Asap Ganja Bisa Rusak Pembuluh Darah
A
A
A
WASHINGTON - Orang yang tidak mengisap ganja bisa terkena masalah kerusakan jantung dan pembuluh darah jika berada di sekitar orang yang sedang mengisap daun ini.
Dalam sebuah kajian terbaru, ilmuwan menyatakan, kerusakan pada pembuluh darah akan mengurangi fungsinya dan bisa meningkatkan risiko perkembangan atherosclerosis yang pada akhirnya akan memicu serangan jantung.
Atherosclerosis adalah kondisi kesehatan atau penyakit jantung yang memicu menumpuknya plak di arteri, yang membuatnya menyempit dan pada akhirnya menyebabkan terbatasnya aliran darah.
“Kalau kalian berada di sebuah ruangan dimana orang-orang mengisap ganja, kalian bisa membahayakan pembuluh darah kalian. Bodoh kalau mengira asap ganja lebih baik ketimbang asal tembakau. Yang harus kalian lakukan adalah menghindari keduanya,” ujar penulis utama kajian ini Matthew Springer yang dikutip American Herald.
Periset melakukan kajian itu terhadap tikus untuk mencari tahu efek second hand marijuana smoke (berada di ruangan penuh asap ganja) dan salah konsepsi terkait seperti bahwa ganja lebih baik daripada rokok. Selama kajian itu, periset menemukan, fungsi pembuluh darah tikus turun hingga 70% dalam waktu 30 menit setelah mereka terekspos second hand marijuana smoke.
Periset kemudian menyatakan ganja memang berbahaya karena memiliki kemampuan merusak fungsi pembuluh darah bahkan meskipun tidak ada tetrahydrocannabinol (THC)—senyawa aktif yang ditemukan di dalam ganja.
Ilmuwan menyimpulkan, meskipun asap ganja dan rokok sama secara kimia dan fisik, ganja lebih berbahaya dibandingkan dengan rokok biasa. Mereka juga mengungkapkan keprihatinan atas keputusan pemerintah melegalkan ganja untuk tujuan pengobatan di Amerika Serikat (AS).
Dalam sebuah kajian terbaru, ilmuwan menyatakan, kerusakan pada pembuluh darah akan mengurangi fungsinya dan bisa meningkatkan risiko perkembangan atherosclerosis yang pada akhirnya akan memicu serangan jantung.
Atherosclerosis adalah kondisi kesehatan atau penyakit jantung yang memicu menumpuknya plak di arteri, yang membuatnya menyempit dan pada akhirnya menyebabkan terbatasnya aliran darah.
“Kalau kalian berada di sebuah ruangan dimana orang-orang mengisap ganja, kalian bisa membahayakan pembuluh darah kalian. Bodoh kalau mengira asap ganja lebih baik ketimbang asal tembakau. Yang harus kalian lakukan adalah menghindari keduanya,” ujar penulis utama kajian ini Matthew Springer yang dikutip American Herald.
Periset melakukan kajian itu terhadap tikus untuk mencari tahu efek second hand marijuana smoke (berada di ruangan penuh asap ganja) dan salah konsepsi terkait seperti bahwa ganja lebih baik daripada rokok. Selama kajian itu, periset menemukan, fungsi pembuluh darah tikus turun hingga 70% dalam waktu 30 menit setelah mereka terekspos second hand marijuana smoke.
Periset kemudian menyatakan ganja memang berbahaya karena memiliki kemampuan merusak fungsi pembuluh darah bahkan meskipun tidak ada tetrahydrocannabinol (THC)—senyawa aktif yang ditemukan di dalam ganja.
Ilmuwan menyimpulkan, meskipun asap ganja dan rokok sama secara kimia dan fisik, ganja lebih berbahaya dibandingkan dengan rokok biasa. Mereka juga mengungkapkan keprihatinan atas keputusan pemerintah melegalkan ganja untuk tujuan pengobatan di Amerika Serikat (AS).
(alv)