Rilis Novel Kuliner Aruna & Lidahnya
A
A
A
Dunia kuliner seakan tidak pernah habis untuk diperbincangkan. Hampir setiap sisinya bisa memberikan inspirasi kepada penikmatnya. Hal inilah yang mendasari Laksmi Pamuntjak untuk menuangkan idenya dalam sebuah novel berjudul Aruna & Lidahnya .
Novel yang mengisahkan tentang makanan, persahabatan, perjalanan, dan isu flu unggas ini, termasuk karya tulis semifiksi. Ceritanya berawal dari Arunai Rai, seorang epidemiologist atau ahli wabah dengan spesialisasi flu unggas yang mendapat tugas menginvestigasi kasus flu unggas yang terjadi di delapan kota di Indonesia.
Akhirnya, dengan rasa berat sekaligus senang, Arunai yang dikisahkan berusia 35 tahun mengambil kesempatan tersebut untuk mencicipi setiap kekayaan makanan lokal bersama dua sahabat karibnya, Bono yang berprofesi sebagai koki dengan spesialisasi nouvelle cuisine, dan Nadezhda Azhari seorang penulis. Di dalam bukunya, Laksmi benar-benar mengekspresikan mengenai tampilan, aroma, dan kelezatan makanan yang belum pernah ia temui sebelumnya.
“Saat menulis novel ini, saya benarbenar hanyut akan kenikmatan rasa, aroma, dan menunya. Saya tidak mencantumkan nama restoran tersebut. Namun, karena ditulis secara jelas, pembaca pun sudah bisa menebaknya,” tutur Laksmi saat media briefing di restoran Seribu Rasa, Jakarta, Rabu (5/11) lalu.
Laksmi mengaku butuh waktu selama 1,5 tahun untuk bisa menyelesaikan karya tulisnya ini. Adapun yang unik dari novel Laksmi ini, hampir setiap babnya mengalirkan cerita yang berbeda dan sesuai dengan impian sang tokoh Aruna. “Aruna yang mendapat tugas menginvestigasi masalah flu unggas di delapan kota selalu bisa mengalirkan cerita yang menarik, terutama saat Aruna menikmati makanan khas kota tersebut,” ujar Laksmi.
Aprilia s andyna
Novel yang mengisahkan tentang makanan, persahabatan, perjalanan, dan isu flu unggas ini, termasuk karya tulis semifiksi. Ceritanya berawal dari Arunai Rai, seorang epidemiologist atau ahli wabah dengan spesialisasi flu unggas yang mendapat tugas menginvestigasi kasus flu unggas yang terjadi di delapan kota di Indonesia.
Akhirnya, dengan rasa berat sekaligus senang, Arunai yang dikisahkan berusia 35 tahun mengambil kesempatan tersebut untuk mencicipi setiap kekayaan makanan lokal bersama dua sahabat karibnya, Bono yang berprofesi sebagai koki dengan spesialisasi nouvelle cuisine, dan Nadezhda Azhari seorang penulis. Di dalam bukunya, Laksmi benar-benar mengekspresikan mengenai tampilan, aroma, dan kelezatan makanan yang belum pernah ia temui sebelumnya.
“Saat menulis novel ini, saya benarbenar hanyut akan kenikmatan rasa, aroma, dan menunya. Saya tidak mencantumkan nama restoran tersebut. Namun, karena ditulis secara jelas, pembaca pun sudah bisa menebaknya,” tutur Laksmi saat media briefing di restoran Seribu Rasa, Jakarta, Rabu (5/11) lalu.
Laksmi mengaku butuh waktu selama 1,5 tahun untuk bisa menyelesaikan karya tulisnya ini. Adapun yang unik dari novel Laksmi ini, hampir setiap babnya mengalirkan cerita yang berbeda dan sesuai dengan impian sang tokoh Aruna. “Aruna yang mendapat tugas menginvestigasi masalah flu unggas di delapan kota selalu bisa mengalirkan cerita yang menarik, terutama saat Aruna menikmati makanan khas kota tersebut,” ujar Laksmi.
Aprilia s andyna
(bbg)