Menikmati Tokyo dari Ketinggian
A
A
A
TOKYO - Menjulang hingga 333 meter, Tokyo Tower 13 meter lebih tinggi dari modelnya, Menara Eiffel di Paris, Prancis, dan menjadi simbol kelahiran kembali Jepang sebagai kekuatan ekonomi dunia.
Berada di kawasan Minato, Tokyo Tower bisa ditempuh dengan cara berjalan kaki, naik taksi atau naik kereta bawah tanah (subway). Stasiun terdekatnya adalah Akabanebashi. Dari stasiun itu, perjalanan tinggal dilanjutkan dengan berjalan kaki selama 5 menit.
Yang suka jalan kaki, bisa turun dari subway di kawasan Roppongi, perjalanan menuju ke Tokyo Tower akan memakan waktu sekitar 20-24 menit.
Bagi pencinta ketinggian, Tokyo Tower tentu sangat menarik untuk dikunjungi. Dia menawarkan pemandangan Tokyo, sebuah kota metropolitan yang meski telah banyak dihiasi teknologi dan bangunan masa kini, tapi tetap mempertahankan nilai tradisionalnya, dari atas.
Tokyo Tower menawarkan dua dek observasi di dua ketinggian berbeda. Dengan membayar 900 yen (Rp95.000), maka pengunjung akan dibawa ke Main Observatory di ketinggian 150 meter. Jika ingin ke bagian yang lebih tinggi, maka dengan menambah biaya 700 yen (Rp74.000), pengunjung akan bisa menikmati keindahan Tokyo pada jarak 250 meter dari permukaan tanah di Special Observatory.
Di Main Observatory, pengunjung bisa menikmati Tokyo dari empat sisi menara. Semuanya menawarkan pemandangan dari sudut berbeda ibu kota Negeri Sakura tersebut. Dari tiga sudut Tokyo Tower, pengunjung bisa menikmati bangunan menjulang tinggi yang berpadu dengan sibuknya jalan raya serta hijaunya lapangan bola di bawah sana. Sementara, di salah satu sudutnya, di bawah sana terlihat sebuah bangunan kuno lengkap dengan pemakaman kuno yang masih terawat dengan baik serta pemandangan ke Teluk Tokyo.
Dek ini terdiri dari dua lantai. Lantai pertama diperuntukkan bagi mereka yang benar-benar ingin mengeksplorasi pemandangan Tokyo dari atas. Ada lantai kaca yang membuat pengunjung bisa langsung memandang ke bawah dari ketinggian 150 meter.
Sementara di lantai dua dek ini, tersedia restoran dan juga kios souvenir. Yang menarik, di salah satu sudut lantai ini terdapat sebuah kuil Shinto plus sebuah museum yang menceritakan awal mula menara legendaris ini.
Jika pengunjung memilih naik ke dek Special Observatory, maka—kalau beruntung dan cuaca sedang cerah—mereka akan bisa menikmati keindahan Gunung Fuji dari kejauhan.
Tokyo Tower tak hanya menawarkan keindahan kota metropolis ini. Di lantai dasar, terdapat sebuah museum patung lilin, sebuah akuarium dan sejumlah tempat makan serta toko suvenir.
Usai menikmati Tokyo Tower, tak ada salahnya jika mengunjungi Kuil Zojoji yang tepat berada di sebelahnya. Kuil ini dikelilingi pepohonan yang rindang dan sejuk. Di tempat itu juga terdapat sebuah sungai kecil.
Di waktu malam, menara ini juga tak lekang menunjukkan keindahannya dengan memendarkan cahaya di seluruh tubuhnya. Untuk menikmatinya, orang biasanya akan pergi ke Roppongi Hills dan melihat menara ini dari dek lantai dua Mori Tower di tempat itu.
Berada di kawasan Minato, Tokyo Tower bisa ditempuh dengan cara berjalan kaki, naik taksi atau naik kereta bawah tanah (subway). Stasiun terdekatnya adalah Akabanebashi. Dari stasiun itu, perjalanan tinggal dilanjutkan dengan berjalan kaki selama 5 menit.
Yang suka jalan kaki, bisa turun dari subway di kawasan Roppongi, perjalanan menuju ke Tokyo Tower akan memakan waktu sekitar 20-24 menit.
Bagi pencinta ketinggian, Tokyo Tower tentu sangat menarik untuk dikunjungi. Dia menawarkan pemandangan Tokyo, sebuah kota metropolitan yang meski telah banyak dihiasi teknologi dan bangunan masa kini, tapi tetap mempertahankan nilai tradisionalnya, dari atas.
Tokyo Tower menawarkan dua dek observasi di dua ketinggian berbeda. Dengan membayar 900 yen (Rp95.000), maka pengunjung akan dibawa ke Main Observatory di ketinggian 150 meter. Jika ingin ke bagian yang lebih tinggi, maka dengan menambah biaya 700 yen (Rp74.000), pengunjung akan bisa menikmati keindahan Tokyo pada jarak 250 meter dari permukaan tanah di Special Observatory.
Di Main Observatory, pengunjung bisa menikmati Tokyo dari empat sisi menara. Semuanya menawarkan pemandangan dari sudut berbeda ibu kota Negeri Sakura tersebut. Dari tiga sudut Tokyo Tower, pengunjung bisa menikmati bangunan menjulang tinggi yang berpadu dengan sibuknya jalan raya serta hijaunya lapangan bola di bawah sana. Sementara, di salah satu sudutnya, di bawah sana terlihat sebuah bangunan kuno lengkap dengan pemakaman kuno yang masih terawat dengan baik serta pemandangan ke Teluk Tokyo.
Dek ini terdiri dari dua lantai. Lantai pertama diperuntukkan bagi mereka yang benar-benar ingin mengeksplorasi pemandangan Tokyo dari atas. Ada lantai kaca yang membuat pengunjung bisa langsung memandang ke bawah dari ketinggian 150 meter.
Sementara di lantai dua dek ini, tersedia restoran dan juga kios souvenir. Yang menarik, di salah satu sudut lantai ini terdapat sebuah kuil Shinto plus sebuah museum yang menceritakan awal mula menara legendaris ini.
Jika pengunjung memilih naik ke dek Special Observatory, maka—kalau beruntung dan cuaca sedang cerah—mereka akan bisa menikmati keindahan Gunung Fuji dari kejauhan.
Tokyo Tower tak hanya menawarkan keindahan kota metropolis ini. Di lantai dasar, terdapat sebuah museum patung lilin, sebuah akuarium dan sejumlah tempat makan serta toko suvenir.
Usai menikmati Tokyo Tower, tak ada salahnya jika mengunjungi Kuil Zojoji yang tepat berada di sebelahnya. Kuil ini dikelilingi pepohonan yang rindang dan sejuk. Di tempat itu juga terdapat sebuah sungai kecil.
Di waktu malam, menara ini juga tak lekang menunjukkan keindahannya dengan memendarkan cahaya di seluruh tubuhnya. Untuk menikmatinya, orang biasanya akan pergi ke Roppongi Hills dan melihat menara ini dari dek lantai dua Mori Tower di tempat itu.
(alv)