Kurang Tidur Sebabkan Gangguan Usus
A
A
A
KURANG tidur sudah lama diketahui dapat mengganggu kesehatan tubuh manusia. Sebuah penelitian terbaru menunjukkan, Anda yang tidur kurang atau lebih dari tujuh hingga delapan jam per hari lebih rentan untuk mengembangkan penyakit radang usus berbahaya yang disebut ulcerative colitis.
Tidur menjadi salah satu cara untuk membatasi respons dari peradangan."Waktu tidur baik terlalu pendek maupun terlalu panjang memiliki implikasi kesehatan yang penting dan berkaitan dengan peningkatan mortalitas penyakit jantung dan kanker," kata penulis utama studi Dr Ashwin N Ananthakrishnan, dari Massachusetts General Hospital, Boston, Massachusetts, Amerika Serikat, seperti dilansir laman Medical Daily.
Menariknya, kurang tidur memang berkaitan dengan sejumlah besar kasus ulcerative colitis , yang termasuk kelompok penyakit inflammatory bowel diseases (IBD) atau penyakit radang usus yang dapat bersifat akut atau kronis. Temuan menghasilkan kurva berbentuk U, di mana terlalu sedikit tidur setiap malam yang didefinisikan sebagai kurang dari enam jam dan terlalu banyak atau tidur lebih dari sembilan jam berisiko menderita penyakit tersebut.
Risiko ini berdiri sendiri dari faktor lingkungan lainnya, seperti usia dan berat badan, serta kebiasaan lainnya, termasuk merokok dan minum alkohol. Untuk menjalankan penelitian mereka, Ananthakrishnan dan rekanrekannya menganalisis data dari perempuan yang terdaftar dalam Nurses ‘Health Study (NHS) I sejak 1976 dan NHS II sejak 1989. Sekitar 90% dari subjek ditindaklanjuti selama studi melalui kuesioner rinci selama dua kali dalam setahun.
Menurut para peneliti, waktu lama studi dan ukuran sampel yang besar menawarkan tampilan yang unik pada hubungan antara kejadian penyakit dan durasi tidur. Memang ada beberapa keterbatasan. Pertama, penelitian ini hanya termasuk perawat wanita berkulit putih sehingga tidak dapat membuat klaim tentang laki-laki atau ras lainnya. Selain itu, responden yang melaporkan sendiri kebiasaan tidur mereka, yang mungkin tidak terlihat secara realistis tentang apa yang sebenarnya terjadi. Namun, para peneliti mengatakan hasil yang bias karena pelaporan sendiri oleh partisipan dapat dibuktikan dengan ukuran besar setiap kelompok. Penelitian sebelumnya juga dapat menguatkan temuan soal hubungan waktu tidur dengan gangguan usus.
Pada 2013, Ananthakrishnan melakukan analisis serupa, di mana dia menemukan bahwa pasien penyakit Crohn mengalami peningkatan dua kali lipat dalam risiko untuk kambuh, bahkan ketika berada pada masa remisi, ketika mereka melaporkan kualitas tidur yang buruk."Semua data ini mendukung bersama pengakuan yang berkembang dari dampak gangguan tidur pada sistem kekebalan tubuh," sebutnya.
Dalam istilah praktis, dia menambahkan, temuan penelitian ini harus memotivasi penyedia layanan kesehatan seperti dokter dan perawat untuk meminta pasien mereka untuk meningkatkan kualitas tidur dan durasi."(Kualitas tidur) sebagai parameter penting dari kesehatan pada pasien dengan penyakit inflamasi usus," ujar Ananthakrishnan.
Dengan sekitar 1,4 juta orang Amerika yang menderita, baik ulcerative colitis maupun penyakit Crohn, dan 70.000 kasus baru yang didiagnosa setiap tahun, temuan studi terbaru ini bisa berdampak sangat besar. Hal ini mengingat bahwa para ilmuwan belum mengetahui penyebab tunggal untuk penyakit ini. Apalagi belum juga ada obat yang bisa menyembuhkannya. Ulcerative colitis merupakan penyakit radang usus yang terjadi pada lapisan dalam dari kolon atau usus besar sedemikian rupa sehingga terbentuk ulkus atau borok.
Rendra hanggara
Tidur menjadi salah satu cara untuk membatasi respons dari peradangan."Waktu tidur baik terlalu pendek maupun terlalu panjang memiliki implikasi kesehatan yang penting dan berkaitan dengan peningkatan mortalitas penyakit jantung dan kanker," kata penulis utama studi Dr Ashwin N Ananthakrishnan, dari Massachusetts General Hospital, Boston, Massachusetts, Amerika Serikat, seperti dilansir laman Medical Daily.
Menariknya, kurang tidur memang berkaitan dengan sejumlah besar kasus ulcerative colitis , yang termasuk kelompok penyakit inflammatory bowel diseases (IBD) atau penyakit radang usus yang dapat bersifat akut atau kronis. Temuan menghasilkan kurva berbentuk U, di mana terlalu sedikit tidur setiap malam yang didefinisikan sebagai kurang dari enam jam dan terlalu banyak atau tidur lebih dari sembilan jam berisiko menderita penyakit tersebut.
Risiko ini berdiri sendiri dari faktor lingkungan lainnya, seperti usia dan berat badan, serta kebiasaan lainnya, termasuk merokok dan minum alkohol. Untuk menjalankan penelitian mereka, Ananthakrishnan dan rekanrekannya menganalisis data dari perempuan yang terdaftar dalam Nurses ‘Health Study (NHS) I sejak 1976 dan NHS II sejak 1989. Sekitar 90% dari subjek ditindaklanjuti selama studi melalui kuesioner rinci selama dua kali dalam setahun.
Menurut para peneliti, waktu lama studi dan ukuran sampel yang besar menawarkan tampilan yang unik pada hubungan antara kejadian penyakit dan durasi tidur. Memang ada beberapa keterbatasan. Pertama, penelitian ini hanya termasuk perawat wanita berkulit putih sehingga tidak dapat membuat klaim tentang laki-laki atau ras lainnya. Selain itu, responden yang melaporkan sendiri kebiasaan tidur mereka, yang mungkin tidak terlihat secara realistis tentang apa yang sebenarnya terjadi. Namun, para peneliti mengatakan hasil yang bias karena pelaporan sendiri oleh partisipan dapat dibuktikan dengan ukuran besar setiap kelompok. Penelitian sebelumnya juga dapat menguatkan temuan soal hubungan waktu tidur dengan gangguan usus.
Pada 2013, Ananthakrishnan melakukan analisis serupa, di mana dia menemukan bahwa pasien penyakit Crohn mengalami peningkatan dua kali lipat dalam risiko untuk kambuh, bahkan ketika berada pada masa remisi, ketika mereka melaporkan kualitas tidur yang buruk."Semua data ini mendukung bersama pengakuan yang berkembang dari dampak gangguan tidur pada sistem kekebalan tubuh," sebutnya.
Dalam istilah praktis, dia menambahkan, temuan penelitian ini harus memotivasi penyedia layanan kesehatan seperti dokter dan perawat untuk meminta pasien mereka untuk meningkatkan kualitas tidur dan durasi."(Kualitas tidur) sebagai parameter penting dari kesehatan pada pasien dengan penyakit inflamasi usus," ujar Ananthakrishnan.
Dengan sekitar 1,4 juta orang Amerika yang menderita, baik ulcerative colitis maupun penyakit Crohn, dan 70.000 kasus baru yang didiagnosa setiap tahun, temuan studi terbaru ini bisa berdampak sangat besar. Hal ini mengingat bahwa para ilmuwan belum mengetahui penyebab tunggal untuk penyakit ini. Apalagi belum juga ada obat yang bisa menyembuhkannya. Ulcerative colitis merupakan penyakit radang usus yang terjadi pada lapisan dalam dari kolon atau usus besar sedemikian rupa sehingga terbentuk ulkus atau borok.
Rendra hanggara
(bbg)