Optimisme Tinggi Delica

Kamis, 30 Oktober 2014 - 11:22 WIB
Optimisme Tinggi Delica
Optimisme Tinggi Delica
A A A
MITSUBISHI Delica memberikan pengalaman berkendara yang sangat khas. KORAN SINDO menguji mobil ini sejauh 506 kilometer dari Pekanbaru menuju Padang dengan optimisme yang tinggi.

Mobil dengan fungsional hybrid memang bukan istilah baru. Saat ini kita mengenal istilah crossover yang sedang tren. Hanya, istilah ini lebih ditekankan pada perpaduan antara fungsi mobil dan tampilan eksterior. Nah, Mitsubishi Delica berusaha mendobrak batasan tersebut.

Mobil ini berusaha menggabungkan dua fungsi dalam satu mobil. Kedua fungsi itu, yaitu ketangguhan SUV dan kenyamanan khas MPV. Terkesan berlebihan memang, tapi itulah kenyataannya. Setidaknya hal tersebut sangat terasa ketika KORAN SINDO melakukan uji coba Mitsubishi Delica dari Pekanbaru, Riau menuju Padang, Sumatera Barat, beberapa waktu lalu.

Rute yang dipilih memang tidak biasa. Jalur trans Sumatera terkenal dengan kondisi jalan yang tidak terduga dan penuh tantangan. Apalagi, rute Pekanbaru ke Padang didominasi oleh jalur berbukit-bukit dan turunan curam.

Dari tampilan luarnya, Mitsubishi Delica memang terkesan mampu menaklukkan tantangan tersebut. Mobil ini memancarkan aura optimisme dan percaya diri yang tinggi. Sedikit banyak hal tersebut terpancar berkat desainnya yang kaku dan boxy. Hal ini memang subjektif. Namun, bukalah ensiklopedia automotif, mobil-mobil penjelajah yang melegenda seperti Jeep hingga Land Cruiser FJ hadir dengan desain boxy.

Rasa percaya diri itu menular ketika KORAN SINDO menempatkan diri di bangku pengemudi. Palang kemudi terasa friendly. Rasa nyaman timbul ketika kedua tangan memeluk setir mobil. Di balik palang kemudi terlihat beberapa informasi yang hadir lewat multiinformation display (MID). Mulai dari info Auto Stop & Go (ASG), odometer, cruise control, hingga moda berkendara.

Ruang penyimpanan mobil ini pun sesuai dengan tampilan luarnya. Begitu baris ketiga diangkat, ruang bagasi langsung bertambah besar.Meski dijejali dengan berbagai tas dan koper, ruang di dalam mobil masih terasa lega.

Tidak hanya lega, interior mobil juga menyiratkan aura modern. Jok captain seat di baris satu dan kedua membuat mobil jadi terlihat keren. Head unit berukuran 7 inci dengan sistem touch screen menegaskan unsur modern. Cara mengaktifkan mesin mobil pun mudah karena sudah mengaplikasikan teknologi keyless entry .

Ketika mesin menyala, kekedapan mobil pun terasa baik. KORAN SINDO sempat menguji kekedapan kabin lewat aplikasi sound meter. Ketika dicoba, suara yang masuk dalam kabin berada di angka 46. Begitu pedal gas ditekan, petualangan pun dimulai. Perjalanan dari Pekanbaru ke Padang langsung menantang. Rute pertama dari Pekanbaru ke Koto Simalanggang, Bukit Tinggi, didominasi oleh tanjakan-tanjakan tinggi. Belum lagi ketika mobil mengaspal di Kelok 9. Keadaan ini membuat cara berkendara ditempuh dengan gaya hardcore. Berkali-kali mobil berkelok-kelok melibas tikungan. Berkali-kali juga transmisi berpindah-pindah guna menjaga momentum.

Begitu juga ketika perjalanan melewati jalur Sitinjau Lauik (Solok-Padang). Jalur yang penuh dengan turunan curam ini memaksa kecepatan mobil harus ditahan agar melaju dengan aman. Inilah poin penting dari Mitsubishi Delica. Mobil ini memiliki empat mode berkendara yang bisa diatur dengan cerdas untuk menaklukkan tantangan tersebut. Opsi berkendara ini berhasil mengakali mesin 4J11 dengan kapasitas 2,0 liter yang terkadang perlu raungan besar untuk menaklukkan tanjakan.

"Mobil ini memiliki opsi D dan DS atau drive sport/drive slope. Setiap opsi itu bisa diatur lewat paddle shift. Jadi, mobil ini memiliki 4 mode berkendara," kata Rifat Sungkar, Brand Ambassador PT KTB Motors.

Selama menyetir, yang perlu diapresiasi dari mobil ini adalah posisi mengemudi yang sangat commanding, seperti dalam sebuah SUV. Belum lagi kualitas handling mobil ini yang mumpuni. Mobil ini mampu memahami setiap gerakan yang diinginkan oleh pengemudi dengan cepat. Gejala body roll memang masih ada, namun bisa diminimalkan berkat handling yang baik. Tingkat fokus pun terjaga karena posisi mengemudi memang sangat nyaman.

Hal ini pun dirasakan oleh penumpang di baris kedua dan ketiga. Penempatan jok captain seat di baris kedua memberikan rasa nyaman yang maksimal pada penumpang. Sementara di baris ketiga, peredaman gaya berkendara yang hardcore tereduksi berkat penempatan suspensi multilink. Berkali- kali ketika KORAN SINDO melirik kaca spion di dalam mobil, penumpang di baris kedua tertidur nyaman.

Satu hal yang kurang dalam mobil ini hanyalah ketiadaan steering switch control . Di palang kemudi hanya ada pengaturan cruise control. Jadi, ketika mengganti-ganti sistem hiburan harus dilakukan dengan menyentuh head unit. Semoga saja mobil ini mengikuti jejak Mitsubishi Mirage yang sudah dibekali steering switch control .

Wahyu sibarani
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.4616 seconds (0.1#10.140)