Bekerja di Jam Tidak Biasa Lemahkan Daya Otak

Rabu, 05 November 2014 - 12:15 WIB
Bekerja di Jam Tidak...
Bekerja di Jam Tidak Biasa Lemahkan Daya Otak
A A A
LONDON - Bekerja di jam-jam yang tidak biasa di jangka panjang termasuk shift siang dan malam bisa melemahkan kekuatan otak. Orang-orang yang menghabiskan lebih dari 10 tahun bekerja dengan jadwal shit seperti itu, efeknya sama dengan 6,5 tahun penurunan kognitif terkait usia normal.

Para periset di Swedia dan Prancis menelusuri kemampuan kognitif lebih dari 3.000 orang yang bekerja di sejumlah sektor atau mereka yang telah pensiun di tiga titik, yaitu pada 1996, 2001 dan 2006.

Dalam hasil kajian yang dipublikasikan di British Medical Journal itu, bahkan orang yang menghabiskan sedikitnya 50 hari dalam setahun bekerja dengan tipe jadwal kerja tidak biasa—termasuk shift reguler yang mencegah mereka tidur sebelum tengah malam atau yang memaksa mereka bangun sebelum jam 5 pagi—mengalami masalah mental signifikan. Uji coba mengungkapkan, pekerja-pekerja ini mengalami penurunan kognitif terkait usia yang sama dengan 4,3 tahun, secara rata-rata, meskipun kerja shift mereka terjadi bertahun-tahun lalu.

Tapi, periset menemukan bukti bahwa otak manusia bisa pulih setelah jadwal kerja mereka kembali ke normal. Orang yang belum pernah bekerja dengan shift berotasi setidaknya 5 tahun meraih nilai ujian yang hamper sama dengan orang yang belum pernah bekerja di jadwal yang tidak biasa.

Sementara, orang yang saat ini bekerja dengan jadwal berotasi meraih nilai yang lebih buruk—sama dengan penurunan kognitif terkait usia 5,8 tahun. Yang lebih buruk adalah orang yang berhenti bekerja dengan jadwal berotasi dalam lima tahun terakhir. Nilai mereka mengindikasikan sama dengan penurunan kognitif terkait usia 6,9 tahun.

Ketika para periset memperluas analisa dengan melibatkan orang yang mengalami jadwal kerja tidak reguler, hasilnya sama.

Periset mencatat kajian itu observasional, sehingga meskipun ada kaitan antara bekerja dalam shift dan penurunan kemampuan kognitif, jam-jam yang tidak normal tidak begitu saja menyebabkan penurunan kekuatan otak.

Mereka memprediksi bahwa gangguan jam tubuh sebagai akibat bekerja dengan shift mungkin telah meningkatkan pemicu stres psikologis yang memperlemah fungsi otak.

Pakar telah membandingkan bekerja dengan shift dengan jet lag kronis karena keduanya mengganggu jam internal tubuh atau ritme sirkadian. Kajian sebelumnya mengindikasikan gangguan terhadap ritme ini bisa menyebabkan bisul, penyakit kardiovaskular, sindrom metabolis dan sejumlah kanker.

“Gangguan kognitif yang diobservasi dalam kajian terbaru ini mungkin memiliki konsekuensi keselamatan penting tidak hanya bagi individu yang menjadi sasarannya, tapi juga bagi masyarakat, karena meningkatnya angka pekerjaan di situasi yang sangat berbahaya yang dilakukan di malam hari,” papar para periset itu, seperti dikutip Foxnews.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0990 seconds (0.1#10.140)