Persiapan Wawancara Metode SBR
A
A
A
Pertanyaan dengan metode wawancara berdasarkan bakat atau strength-based recruitment (SBR) mengungkapkan apa minat Anda sehingga pewawancara mengetahui pekerjaan apa yang sesuai untuk Anda.
Jika Anda pernah melakukan wawancara kerja, mungkin Anda pernah ditanya dengan pertanyaan pancingan seperti, “apakah 24 jam cukup dalam sehari? Anda lebih suka memulai atau menyelesaikan sesuatu?” Pertanyaan ini sebenarnya lebih dari sekadar pertanyaan acak untuk menguji kecerdasan Anda.
SBR memiliki tujuan sederhana, yaitu untuk mengetahui minat pelamar. Tujuannya tidak hanya untuk menemukan orang yang dapat mengerjakan tugas, melainkan yang dapat menikmati pekerjaannya sehingga memiliki kinerja yang lebih baik. Ini merupakan situasi saling menguntungkan karena tugas dapat terpenuhi dan pegawai dapat lebih menghemat waktu.
Ini berbeda dengan metode kompetensi dasar atau competency based recruitment (CBR) yang sudah tidak dapat mengungkapkan kepribadian pelamar sesungguhnya sehingga tidak menunjukkan potensi diri pelamar. Perusahaan menyadari SBR lebih dapat mengungkapkan jati diri pelamar.
Seseorang akan bekerja lebih cepat dan maksimal bila dia bekerja di bidang yang sesuai dengan minat dan bakatnya. Orang yang tidak ditawari pekerjaan sesuai dengan minat dan bakatnya kerap menyadari bahwa mereka tidak akan senang dengan pekerjaannya. Juga tidak akan merasa dirinya gagal jika tak mampu menyelesaikan pekerjaan.
Perusahaan-perusahaan besar seperti Barclays dan Nestle pun menggunakan metode SBR sebagai bagian dari proses perekrutan. Anda tidak bisa mengabaikan hal ini, terlebih jika Anda sedang aktif melamar kerja. Dalam metode SBR, bakat sangat berguna untuk menilai seseorang yang belum memiliki pengalaman kerja.
Potensi dan kepribadian pelamar lebih dapat digali, kemudian dipertimbangkan apakah sesuai dengan semangat perusahaan. Metode ini mengurangi kepalsuan, jawaban-jawaban yang telah disiapkan, dan mampu menunjukkan sifat asli pelamar. Anda mungkin tergoda untuk tidak terlalu mempersiapkan tes wawancara, mengingat SBR fokus pada minat dibandingkan kemampuan.
Mungkin Anda merasa mudah untuk mengidentifikasi apa yang Anda sukai, daripada berbohong mengenai kemampuan diri. Namun, metode wawancara SBR tetap harus dipersiapkan selayaknya metode wawancara lainnya. Pikirkanlah apakah minat Anda sesuai dengan budaya organisasi dan perhatikan syarat-syarat pekerjaan.
Persiapkan mental Anda dengan baik. Bersiaplah untuk lebih rileks dan lebih terbuka. Pikirkan hal yang Anda sukai dalam hidup (tidak hanya dalam pekerjaan) dan jangan mencoba mengatakan hal yang tidak sebenarnya. Hasil wawancara dengan metode ini menunjukkan pelamar sangat menikmati proses wawancara.
Selain itu, pewawancara juga dapat mempelajari kepribadian mereka lebih banyak. Pertanyaan SBR juga sekaligus menunjukkan apa yang tidak Anda sukai. Jadi, jujurlah kepada diri sendiri dan kepada pewawancara mengenai pekerjaan yang tidak disukai. Sangatlah penting untuk mengetahui kelemahan diri, mengingat pewawancara kerap menanyakannya.
Pertanyaan klasik seperti, “pekerjaan apa yang paling tidak dapat membuat Anda senang? Pekerjaan yang paling sedikit membuat senang mengungkapkan kekurangan Anda. Sepanjang Anda mempersiapkan diri dengan pertanyaan kompetensi dan bakat, tren ini merupakan hal yang baik bagi pelamar berpotensi.
Metode SBR lebih memberikan nilai-nilai wawasan kepada pelamar dan sebaliknya, pelamar dapat memberikan kontribusi lebih bagi perusahaan. Perusahaan juga lebih dapat menempatkan pegawai secara terstruktur dan strategis sehingga menguntungkan perusahaan.
Claudia carla/Theguardian
Jika Anda pernah melakukan wawancara kerja, mungkin Anda pernah ditanya dengan pertanyaan pancingan seperti, “apakah 24 jam cukup dalam sehari? Anda lebih suka memulai atau menyelesaikan sesuatu?” Pertanyaan ini sebenarnya lebih dari sekadar pertanyaan acak untuk menguji kecerdasan Anda.
SBR memiliki tujuan sederhana, yaitu untuk mengetahui minat pelamar. Tujuannya tidak hanya untuk menemukan orang yang dapat mengerjakan tugas, melainkan yang dapat menikmati pekerjaannya sehingga memiliki kinerja yang lebih baik. Ini merupakan situasi saling menguntungkan karena tugas dapat terpenuhi dan pegawai dapat lebih menghemat waktu.
Ini berbeda dengan metode kompetensi dasar atau competency based recruitment (CBR) yang sudah tidak dapat mengungkapkan kepribadian pelamar sesungguhnya sehingga tidak menunjukkan potensi diri pelamar. Perusahaan menyadari SBR lebih dapat mengungkapkan jati diri pelamar.
Seseorang akan bekerja lebih cepat dan maksimal bila dia bekerja di bidang yang sesuai dengan minat dan bakatnya. Orang yang tidak ditawari pekerjaan sesuai dengan minat dan bakatnya kerap menyadari bahwa mereka tidak akan senang dengan pekerjaannya. Juga tidak akan merasa dirinya gagal jika tak mampu menyelesaikan pekerjaan.
Perusahaan-perusahaan besar seperti Barclays dan Nestle pun menggunakan metode SBR sebagai bagian dari proses perekrutan. Anda tidak bisa mengabaikan hal ini, terlebih jika Anda sedang aktif melamar kerja. Dalam metode SBR, bakat sangat berguna untuk menilai seseorang yang belum memiliki pengalaman kerja.
Potensi dan kepribadian pelamar lebih dapat digali, kemudian dipertimbangkan apakah sesuai dengan semangat perusahaan. Metode ini mengurangi kepalsuan, jawaban-jawaban yang telah disiapkan, dan mampu menunjukkan sifat asli pelamar. Anda mungkin tergoda untuk tidak terlalu mempersiapkan tes wawancara, mengingat SBR fokus pada minat dibandingkan kemampuan.
Mungkin Anda merasa mudah untuk mengidentifikasi apa yang Anda sukai, daripada berbohong mengenai kemampuan diri. Namun, metode wawancara SBR tetap harus dipersiapkan selayaknya metode wawancara lainnya. Pikirkanlah apakah minat Anda sesuai dengan budaya organisasi dan perhatikan syarat-syarat pekerjaan.
Persiapkan mental Anda dengan baik. Bersiaplah untuk lebih rileks dan lebih terbuka. Pikirkan hal yang Anda sukai dalam hidup (tidak hanya dalam pekerjaan) dan jangan mencoba mengatakan hal yang tidak sebenarnya. Hasil wawancara dengan metode ini menunjukkan pelamar sangat menikmati proses wawancara.
Selain itu, pewawancara juga dapat mempelajari kepribadian mereka lebih banyak. Pertanyaan SBR juga sekaligus menunjukkan apa yang tidak Anda sukai. Jadi, jujurlah kepada diri sendiri dan kepada pewawancara mengenai pekerjaan yang tidak disukai. Sangatlah penting untuk mengetahui kelemahan diri, mengingat pewawancara kerap menanyakannya.
Pertanyaan klasik seperti, “pekerjaan apa yang paling tidak dapat membuat Anda senang? Pekerjaan yang paling sedikit membuat senang mengungkapkan kekurangan Anda. Sepanjang Anda mempersiapkan diri dengan pertanyaan kompetensi dan bakat, tren ini merupakan hal yang baik bagi pelamar berpotensi.
Metode SBR lebih memberikan nilai-nilai wawasan kepada pelamar dan sebaliknya, pelamar dapat memberikan kontribusi lebih bagi perusahaan. Perusahaan juga lebih dapat menempatkan pegawai secara terstruktur dan strategis sehingga menguntungkan perusahaan.
Claudia carla/Theguardian
(bbg)