Peraih Nobel dan Pakar Biofisika Ramal Covid-19 Segera Musnah
A
A
A
NEW YORK - Seorang ahli biofisika Stanford University dan pemenang Nobel, Michael Levitt memperkirakan pandemi virus corona baru (Covid-19) akan segera menghilang. Hal ini terjadi ketika dunia mengamati social distancing.
Sebagaimana dilaporkan Times Now News, Levitt, yang memenangkan Nobel 2013 dalam bidang kimia, sebelumnya dengan tepat meramalkan epidemi coronavirus di China akan menurun secara signifikan, sebelum sejumlah pakar kesehatan lain meramalkan hal yang serupa.
"Yang kita butuhkan adalah mengendalikan kepanikan. Kita akan baik-baik saja," kata Levitt dalam sebuah wawancara dengan The Los Angeles Times. "Angka-angka masih berbicara tetapi ada tanda-tanda jelas pertumbuhan melambat," tambahnya.
Menurut data Universitas Johns Hopkins, saat ini ada 35.224 kasus dan 471 kematian di Amerika Serikat. Secara global, ada lebih dari 17.000 kematian. Levitt melanjutkan, imbauan melakukan social distancing dan mendapatkan vaksinasi flu sama-sama penting untuk memerangi penyebaran yang semakin meluas. Di sisi lain, dia menyalahkan media karena menyulut kepanikan.
Sebelumnya, ketika China mulai melaporkan lebih banyak kematian akibat Covid-19, Levitt mengirimkan laporan optimistis. "Ini menunjukkan bahwa tingkat peningkatan jumlah kematian akan melambat bahkan lebih selama minggu depan," ungkap Levitt dalam sebuah catatan yang viral di media sosial China.
Dia memperkirakan puncak pertengahan Februari akan terjadi sekitar 80.000 kasus dan 3.250 kematian. "Pada 16 Maret, China telah menghitung total 80.298 kasus dan 3.245 kematian," imbuhnya.
Levitt mengatakan bahwa reaksi berlebihan dapat memicu krisis lain. Hal tersebut dapat menyebabkan masyarakat kehilangan pekerjaan dan keputusasaan.
Sebagaimana dilaporkan Times Now News, Levitt, yang memenangkan Nobel 2013 dalam bidang kimia, sebelumnya dengan tepat meramalkan epidemi coronavirus di China akan menurun secara signifikan, sebelum sejumlah pakar kesehatan lain meramalkan hal yang serupa.
"Yang kita butuhkan adalah mengendalikan kepanikan. Kita akan baik-baik saja," kata Levitt dalam sebuah wawancara dengan The Los Angeles Times. "Angka-angka masih berbicara tetapi ada tanda-tanda jelas pertumbuhan melambat," tambahnya.
Menurut data Universitas Johns Hopkins, saat ini ada 35.224 kasus dan 471 kematian di Amerika Serikat. Secara global, ada lebih dari 17.000 kematian. Levitt melanjutkan, imbauan melakukan social distancing dan mendapatkan vaksinasi flu sama-sama penting untuk memerangi penyebaran yang semakin meluas. Di sisi lain, dia menyalahkan media karena menyulut kepanikan.
Sebelumnya, ketika China mulai melaporkan lebih banyak kematian akibat Covid-19, Levitt mengirimkan laporan optimistis. "Ini menunjukkan bahwa tingkat peningkatan jumlah kematian akan melambat bahkan lebih selama minggu depan," ungkap Levitt dalam sebuah catatan yang viral di media sosial China.
Dia memperkirakan puncak pertengahan Februari akan terjadi sekitar 80.000 kasus dan 3.250 kematian. "Pada 16 Maret, China telah menghitung total 80.298 kasus dan 3.245 kematian," imbuhnya.
Levitt mengatakan bahwa reaksi berlebihan dapat memicu krisis lain. Hal tersebut dapat menyebabkan masyarakat kehilangan pekerjaan dan keputusasaan.
(nug)