Film Borobudur Resmi Diluncurkan
A
A
A
YOGYAKARTA - Untuk pertama kalinya film animasi berjudul 200 Tahun Ditemukannya Borobudur resmi diluncurkan dalam penutupan The 3rd Borobudur Writers & Cultural Festival 2014 di Sheraton Mustika Yogyakarta Resort & Spa akhir pekan lalu.
Film pendek berdurasi sekitar 15 menit ini memuat tentang kisah sejarah awal mula dibangun dan ditemukannya kembali Candi Borobudur oleh Sir Thomas Stamford Raffles.
"Peluncuran film ini menjadi salah satuu misi untuk menjadikan Borobudur sumber inspirasi dan tidak hanya sebagai bangunan saja. Yang tentu saja berguna bagi Nusantara. Kebetulan tahun (2014) ini bertepatan dengan 200 tahun ditemukan kembali Borobudur oleh Raffles," ujar Direktur Utama (Dirut) PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, & Ratu Boko (PT TWC) Lailly Prihatiningtyas, di Jawa Tengah.
Menurut Tyas, dalam pembuatan film tersebut pihaknya yang bekerja sama dengan Perum Produksi Film Negara (PPFN). Film ini tidak hanya untuk mengenang, tetapi juga ingin mengajak masyarakat untuk menggali lebih dalam tentang keberadaan Candi Borobudur, yang pernah masuk dalam tujuh keajaiban dunia.
Hal yang menarik kisah Candi Borobudur yang dituangkan dalam film ini, juga disampaikan melalui media kesenian wayang. Kesenian tersebut dibuat oleh Sujono, dan dibawakan oleh dalang asal Magelang Sih Agung Prasetya.
Menurut Tyas, begitu sapaan akrabnya, media wayang dipilih karena Candi Borobudur dikelilingi oleh seniman-seniman seni rupa, seperti payung, wayang, dan lainnya. Dalam kesempatan itu, pihaknya ingin mengedepankan konten lokal yang ada di sekitar Borobudur. Dan seni rupa seperti wayang dinilainya bisa mempresentasikan sejarah Candi Borobudur.
"Sebenarnya ini pertama kali (diluncurkan) dan film ini baru diputar secara terbatas. Kami ingin persembahkan segala sesuatu yang ada di Borobudur untuk semua. Film ini mengisahkan tentang awal dibangun sampai sekarang, yang diceritakan lewat wayang," jelasnya.
Film yang dengan budget sekira Rp 500 juta ini, lanjutnya, akan dibawa ke festival-festival film yang digelar di Indonesia maupun luar negeri. Selain ingin lebih memperkenalkan tentang Candi Borobudur, film itu sekaligus menjadi ajang promosi untuk menarik perhatian dunia. Di sisi lain, pihaknya juga ingin film yang dibuat selama empat bulan ini menjadi sarana edukasi bagi anak - anak.
"Kami ingin film Borobudur ini masuk dalam festival-festival film dunia. Seperti Busan Film Festival misalnya, dan ke sekolah setelah memasukkan ke festival. Sumber cerita film ini dari teks-teks sejarah yang ada," pungkas Tyas.
Film pendek berdurasi sekitar 15 menit ini memuat tentang kisah sejarah awal mula dibangun dan ditemukannya kembali Candi Borobudur oleh Sir Thomas Stamford Raffles.
"Peluncuran film ini menjadi salah satuu misi untuk menjadikan Borobudur sumber inspirasi dan tidak hanya sebagai bangunan saja. Yang tentu saja berguna bagi Nusantara. Kebetulan tahun (2014) ini bertepatan dengan 200 tahun ditemukan kembali Borobudur oleh Raffles," ujar Direktur Utama (Dirut) PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, & Ratu Boko (PT TWC) Lailly Prihatiningtyas, di Jawa Tengah.
Menurut Tyas, dalam pembuatan film tersebut pihaknya yang bekerja sama dengan Perum Produksi Film Negara (PPFN). Film ini tidak hanya untuk mengenang, tetapi juga ingin mengajak masyarakat untuk menggali lebih dalam tentang keberadaan Candi Borobudur, yang pernah masuk dalam tujuh keajaiban dunia.
Hal yang menarik kisah Candi Borobudur yang dituangkan dalam film ini, juga disampaikan melalui media kesenian wayang. Kesenian tersebut dibuat oleh Sujono, dan dibawakan oleh dalang asal Magelang Sih Agung Prasetya.
Menurut Tyas, begitu sapaan akrabnya, media wayang dipilih karena Candi Borobudur dikelilingi oleh seniman-seniman seni rupa, seperti payung, wayang, dan lainnya. Dalam kesempatan itu, pihaknya ingin mengedepankan konten lokal yang ada di sekitar Borobudur. Dan seni rupa seperti wayang dinilainya bisa mempresentasikan sejarah Candi Borobudur.
"Sebenarnya ini pertama kali (diluncurkan) dan film ini baru diputar secara terbatas. Kami ingin persembahkan segala sesuatu yang ada di Borobudur untuk semua. Film ini mengisahkan tentang awal dibangun sampai sekarang, yang diceritakan lewat wayang," jelasnya.
Film yang dengan budget sekira Rp 500 juta ini, lanjutnya, akan dibawa ke festival-festival film yang digelar di Indonesia maupun luar negeri. Selain ingin lebih memperkenalkan tentang Candi Borobudur, film itu sekaligus menjadi ajang promosi untuk menarik perhatian dunia. Di sisi lain, pihaknya juga ingin film yang dibuat selama empat bulan ini menjadi sarana edukasi bagi anak - anak.
"Kami ingin film Borobudur ini masuk dalam festival-festival film dunia. Seperti Busan Film Festival misalnya, dan ke sekolah setelah memasukkan ke festival. Sumber cerita film ini dari teks-teks sejarah yang ada," pungkas Tyas.
(nfl)