Tulus Menyanyi dengan Tulus
A
A
A
Solois Muhammad Tulus Rusydi berhasil membius ribuan Teman Tulus yang datang ke KonserGajah Tulus di Kartika Expo, Balai Kartini, Selasa (2/12) malam. aat ini penyanyi bernama Tulus menjadi fenomenal.
Meskipun hadir sebagai penyanyi baru lantaran baru menghasilkan dua album, “Tulus” (2013) dan “Gajah” (2014), Tulus berhasil menghipnosis penggemar musik Indonesia dengan lagu-lagunya yang sangat tulus dan penuh makna. Selasa (2/12) malam lalu, Tulus membuktikan dirinya sebagai seorang solois berkualitas.
Bertempat di Balai Kartini, Jakarta Selatan, penyanyi berusia 27 tahun itu menggelar konsernya berjudul Konser Gajah Tulus. Memang bukan yang pertama, tapi harus diakui menjadi yang terbaik. Disebut terbaik karena selain berhasil mengemas konser ini secara apik, Tulus mampu mengajak sebanyak 4.000 Teman Tulus, panggilan fansTulus, bernyanyi bersama.
Penyanyi kelahiran Bukittinggi, Sumatera Barat, 20 Agustus 1987, ini bagai medan magnet besar yang datang dari atas panggung. Bisa dibilang Tulus mampu mengemas dirinya dengan baik. Hadir dengan balutan setelan jas serbahitam yang sangat kontras dibandingkan band pengiring dan warna panggung yang dominan putih, tentu membuat Tulus terlihat begitu menonjol.
Kekuatan Tulus memang ada pada lirik-lirik lagu yang penuh makna dan warna suara yang unik. Namun, dalam konser tersebut, Tulus tidak mau sekadar jualan suara dan lirik. Guna memenuhi janjinya menampilkan sesuatu yang hebat, konser ini memiliki layar besar yang memvisualisasi berbagai gambar dan animasi yang mendukung jalannya konser tersebut.
”Halo selamat malam, perkenalkan nama saya Tulus. Terima kasih sudah mengapresiasi kedua album saya. Jangan raguragu, menyanyilah sekencang-kencangnya,” sapa Tulus membuka konser. Begitu sapaan pertama usai, mulailah “bius” Tulus berjalan. Lagu demi lagu yang dia nyanyikan selalu disambut dengan histeria.
Termasuk di lagu pertama berjudul Dioramayang dia ciptakan bersama Ivan Jonathan. Histeria semakin meluas ketika Tulus menyambung lagu Dioramadengan lagu Gajah yang ada di album kedua. Seketika ribuan orang di Kartika Expo membuat paduan suara yang membahana.
Waktu bertambah malam, pengunjung Balai Kartini seperti tak kehabisan tenaga untuk terus menyanyikan lagu Tulus. Penonton pun kembali berteriak histeris ketika lagu kolaborasinya bersama RAN, Kita Bisa, mulai terdengar. Kolaborasi musisi juga menjadi hal yang spesial di konser ini. Selain hadirnya RAN, Tulus membawa sederet musisi yang bisa dibilang merupakan idolanya anak muda saat ini, seperti Vidi Aldiano, Raisa, dan Endah N” Resha.
Kehadiran mereka semakin membuat ribuan Teman Tulus dimanjakan. Tanpa disadari mereka terus-terusan bernyanyi seolah ingin berkolaborasi bersama. Sampai-sampai suara Tulus dan para musisi tamu sayupsayup terdengar dari atas panggung. Babak akhir Konser Gajah Tulus dimulai saat lagu daur ulang milik Pongky Barata, 1.000 Tahun Lamanya, disajikan. Disusul hits seperti Sepatudan Sewindu.
Setelah lagu-lagu tersebut, Tulus pun perlu istirahat dari panggung. Saat turun, perhatian penonton tertuju ke layar besar yang memutarkan kompilasi video orang-orang menyanyikan satu hits milik Tulus, Jangan Cintai Aku Apa Adanya. Tanpa dikomando, penonton yang hadir menyanyikan dengan keras.
Tulus pun kembali naik pentas menyelesaikan tugasnya dan kemudian meninggalkan penonton yang memberikan kesan yang indah dan tak terlupakan bagi penonton yang hadir di konser malam itu. “Terima kasih sudah memberikan apresiasi ini untuk saya. Semoga kalian terus mendukung dan mendoakan karier saya dan jangan lupa dukung terus musik Indonesia,” kata Tulus seraya meninggalkan panggung.
Thomasmanggalla
Meskipun hadir sebagai penyanyi baru lantaran baru menghasilkan dua album, “Tulus” (2013) dan “Gajah” (2014), Tulus berhasil menghipnosis penggemar musik Indonesia dengan lagu-lagunya yang sangat tulus dan penuh makna. Selasa (2/12) malam lalu, Tulus membuktikan dirinya sebagai seorang solois berkualitas.
Bertempat di Balai Kartini, Jakarta Selatan, penyanyi berusia 27 tahun itu menggelar konsernya berjudul Konser Gajah Tulus. Memang bukan yang pertama, tapi harus diakui menjadi yang terbaik. Disebut terbaik karena selain berhasil mengemas konser ini secara apik, Tulus mampu mengajak sebanyak 4.000 Teman Tulus, panggilan fansTulus, bernyanyi bersama.
Penyanyi kelahiran Bukittinggi, Sumatera Barat, 20 Agustus 1987, ini bagai medan magnet besar yang datang dari atas panggung. Bisa dibilang Tulus mampu mengemas dirinya dengan baik. Hadir dengan balutan setelan jas serbahitam yang sangat kontras dibandingkan band pengiring dan warna panggung yang dominan putih, tentu membuat Tulus terlihat begitu menonjol.
Kekuatan Tulus memang ada pada lirik-lirik lagu yang penuh makna dan warna suara yang unik. Namun, dalam konser tersebut, Tulus tidak mau sekadar jualan suara dan lirik. Guna memenuhi janjinya menampilkan sesuatu yang hebat, konser ini memiliki layar besar yang memvisualisasi berbagai gambar dan animasi yang mendukung jalannya konser tersebut.
”Halo selamat malam, perkenalkan nama saya Tulus. Terima kasih sudah mengapresiasi kedua album saya. Jangan raguragu, menyanyilah sekencang-kencangnya,” sapa Tulus membuka konser. Begitu sapaan pertama usai, mulailah “bius” Tulus berjalan. Lagu demi lagu yang dia nyanyikan selalu disambut dengan histeria.
Termasuk di lagu pertama berjudul Dioramayang dia ciptakan bersama Ivan Jonathan. Histeria semakin meluas ketika Tulus menyambung lagu Dioramadengan lagu Gajah yang ada di album kedua. Seketika ribuan orang di Kartika Expo membuat paduan suara yang membahana.
Waktu bertambah malam, pengunjung Balai Kartini seperti tak kehabisan tenaga untuk terus menyanyikan lagu Tulus. Penonton pun kembali berteriak histeris ketika lagu kolaborasinya bersama RAN, Kita Bisa, mulai terdengar. Kolaborasi musisi juga menjadi hal yang spesial di konser ini. Selain hadirnya RAN, Tulus membawa sederet musisi yang bisa dibilang merupakan idolanya anak muda saat ini, seperti Vidi Aldiano, Raisa, dan Endah N” Resha.
Kehadiran mereka semakin membuat ribuan Teman Tulus dimanjakan. Tanpa disadari mereka terus-terusan bernyanyi seolah ingin berkolaborasi bersama. Sampai-sampai suara Tulus dan para musisi tamu sayupsayup terdengar dari atas panggung. Babak akhir Konser Gajah Tulus dimulai saat lagu daur ulang milik Pongky Barata, 1.000 Tahun Lamanya, disajikan. Disusul hits seperti Sepatudan Sewindu.
Setelah lagu-lagu tersebut, Tulus pun perlu istirahat dari panggung. Saat turun, perhatian penonton tertuju ke layar besar yang memutarkan kompilasi video orang-orang menyanyikan satu hits milik Tulus, Jangan Cintai Aku Apa Adanya. Tanpa dikomando, penonton yang hadir menyanyikan dengan keras.
Tulus pun kembali naik pentas menyelesaikan tugasnya dan kemudian meninggalkan penonton yang memberikan kesan yang indah dan tak terlupakan bagi penonton yang hadir di konser malam itu. “Terima kasih sudah memberikan apresiasi ini untuk saya. Semoga kalian terus mendukung dan mendoakan karier saya dan jangan lupa dukung terus musik Indonesia,” kata Tulus seraya meninggalkan panggung.
Thomasmanggalla
(bbg)