Serabi Pancake Indonesia yang Kaya Rasa
A
A
A
JAKARTA - Serabi atau kadang disebut Surabi merupakan jajanan pasar tradisional yang berasal dari Indonesia, ada dua jenis serabi, yaitu serabi manis yang menggunakan kinca dan serabi asin dengan taburan oncom yang telah dibumbui diatasnya.
Di Bandung, serabi biasa dijajakan di pagi hari dan dimasak menggunakan tungku sehingga menghasilkan rasa yang khas. Kadangkala telur ayam yang telah dikocok ditambahkan ke atas adonan surabi yang sedang dimasak.
Seiring dengan perkembangan zaman, banyak yang terus berinovasi dengan menambahkan berbagai topping seperti sosis, keju, maupun mayones yang tujuannya untuk mematahkan asumsi bahwa serabi adalah makanan yang terkesan rendahan. Tempat yang menyajikan serabi dengan berbagai variasi rasa tersebar di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Bogor. (Sumber. Wikipedia)
Di tiga kota tersebut Anda mencinta kuliner khas Indonesia bisa mencoba jajanan yang terbuat dari tepung beras ini. Di Bandung yang terkenal adalah surabi enhaii dan surabi imut, ada sekira 20 varian rasa surabi yang bisa Anda pilih. Untuk mencicipi kelezatan surabi dan memanjakan lidah para wisatawan pun langsung merapat Jalan Setiabudi No. 186, Bandung.
Adapun nama Soerabi Enhaii diambil dari nama Sekolah Tinggi Pariwisata NHI (baca : enhaii) yang terletak di Jalan Setiabudi, Bandung, Jawa Barat. Kebetulan lokasi kampus itu tak jauh dari tempat usaha surabi ini.
Soerabi Enhaii mungkin tak asing lagi bagi Anda yang pernah tinggal, kuliah atau sekadar menghabiskan akhir pekan di Kota Bandung. Namun sekarang, tak perlu jauh-jauh ke Kota Kembang untuk bisa menikmati surabi ini, di Jakarta dan Depok pun ada cabangnya.
Serabi atau surabi bukan hanya milik orang Bandung, tapi Solo juga terkenal dengan serabi. Nah, apa yang membedakan dua jenis serabi yang paling dikenal di Indonesia.
Perbedaan dua jenis serabi ini terletak pada bahan, pembuatan, dan penyajian. Jika serabi Bandung menggunakan tepung terigu, maka serabi Solo menggunakan tepung beras. Selain itu serabi Bandung biasa disajikan dengan kuah dari gula jawa atau kinca, maka serabi Solo ditambahkan santan, ketika proses pembuatan masih berlangsung.
Dalam perkembangannya serabi di Indonesia kemudian dilengkapi aneka pilihan topping di atasnya. Selain lebih cantik, rasanya pun semakin variatif. Ada yang memakai kornet, keju, irisan daging ayam, sosis, dan ada pula yang memvariasikan isian manis, seperti berbagai macam selai, cokelat, cappuchino, dan lainnya. Dan serabi yang rasanya bermacam-macam itu disebut sebagai serabi Bandung.
Tampilan serabi Solo lebih polos, putih sesuai warna santan, namun tak kalah rasa legitnya. Jenis yang paling dicari penggemarnya adalah Serabi Solo Notosuman.
Seperti namanya, serabi ini memang berasal dari Notosuman, Solo dan dirintis oleh pasangan Hoo Geng Hok dan Tan Giok Lan sejak tahun 1923. Untuk menyesuaikan selera masyakarat, belakangan serabi Solo juga menggunakan topping di atasnya. Biasanya dengan taburan coklat, keju, atau buah tertentu.
Di Bandung, serabi biasa dijajakan di pagi hari dan dimasak menggunakan tungku sehingga menghasilkan rasa yang khas. Kadangkala telur ayam yang telah dikocok ditambahkan ke atas adonan surabi yang sedang dimasak.
Seiring dengan perkembangan zaman, banyak yang terus berinovasi dengan menambahkan berbagai topping seperti sosis, keju, maupun mayones yang tujuannya untuk mematahkan asumsi bahwa serabi adalah makanan yang terkesan rendahan. Tempat yang menyajikan serabi dengan berbagai variasi rasa tersebar di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Bogor. (Sumber. Wikipedia)
Di tiga kota tersebut Anda mencinta kuliner khas Indonesia bisa mencoba jajanan yang terbuat dari tepung beras ini. Di Bandung yang terkenal adalah surabi enhaii dan surabi imut, ada sekira 20 varian rasa surabi yang bisa Anda pilih. Untuk mencicipi kelezatan surabi dan memanjakan lidah para wisatawan pun langsung merapat Jalan Setiabudi No. 186, Bandung.
Adapun nama Soerabi Enhaii diambil dari nama Sekolah Tinggi Pariwisata NHI (baca : enhaii) yang terletak di Jalan Setiabudi, Bandung, Jawa Barat. Kebetulan lokasi kampus itu tak jauh dari tempat usaha surabi ini.
Soerabi Enhaii mungkin tak asing lagi bagi Anda yang pernah tinggal, kuliah atau sekadar menghabiskan akhir pekan di Kota Bandung. Namun sekarang, tak perlu jauh-jauh ke Kota Kembang untuk bisa menikmati surabi ini, di Jakarta dan Depok pun ada cabangnya.
Serabi atau surabi bukan hanya milik orang Bandung, tapi Solo juga terkenal dengan serabi. Nah, apa yang membedakan dua jenis serabi yang paling dikenal di Indonesia.
Perbedaan dua jenis serabi ini terletak pada bahan, pembuatan, dan penyajian. Jika serabi Bandung menggunakan tepung terigu, maka serabi Solo menggunakan tepung beras. Selain itu serabi Bandung biasa disajikan dengan kuah dari gula jawa atau kinca, maka serabi Solo ditambahkan santan, ketika proses pembuatan masih berlangsung.
Dalam perkembangannya serabi di Indonesia kemudian dilengkapi aneka pilihan topping di atasnya. Selain lebih cantik, rasanya pun semakin variatif. Ada yang memakai kornet, keju, irisan daging ayam, sosis, dan ada pula yang memvariasikan isian manis, seperti berbagai macam selai, cokelat, cappuchino, dan lainnya. Dan serabi yang rasanya bermacam-macam itu disebut sebagai serabi Bandung.
Tampilan serabi Solo lebih polos, putih sesuai warna santan, namun tak kalah rasa legitnya. Jenis yang paling dicari penggemarnya adalah Serabi Solo Notosuman.
Seperti namanya, serabi ini memang berasal dari Notosuman, Solo dan dirintis oleh pasangan Hoo Geng Hok dan Tan Giok Lan sejak tahun 1923. Untuk menyesuaikan selera masyakarat, belakangan serabi Solo juga menggunakan topping di atasnya. Biasanya dengan taburan coklat, keju, atau buah tertentu.
(nfl)