2014, Indonesia terancam perpecahan

Sabtu, 04 Februari 2012 - 13:35 WIB
2014, Indonesia terancam perpecahan
2014, Indonesia terancam perpecahan
A A A
Sindonews.com - Kasus-kasus kekerasan di Indonesia yang disebabkan karena gesekan sosial mulai bermunculan serentak di seluruh penjuru negeri ini. Perpecahan bangsa ini akan mencapai klimaknya pada pemilu 2014.

Menteri Komunikasi dan Informasi Tifatul Sembiring menyatakan, masalah utama yang dihadapi Indonesia adalah disintegrasi bangsa. Dia khawatir puncaknya pada Pemilu 2014, Indonesia makin terpecah belah.

"Ada pakar yang bilang, 2014 Indonesia seperti sebuah film Amerika tentang suku Indian yang punah," kata Tifatul, dalam sambutan Peringatan 8 tahun Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia (MITI) 2004-2012 di Gedung Sabuga ITB, Bandung, Sabtu (4/2/2012).

Kata Tifathul, rakyat Indonesia, terutama generasi muda, harus paham unsur apa yang bisa mempersatukan Indonesia dan apa yang bisa memecah belah Indonesia. Indonesia harus tahu ancaman keamanan nasional. Jika tidak tahu, Indonesia memang akan jalan tetapi tanpa tujuan.

Tanya Tifatul, apa yang bisa persatukan Indonesia terutama pasca 2014? Sebab terlalu banyak orang pintar yang justru mecah belah Indonesia. Saat ini komunikasi luar biasa buruknya antar elit politik.

"Jadi apa yang menyatukan kita tidaklah mudah. Ini semua adalah persoalan besar. Nak keu mane (mau ke mana) kita ini. Karena enggak punya visi," ungkapnya.

Amerika Serikat sudah mengubah pandangannya terhadap ancaman nasional. Dulu AS menjadikan nuklir dan ideologi komunisme sebagai ancaman keamanan nasionalnya. Kini musuh AS adalah terorisme dunia.

Cina dulu aktif mengusung ideologi negara, kini fokus pada krisis energi. Sedangkan Rusia asalnya fokus pada masalah nuklir dan ideologi sosialis-komunis, tetapi kini aktif memerangi kejahatan ekonomi.

"Jadi Indonesia mau bicara apa? Bagi saya nomor satu ancaman Indonesia adalah disintegrasi bangsa," ujarnya.

Menurutnya Indonesia saat ini sangat memerlukan kepemimpinan nasional yang kuat. Jika lemah, sudah terbuti sejak 1998 hingga 2004, Timor-Timur lepas, OPM Papua Bergerak, Poso dan Sampit meledak, RMS, hutan lindung di Jawa habis dibabat.

"Begitu lemah kepemimpinan kita saat itu. Pertanyaannya, 2014 nanti kepemimpinan nasional akan lebih kuat dari hari ini?" ujarnya.

Selain itu, Indonesia harus memperkuat karakter bangsa, koneksi antar pulau dan peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang Iptek.

"Perlu kekuatan karakter bangsa untuk persatuan bangsa yang terdiri dari berbagai suku, ragam bahasa, agama, dan banyak pulau-pulau," tegasnya. (wbs)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6454 seconds (0.1#10.140)