Pelindungan Optimal Hasilkan Anak Berkualitas
A
A
A
ORANG TUA dituntut jeli terhadap setiap tahapan tumbuh kembang anak. Agar mereka tumbuh dan berkembang secara optimal, baik fisik, mental, maupun sosial, Anda sebagai orang tua perlu menerapkan pola manajemen yang tepat.
Dalam pola manajemen tumbuh kembang anak, Anda sebagai orang tua musti meletakkan dasar-dasar kesehatan, fisik dan mental, kemampuan penalaran, pengembangan kepribadian dan nilainilai, kemandirian dan kemampuan beradaptasi dengan lingkungan sosial budayanya secara benar sehingga menghasilkan balita berkualitas.
Di samping itu, di tengah maraknya produk-produk untuk balita yang tersedia di masyarakat, orang tua juga perlu memperhatikan kualitas produk dan standar kesehatan produk-produk yang dipakai dan dikonsumsi oleh si kecil. Anda harus jeli dalam memilih material yang dirancang khusus untuk balita agar balita terhindar dari iritasi kulit serta efek samping penggunaan produk dalam jangka panjang.
Namun, tanpa disadari, orang tua sering melakukan hal-hal yang salah dalam perawatan balita, misalnya menggunakan bahan yang terlalu keras untuk kulit bayi, penggunaan bawang dicampur balsam saat bayi sakit, tidak mengerti seberapa sering seharusnya mengganti popok bayi sehingga sering terjadi ruam popok, dan lain-lainnya.
Dr Bernie Endyarni Medise SpA (K) MPH, konsultan tumbuh kembang dari FKUI-RSCM, menyebutkan, anak bukanlah bentuk miniatur dari orang dewasa. Anak memiliki ciri khas, yaitu selalu tumbuh dan berkembang. Tahapan pertumbuhan dan perkembangan emosi, spiritual, kognitif, serta perilaku anak berbeda di setiap periode usia.
“Balita dikatakan berkualitas apabila balita tidak saja sehat, juga pertumbuhan, perkembangan, perilaku, emosi, kognitif, dan perkembangan spiritualnya harus berkembang sesuai dengan usianya,” katanya dalam acara seminar media bertema “Manajemen Tumbuh Kembang yang Tepat Hasilkan Balita Berkualitas. Berikan Mereka Perlindungan Optimal!” di Restoran Bebek Bengil, Menteng, Jakarta, Kamis (16/10).
Dia menuturkan, untuk menjadi sehat, balita harus terlindungi dari penyakit yang dapat menyerangnya, tercukupi nutrisinya, dan hidup di lingkungan yang sehat dan aman. Kebutuhan dasar tumbuh kembang anak agar tumbuh secara optimal adalah kebutuhan fisis biologis (nutrisi, imunisasi, kebersihan badan dan lingkungan, pengobatan, olahraga, bermain). Selain itu, kebutuhan stimulasi (sensorik, motorik, emosi, kognitif, mandiri, kepemimpinan) dan kebutuhan kasih sayang (rasa aman dan nyaman, dilindungi, pola asuh demokratik).
"Lingkungan berperan besar dalam tumbuh kembang anak. Pada fungsi kognitif anak usia 2-4 tahun, sebanyak 20% ditentukan faktor genetik, sedangkan 70% ditentukan lingkungan asuhan bersama," sebut Bernie.
Agar stimulasi maksimal, Bernie menyebutkan, orang tua wajib memberikan perawatan dan perlindungan yang aman dan nyaman untuk anak saat memberikan stimulasi. Dia mengatakan, banyak hal yang terjadi dalam proses pertumbuhan dan stimulasi perkembangan anak yang sering ditanggapi salah oleh orang tua.
Contoh pada fase oral, bayi sering memasukkan mainan dan jarinya ke dalam mulut. Orang tua sering melarang bayi. Padahal, fase ini penting dilalui dalam perkembangan bayi. Orang tua harus memastikan apa pun yang dimasukkan ke dalam mulut bayi aman, bersih, dan tidak berbahaya. Kenali karakter pencernaan pada balita karena rawan mengalami gangguan perut kembung. Jika perut balita terdeteksi masuk angin, orang tua perlu menerapkan metode yang baru dalam mengatasi perut kembung.
Penerapan pola lama seperti mengolesi balsam atau bawang merah pada balita yang mengalami perut kembung sering kali menyebabkan iritasi pada kulit balita. Iritasi di daerah kulit dapat mengganggu kenyamanan balita sehingga dapat pula memengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan balita.
"Oleh sebab itu, orang tua perlu memahami ciri khas dari tiap tahapan perkembangan sehingga dapat mengambil langkah manajemen yang tepat untuk keperluan stimulasi sang bayi," kata Bernie.
Rendra hanggara
Dalam pola manajemen tumbuh kembang anak, Anda sebagai orang tua musti meletakkan dasar-dasar kesehatan, fisik dan mental, kemampuan penalaran, pengembangan kepribadian dan nilainilai, kemandirian dan kemampuan beradaptasi dengan lingkungan sosial budayanya secara benar sehingga menghasilkan balita berkualitas.
Di samping itu, di tengah maraknya produk-produk untuk balita yang tersedia di masyarakat, orang tua juga perlu memperhatikan kualitas produk dan standar kesehatan produk-produk yang dipakai dan dikonsumsi oleh si kecil. Anda harus jeli dalam memilih material yang dirancang khusus untuk balita agar balita terhindar dari iritasi kulit serta efek samping penggunaan produk dalam jangka panjang.
Namun, tanpa disadari, orang tua sering melakukan hal-hal yang salah dalam perawatan balita, misalnya menggunakan bahan yang terlalu keras untuk kulit bayi, penggunaan bawang dicampur balsam saat bayi sakit, tidak mengerti seberapa sering seharusnya mengganti popok bayi sehingga sering terjadi ruam popok, dan lain-lainnya.
Dr Bernie Endyarni Medise SpA (K) MPH, konsultan tumbuh kembang dari FKUI-RSCM, menyebutkan, anak bukanlah bentuk miniatur dari orang dewasa. Anak memiliki ciri khas, yaitu selalu tumbuh dan berkembang. Tahapan pertumbuhan dan perkembangan emosi, spiritual, kognitif, serta perilaku anak berbeda di setiap periode usia.
“Balita dikatakan berkualitas apabila balita tidak saja sehat, juga pertumbuhan, perkembangan, perilaku, emosi, kognitif, dan perkembangan spiritualnya harus berkembang sesuai dengan usianya,” katanya dalam acara seminar media bertema “Manajemen Tumbuh Kembang yang Tepat Hasilkan Balita Berkualitas. Berikan Mereka Perlindungan Optimal!” di Restoran Bebek Bengil, Menteng, Jakarta, Kamis (16/10).
Dia menuturkan, untuk menjadi sehat, balita harus terlindungi dari penyakit yang dapat menyerangnya, tercukupi nutrisinya, dan hidup di lingkungan yang sehat dan aman. Kebutuhan dasar tumbuh kembang anak agar tumbuh secara optimal adalah kebutuhan fisis biologis (nutrisi, imunisasi, kebersihan badan dan lingkungan, pengobatan, olahraga, bermain). Selain itu, kebutuhan stimulasi (sensorik, motorik, emosi, kognitif, mandiri, kepemimpinan) dan kebutuhan kasih sayang (rasa aman dan nyaman, dilindungi, pola asuh demokratik).
"Lingkungan berperan besar dalam tumbuh kembang anak. Pada fungsi kognitif anak usia 2-4 tahun, sebanyak 20% ditentukan faktor genetik, sedangkan 70% ditentukan lingkungan asuhan bersama," sebut Bernie.
Agar stimulasi maksimal, Bernie menyebutkan, orang tua wajib memberikan perawatan dan perlindungan yang aman dan nyaman untuk anak saat memberikan stimulasi. Dia mengatakan, banyak hal yang terjadi dalam proses pertumbuhan dan stimulasi perkembangan anak yang sering ditanggapi salah oleh orang tua.
Contoh pada fase oral, bayi sering memasukkan mainan dan jarinya ke dalam mulut. Orang tua sering melarang bayi. Padahal, fase ini penting dilalui dalam perkembangan bayi. Orang tua harus memastikan apa pun yang dimasukkan ke dalam mulut bayi aman, bersih, dan tidak berbahaya. Kenali karakter pencernaan pada balita karena rawan mengalami gangguan perut kembung. Jika perut balita terdeteksi masuk angin, orang tua perlu menerapkan metode yang baru dalam mengatasi perut kembung.
Penerapan pola lama seperti mengolesi balsam atau bawang merah pada balita yang mengalami perut kembung sering kali menyebabkan iritasi pada kulit balita. Iritasi di daerah kulit dapat mengganggu kenyamanan balita sehingga dapat pula memengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan balita.
"Oleh sebab itu, orang tua perlu memahami ciri khas dari tiap tahapan perkembangan sehingga dapat mengambil langkah manajemen yang tepat untuk keperluan stimulasi sang bayi," kata Bernie.
Rendra hanggara
(ars)