Selamat Tinggal Nokia
A
A
A
SETELAH diakuisisi oleh Microsoft Corp beberapa bulan lalu, akhirnya merek Nokia resmi ditanggalkan. Ponsel Nokia yang berpengaruh sangat besar dalam membentuk industri telekomunikasi dunia itu resmi kandas.
Lumia 535, smartphoneterbaru Microsoft dengan kartu SIM ganda yang ditujukan untuk pasar negara berkembang itu tidak lagi mengusung nama Nokia di depannya. Ini memang konsekuensi rampungnya proses akuisisi perusahaan softwareraksasa tersebut untuk membeli unit bisnis handsetNokia senilai USD7,2 miliar pada April 2014 silam.
Kedepannya semua smartphoneyang dirilis oleh Microsoft hanya akan menggunakan nama Lumia, sesuai dengan rencana mereka menggunakan merek Lumia dalam waktu yang terbatas. Saat ini Microsoft sendiri berupaya melebarkan market share mereka yang hanya 2,7% (turun dari 3,8% tahun sebelumnya) dengan merilis smartphone dengan harga terjangkau (low cost).
Namun, tetap dibekali dukungan softwareyang jadi keunggulan Microsoft. Sebagai perusahaan, Nokia tentu tetap ada. Namun hanya bergerak pada bisnis jaringan (Nokia Siemens Network), pemetaan (Nokia HERE), serta melisensikan teknologi mereka kepada pihak lain. Bahkan ketiga unit bisnis tersebut sudah mencetak profit.
Nah, menariknya Nokia baru saja melisensikan merek, desain, serta softwaremereka untuk digunakan oleh OEM/produsen third party Foxconn asal Taiwan. Hasilnya adalah tablet Android yang menggunakan nama Nokia N1. Tablet tersebut akan dirlis di China awal tahun depan. ”Produk ini akan jadi jawaban para fans Nokia atau mereka yang belum menemukan tablet Android yang dirasa tepat,” tegas Sebastian Nystrom, head of products Nokia Technologies. Analis CCS Insight Ben Wood menilai, walau mengejutkan langkah ini harus diambil oleh Nokia.
”Merek Nokia terjun bebas sejak tiga tahun terakhir. Jika ingin menarik nilai darinya, harus dilakukan dengan cepat,” katanya. Analis lainnya, Ian Fogg dari IHS Technology menyebut langkah ini justru menguntungkan Nokia. ”Karena mereka bisa kembali melangkah di pasar mobile tanpa perlu khawatir soal manufaktur, supply chain, stock control, manajemen, atau distribusi hardware,” katanya.
Nokia N1 berukuran 7,9 inci dengan cangkang alumunium. Sistem operasinya menggunakan Android 5.0, prosesor Intel Atom quadcore 64 bit, RAM 2 GB, memori internal 32 GB, kamera 5 MP (depan) dan 8 MP (utama), berat 318 gram, serta selot Micro-USB. Harganya diperkirakan USD249. Masih belum jelas seperti apa roadmap Nokia pada 2015.
Tapi, jika memang Nokia akan kembali hadir dalam bentuk tablet, kemudian menyusul smartphone, rasanya pasar Indonesia akan merespon dengan positif. Diakui atau tidak, Nokia pernah menjadi bagian besar dari industri ponsel di Indonesia.
Danang arradian
Lumia 535, smartphoneterbaru Microsoft dengan kartu SIM ganda yang ditujukan untuk pasar negara berkembang itu tidak lagi mengusung nama Nokia di depannya. Ini memang konsekuensi rampungnya proses akuisisi perusahaan softwareraksasa tersebut untuk membeli unit bisnis handsetNokia senilai USD7,2 miliar pada April 2014 silam.
Kedepannya semua smartphoneyang dirilis oleh Microsoft hanya akan menggunakan nama Lumia, sesuai dengan rencana mereka menggunakan merek Lumia dalam waktu yang terbatas. Saat ini Microsoft sendiri berupaya melebarkan market share mereka yang hanya 2,7% (turun dari 3,8% tahun sebelumnya) dengan merilis smartphone dengan harga terjangkau (low cost).
Namun, tetap dibekali dukungan softwareyang jadi keunggulan Microsoft. Sebagai perusahaan, Nokia tentu tetap ada. Namun hanya bergerak pada bisnis jaringan (Nokia Siemens Network), pemetaan (Nokia HERE), serta melisensikan teknologi mereka kepada pihak lain. Bahkan ketiga unit bisnis tersebut sudah mencetak profit.
Nah, menariknya Nokia baru saja melisensikan merek, desain, serta softwaremereka untuk digunakan oleh OEM/produsen third party Foxconn asal Taiwan. Hasilnya adalah tablet Android yang menggunakan nama Nokia N1. Tablet tersebut akan dirlis di China awal tahun depan. ”Produk ini akan jadi jawaban para fans Nokia atau mereka yang belum menemukan tablet Android yang dirasa tepat,” tegas Sebastian Nystrom, head of products Nokia Technologies. Analis CCS Insight Ben Wood menilai, walau mengejutkan langkah ini harus diambil oleh Nokia.
”Merek Nokia terjun bebas sejak tiga tahun terakhir. Jika ingin menarik nilai darinya, harus dilakukan dengan cepat,” katanya. Analis lainnya, Ian Fogg dari IHS Technology menyebut langkah ini justru menguntungkan Nokia. ”Karena mereka bisa kembali melangkah di pasar mobile tanpa perlu khawatir soal manufaktur, supply chain, stock control, manajemen, atau distribusi hardware,” katanya.
Nokia N1 berukuran 7,9 inci dengan cangkang alumunium. Sistem operasinya menggunakan Android 5.0, prosesor Intel Atom quadcore 64 bit, RAM 2 GB, memori internal 32 GB, kamera 5 MP (depan) dan 8 MP (utama), berat 318 gram, serta selot Micro-USB. Harganya diperkirakan USD249. Masih belum jelas seperti apa roadmap Nokia pada 2015.
Tapi, jika memang Nokia akan kembali hadir dalam bentuk tablet, kemudian menyusul smartphone, rasanya pasar Indonesia akan merespon dengan positif. Diakui atau tidak, Nokia pernah menjadi bagian besar dari industri ponsel di Indonesia.
Danang arradian
(ars)