Target lifting minyak tak tercapai, pendapatan pemerintah aman

Sabtu, 17 Desember 2011 - 16:01 WIB
Target lifting minyak tak tercapai, pendapatan pemerintah aman
Target lifting minyak tak tercapai, pendapatan pemerintah aman
A A A
Sindonews.com - Target lifting minyak pemerintah tahun ini yang mencapai 945 ribu bph, tidak akan tercapai. Walaupun demikian dengan adanya kenaikan harga ICP
membuat pendapatan pemerintah dari minyak menjadi aman.

"Karena kita double hit di satu sisi ICP naik, di sisi lain kita kehilangan opportunity, lifting turun tidak capai target. Di sisi lain lagi subsidinya meningkat.
Tapi tetap saja gas kita meningkat, jadi masih ketutup," ujar Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa.

Ketika ditanya efek tidak tercapainya lifting ini ke Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Hatta mengaku tidak akan berpengaruh signifikan karena dilihat dari pendapatan tidak mengalami penurunan.

"Kalau anda melihat dampak kepada APBN, harus melihat dari sisi pendapatan, sektor migas juga. Dari satu sisi, lifting tidak tercapai, tapi gas tercapai.
Harga juga meningkat. Jadi dari sisi pendapatan saja tidak terlalu jauh," ungkapnya.

Tidak terpenuhinya capai lifting minyak pemerintah ini, menurut Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) diakibatkan dari banyak terbentur
kendala yang ada di lapangan.

"Berdasarkan kondisi yang ada di lapangan sepanjang yang dihadapi KKKS sepanjang tahun 2011, terdapat sejumlah kendala eksternal yang kami hadapi dalam mengejar
target produksi minyak dan gas yang ditetapkan oleh pemerintah. Menurut nota keuangan APBN 2011 itu kami ditarget mencapai produksi 945 ribu bph.
Sekarang hanya 904 ribu bph," ujar Kepala BP Migas R Priyono yang ditemui dalam acara paparan kinerja BP Migas di Wisma Mulia, Jumat malam 16 Desember 2011.

Total kendala eksternal yang merupakan gangguan nonteknis tersebut mencapai 1.234 kasus, sebagian besar berada di luar kemampuan BP Migas dan lintas sektoral,
antara lain pencurian peralatan migas yang mencapai 648 kasus, kemudian gangguan operasi non teknis seperti unjuk rasa, sabotase, penghentian kegiatan, ancaman
dan lainnya mencapai 586 kasus.

Angka gangguan non teknis yang mencapai 1.234 kasus, lebih tinggi dari tahun lalu yang mencapai 756 kasus terdiri dari pencurian
peralatan migas sebesar 493 kasus dan gangguan non teknis operasional migas lainnya mencapai 263 kasus.

Meskipun menghadapi banyak kendala, tambah dia pihaknya dari sisi operasional berhasil melampaui target pengeboran eksploitasi pada tahun ini yang mencapai 970
pengeboran sumur eksploitasi dari target 895 pengeboran sumur eksploitasi atau lebih tinggi.

"Pada tahun 2011 terdapat tambahan beberapa Wilayah Kerja minyak dan gas bumi yang baru ditandatangani. Sehingga total jumlah Wilayah Kerja minyak dan gas bumi
pada tahun ini mencapai 275 Wilayah Kerja terdiri dari Wilayah Kerja Produksi aktif mencapai 72 Wilayah Kerja dan Wilayah Kerja Eksplorasi
sebanyak 203 Wilayah Kerja," pungkasnya.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5538 seconds (0.1#10.140)