Kekayaan Rempah Indonesia

Minggu, 02 November 2014 - 13:07 WIB
Kekayaan Rempah Indonesia
Kekayaan Rempah Indonesia
A A A
MENU adalah alat pemasaran dan penjualan yang paling penting sebuah restoran. Ini menjadi satu-satunya bagian dari iklan cetak selain iklan cetak di media yang hampir 100% akan dibaca oleh konsumen.

Makanan Indonesia menjadi masakan yang paling dinamis dan penuh warna di dunia. Hal tersebut dipicu karena beragamnya budaya Indonesia. Saat ini, Indonesia memiliki sekitar 5.350 resep tradisional. Masakan Indonesia bervariasi menurut wilayah dan memiliki banyak pengaruh yang berbeda.

Sepanjang sejarahnya, Indonesia telah terlibat dalam perdagangan karena lokasi dan sumber daya alam. Selain itu, teknik adat dan bahanbahan di Indonesia dipengaruhi oleh India, Timur Tengah, China, dan akhirnya Eropa.

Pedagang Spanyol dan Portugis membawa New World menghasilkan bahkan sebelum Belanda datang ke Indonesia. Maluku yang terkenal sebagai “Kepulauan Rempah- Rempah”, juga memberikan kontribusi terhadap pengenalan rempah-rempah asli, seperti cengkeh dan pala, masakan Indonesia dan global.

Masakan Indonesia sering menunjukkan rasa kompleks yang diperoleh dari bahan-bahan tertentu dan bumbu rempah-rempah campuran. Masakan Indonesia memiliki rasa yang kaya, paling sering digambarkan sebagai gurih dan pedas, juga kombinasi rasa dasar seperti manis, asin, asam, dan pahit. Lima cara memasak utama Indonesia, yakni goreng, bakar, panggang, tumis, rebus, dan kukus.

Kepulauan rempah adalah sebagai salah satu daerah yang masih hidup dengan beberapa hutan hujan tropis primer dan sejarah alam yang kaya. Dalam abad sebelumnya, pentingnya pulau-pulau “berbaring dengan nama mereka”. Sebagai sumber cengkeh dan pala, mereka fokus dari pedagang sejak 300 SM atau mungkin sebelumnya. Pedagang China, India, dan Arab mencari kekayaan ini jauh sebelum kekuatan Eropa datang ke Maluku.

Orang Eropa pertama kali datang ke Maluku untuk mencari cengkeh dan pala. Mereka sangat dihargai sebagai pengawet makanan. Umumnya, para wanita menyimpan rempah-rempah untuk menyegarkan napas. Selanjutnya, rempah-rempah pala ditaruh ke makanan dan minuman. Rempah-rempah juga digunakan untuk tujuan pengobatan, terutama dalam menghilangkan kolik, asam urat, dan rematik. Permintaan yang besar berarti bahwa harga pala dan cengkeh melonjak. Untuk mengimbangi krisis tersebut, ekspedisi diluncurkan untuk menemukan sumber rempah-rempah ini dan membawanya ke Eropa.

Masa pemerintahan kolonial Belanda ditandai dengan penggunaan perkebunan besar sebagai sarana memproduksi rempah-rempah untuk pasar Eropa. Semua tanah berada di bawah kendali Perusahaan Hindia Timur Belanda dan siapa pun yang tertangkap menjual tanah, betapa pun kecilnya, dieksekusi. Hal tersebut menandakan bahwa rempah-rempah dan bumbu dapur yang tumbuh di Indonesia sangat diminati para pemasak dari benua Eropa.

Melihat lokasi Indonesia yang sangat strategis, iklim Indonesia cocok untuk ditanami berbagai macam bumbu dapur. Hal ini juga patutnya menjadi perhatian pemerintah dalam dunia penanaman rempah-rempah dan bumbu dapur agar didapatkan hasil panen yang baik sehingga kita bisa mengekspor bumbu dapur tersebut dan dapat mengembangkan pendapatan negara di bagian ekonomi kreatif.

Karena itu, kita harus bisa membantu melestarikan kekayaan alam Indonesia dan lebih mengeksplorasi lagi bumbu-bumbu dapur Indonesia. Selain untuk memasak, rempah-rempah dan bumbu dapur Indonesia juga banyak manfaat bagi kesehatan. Buat apa kita harus mengimpor bahan-bahan dasar untuk dapur kalau Indonesia bisa menanam dan memanen sendiri, serta bisa menggunakannya.

SYLVANIA OKTYVANI USDOKO
Email: agnessylvania@gmail.com
Twitter: @agnessylvn Alumni DCT and Culinary Arts Academy Switzerland
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7475 seconds (0.1#10.140)
pixels