Minuman Energi Bikin Susah Tidur
A
A
A
JAKARTA - Minuman berenergi sering kali dikonsumsi orang yang menginginkan tambahan tenaga untuk beraktivitas. Misalnya olahraga. Tapi, sebuah kajian terbaru yang dilakukan di Spanyol menyebutkan, mengonsumsi minuman energi berkafein tersebut sebelum berolahraga justru membuat orang susah tidur.
Dalam kajian itu, atlet terlatih yang telah menghindari mengonsumsi kafein selama 48 jam mengonsumsi minuman berenergi yang mengandung sekitar 1,3 mg kafein per pon berat badan 60 menit sebelum menyelesaikan olahraga. Itu sama dengan seorang pria berbobot 80 kg mengonsumsi 234 mg kafein atau sekitar 1,5 kaleng minuman berenergi. Mereka mengulanginya satu pekan kemudian, kecuali tanpa kafein.
Setelah mengonsumsi minuman energi berkafein itu, rata-rata kekuatan otot mereka 13% lebih tinggi dari sebelum mengonsumsi minuman tersebut. Tapi, mereka justru mengalami masalah tidur. Hampir 1 dari 3 peminum kafein melaporkan mengalami insomnia pada malam harinya, atau tiga kali lebih tinggi daripada ketika mereka mengonsumsi minuman bebas kafein. Mereka juga lebih gugup.
“Ketika Anda mengonsumsi kafein sebelum berolahraga, kafein menghambat penerima adenosin, senyawa yang mengirim sinyal kelelahan ke tubuh kalian. Kafein juga meningkatkan keluarnya hormon adrenalin dan noradrenalin, yang memicu kewaspadaan dan berkontribusi terhadap rasa gugup,” papar penulis kajian itu, Juan Del Coso, PhD, yang dilansir Men’s Health.
Menurut Del Coso, mengganti minuman berenergi dengan kopi juga tidak akan membantu orang tidur. Kafein di minuman berenergi itulah yang menyebabkan efek stimulasi. Jadi, meminum kopi dengan dosis kafein yang sama sebelum berolahraga bisa menyebabkan kita sulit tidur di malam hari.
“Kalau Anda adalah atlet elite yang sedang mencari pendorong penampilan atau seorang pria rata-rata yang berusaha mengalahkan rekor terbaiknya, Anda bisa membatasi diri dengan mengonsumsi maksimal 1,3 mg kafein per pon bobot tubuh sebelum latihan—jumlah yang diuji dalam kajian itu, untuk tahu bahwa Anda mungkin bakal menderita efek sulit tidur setelahnya,” papar Del Coso.
Jika kesulitan mengendalikan keinginan mengonsumsi minuman berkafein sebelum berolahraga, ada baiknya menyimpan jurnal yang mencatat kafein yang dikonsumsi harian dan kualitas tidur tiap malam. Cara ini akan membantu Anda menentukan berapa banyak kafein yang bisa ditoleransi tubuh yang tidak menyebabkan susah tidur.
Dalam kajian itu, atlet terlatih yang telah menghindari mengonsumsi kafein selama 48 jam mengonsumsi minuman berenergi yang mengandung sekitar 1,3 mg kafein per pon berat badan 60 menit sebelum menyelesaikan olahraga. Itu sama dengan seorang pria berbobot 80 kg mengonsumsi 234 mg kafein atau sekitar 1,5 kaleng minuman berenergi. Mereka mengulanginya satu pekan kemudian, kecuali tanpa kafein.
Setelah mengonsumsi minuman energi berkafein itu, rata-rata kekuatan otot mereka 13% lebih tinggi dari sebelum mengonsumsi minuman tersebut. Tapi, mereka justru mengalami masalah tidur. Hampir 1 dari 3 peminum kafein melaporkan mengalami insomnia pada malam harinya, atau tiga kali lebih tinggi daripada ketika mereka mengonsumsi minuman bebas kafein. Mereka juga lebih gugup.
“Ketika Anda mengonsumsi kafein sebelum berolahraga, kafein menghambat penerima adenosin, senyawa yang mengirim sinyal kelelahan ke tubuh kalian. Kafein juga meningkatkan keluarnya hormon adrenalin dan noradrenalin, yang memicu kewaspadaan dan berkontribusi terhadap rasa gugup,” papar penulis kajian itu, Juan Del Coso, PhD, yang dilansir Men’s Health.
Menurut Del Coso, mengganti minuman berenergi dengan kopi juga tidak akan membantu orang tidur. Kafein di minuman berenergi itulah yang menyebabkan efek stimulasi. Jadi, meminum kopi dengan dosis kafein yang sama sebelum berolahraga bisa menyebabkan kita sulit tidur di malam hari.
“Kalau Anda adalah atlet elite yang sedang mencari pendorong penampilan atau seorang pria rata-rata yang berusaha mengalahkan rekor terbaiknya, Anda bisa membatasi diri dengan mengonsumsi maksimal 1,3 mg kafein per pon bobot tubuh sebelum latihan—jumlah yang diuji dalam kajian itu, untuk tahu bahwa Anda mungkin bakal menderita efek sulit tidur setelahnya,” papar Del Coso.
Jika kesulitan mengendalikan keinginan mengonsumsi minuman berkafein sebelum berolahraga, ada baiknya menyimpan jurnal yang mencatat kafein yang dikonsumsi harian dan kualitas tidur tiap malam. Cara ini akan membantu Anda menentukan berapa banyak kafein yang bisa ditoleransi tubuh yang tidak menyebabkan susah tidur.
(alv)