, di dalam sel itu terisolir yang kemudian mati. Jadi Chloroquine amat mungkin berguna tapi bukti ilmiahnya belum," sambungnya.
Dilansir dari AFP, Pusat Pengembangan Bioteknologi Nasional Cina mengonfirmasi bahwa obat itu memiliki efek kuratif tertentu pada Covid-19. Setelah wabah dimulai pada akhir tahun lalu, para ilmuwan China mulai mengevaluasi efisiensi antivirus dari obat yang ada pada Covid-19. Mereka menguji beberapa obat, termasuk Chloroquine.
Dalam sebuah makalah yang diterbitkan pada 4 Februari 2020, para ilmuwan mengatakan bahwa obat itu diuji terhadap isolat klinis 2019-nCoV in vitro (di luar tubuh manusia).
"Temuan kami mengungkapkan bahwa Remdesivir dan Chloroquine sangat efektif dalam pengendalian infeksi 2019-nCoV secara in vitro. Kami menyarankan mereka harus dinilai pada pasien manusia yang menderita penyakit coronavirus yang baru," tulis peneliti.
Menurut kantor berita pemerintah China, Xinhua bahwa obat itu akhirnya dimasukkan ke uji klinis. "Para ahli China, berdasarkan hasil uji klinis, telah mengonfirmasi bahwa Chloroquine Phosphate, obat antimalaria, memiliki efek kuratif tertentu pada penyakit Covid-19," tulis Xinhua.
Xinhua menambahkan, Sun Yanrong, Wakil Kepala Pusat Nasional China untuk Pengembangan Bioteknologi di bawah Kementerian Sains dan Teknologi (MOST), mengatakan bahwa lebih dari 100 pasien yang terdaftar dalam uji klinis tidak menunjukkan reaksi negatif yang serius terhadap obat tersebut.
"Chloroquine itu sudah ditemukan 1946 untuk malaria, tapi kemudian Chloroquine ini enggak dipakai lagi untuk malaria karena sudah resisten sebagian besar. Nah, kemudian Chroloquine bermanfaat untuk mengobati lupus, bisa untuk mengobati penyakit reumatoid, jadi mulai ada manfaat yang lain," ungkap Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Prof. dr. Zubairi Djoerban."Kemudian ini mengapa rupanya untuk virus corona, mungkin salah satu kemungkinannya antivirusnya sendiri tidak terlalu kuat alias lemah. Tapi dia bisa membuat virus yang ada di dalam tubuh kita itu, di dalam sel itu terisolir yang kemudian mati. Jadi Chloroquine amat mungkin berguna tapi bukti ilmiahnya belum," sambungnya.
(nug)