FDA Peringatkan Tak Sembarangan Konsumsi Chloroquine untuk Covid-19
A
A
A
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) memperingatkan agar orang tidak mengonsumsi obat antimalaria chloroquine fosfat yang digunakan untuk menyembuhkan penyakit ikan di akuarium sebagai pengobatan terhadap kasus COVID-19. Dilansir dari Times Now News, peringatan itu menyusul penyalahgunaan obat di Arizona, yang menyebabkan satu kematian dan satu orang kritis.
FDA mengatakan beberapa konsumen mungkin mengira chloroquine fosfat digunakan untuk mengobati penyakit pada ikan di akuarium untuk obat yang disetujui FDA yang sedang dipelajari sebagai pengobatan COVID-19 untuk manusia.
"Sayangnya, kami telah mengetahui bahwa satu orang di Amerika Serikat telah meninggal setelah dia dan istrinya dilaporkan menggunakan chloroquine yang digunakan untuk merawat ikan mereka dalam upaya mencegah COVID-19; istrinya juga menjadi sangat sakit," kata FDA dalam sebuah surat kepada para pemangku kepentingan.
"Sementara FDA menyadari penggunaan obat-obatan yang tidak disetujui untuk mengobati ikan di akuarium, perhatian utama kami selama pandemi COVID-19 adalah ancaman yang akan segera terjadi pada kesehatan konsumen yang mungkin menggunakan obat-obatan hewani dengan berpikir mereka dapat dipertukarkan dengan obat manusia yang disetujui," lanjutnya.
Di sisi lain, FDA menyebutkan bahwa produk chloroquine yang dijual untuk ikan di akuarium belum dievaluasi oleh FDA untuk menentukan apakah produk tersebut aman, efektif, diproduksi dengan benar, dan diberi label yang cukup untuk digunakan pada ikan, apalagi manusia.
FDA menekankan bahwa orang tidak boleh menggunakan chloroquine dalam bentuk apa pun kecuali jika telah diresepkan oleh penyedia layanan kesehatan berlisensi dan diperoleh melalui sumber yang sah.
Di sisi lain, Chloroquine fosfat telah dicoba di tiga negara dan terbukti memberikan kesembuhan. Pada dasarnya, Chloroquine ini merupakan obat yang digunakan untuk mencegah dan mengobati malaria. Chloroquine bersifat sisontosida darah dan gametosida P. vivax dan P. malariae. Obat ini biasanya diberikan pada penderita malaria di daerah endemik atau area yang diketahui berisiko tinggi terjangkit malaria.
Dilansir dari The Guardian, Chloroquine merupakan obat murah dan tersedia luas yang telah digunakan sejak tahun 1945 melawan malaria dan kondisi lainnya. Obat ini aman dikonsumsi oleh wanita hamil dan anak-anak. Studi laboratorium menunjukkan bahwa obat antivirus ini efektif terhadap virus corona, setidaknya dalam cawan petri, dan hasil dari penelitian kecil Perancis pada 24 pasien menunjukkan, Chloroquine dapat mempercepat pemulihan.
FDA mengatakan beberapa konsumen mungkin mengira chloroquine fosfat digunakan untuk mengobati penyakit pada ikan di akuarium untuk obat yang disetujui FDA yang sedang dipelajari sebagai pengobatan COVID-19 untuk manusia.
"Sayangnya, kami telah mengetahui bahwa satu orang di Amerika Serikat telah meninggal setelah dia dan istrinya dilaporkan menggunakan chloroquine yang digunakan untuk merawat ikan mereka dalam upaya mencegah COVID-19; istrinya juga menjadi sangat sakit," kata FDA dalam sebuah surat kepada para pemangku kepentingan.
"Sementara FDA menyadari penggunaan obat-obatan yang tidak disetujui untuk mengobati ikan di akuarium, perhatian utama kami selama pandemi COVID-19 adalah ancaman yang akan segera terjadi pada kesehatan konsumen yang mungkin menggunakan obat-obatan hewani dengan berpikir mereka dapat dipertukarkan dengan obat manusia yang disetujui," lanjutnya.
Di sisi lain, FDA menyebutkan bahwa produk chloroquine yang dijual untuk ikan di akuarium belum dievaluasi oleh FDA untuk menentukan apakah produk tersebut aman, efektif, diproduksi dengan benar, dan diberi label yang cukup untuk digunakan pada ikan, apalagi manusia.
FDA menekankan bahwa orang tidak boleh menggunakan chloroquine dalam bentuk apa pun kecuali jika telah diresepkan oleh penyedia layanan kesehatan berlisensi dan diperoleh melalui sumber yang sah.
Di sisi lain, Chloroquine fosfat telah dicoba di tiga negara dan terbukti memberikan kesembuhan. Pada dasarnya, Chloroquine ini merupakan obat yang digunakan untuk mencegah dan mengobati malaria. Chloroquine bersifat sisontosida darah dan gametosida P. vivax dan P. malariae. Obat ini biasanya diberikan pada penderita malaria di daerah endemik atau area yang diketahui berisiko tinggi terjangkit malaria.
Dilansir dari The Guardian, Chloroquine merupakan obat murah dan tersedia luas yang telah digunakan sejak tahun 1945 melawan malaria dan kondisi lainnya. Obat ini aman dikonsumsi oleh wanita hamil dan anak-anak. Studi laboratorium menunjukkan bahwa obat antivirus ini efektif terhadap virus corona, setidaknya dalam cawan petri, dan hasil dari penelitian kecil Perancis pada 24 pasien menunjukkan, Chloroquine dapat mempercepat pemulihan.
(alv)