Olahraga Cegah Bumil Gemuk

Senin, 08 Desember 2014 - 12:31 WIB
Olahraga Cegah Bumil...
Olahraga Cegah Bumil Gemuk
A A A
LATIHAN fisik secara moderat telah lama dianjurkan bagi wanita yang sedang hamil untuk sejumlah alasan.

Penelitian terbaru menunjukkan, olahraga juga dapat membantu wanita mengandung untuk menghindari menderita kegemukan atau obesitas Peneliti dari Inggris mengkaji permasalahan ini sejak 1990-an. Mereka melihat apakah olahraga saja membantu mencegah kelebihan berat badan selama kehamilan dan jawabannya ternyata benar.

Mengetahui apakah olahraga juga membantu penurunan berat badan setelah melahirkan dan menemukan bahwa itu tidak benar. Mereka juga menemukan total hanya lima studi yang hasilnya solid pada pertanyaan-pertanyaan tersebut. “Tidak ada penelitian cukup menjawab mengenai efek latihan pada berat badan saat kehamilan atau penurunan berat badan setelah melahirkan,” kata Dr Kirsty Elliot- Sale dari Sport, Health and Performance Enhancement Research Group di Nottingham Trent University, yang memimpin proyek tinjauan.

“Dari hasil studi, seperti yang didefinisikan oleh desain penelitian, latihan fisik tampaknya menjadi alat yang efektif selama kehamilan untuk membatasi kenaikan berat badan yang berlebihan. Namun, olahraga seperti berjalan kaki sejauh ini belum terbukti efektif untuk menurunkan berat badan setelah melahirkan,” kata Elliot-Sale kepada Reuters Health.

US Institute of Medicine (IOM) menyarankan wanita dengan berat badan normal sebelum hamil, selama hamil bisa naik berat badan antara 25 sampai 35 pounds. Sementara mereka yang sudah kelebihan berat badan sebaiknya hanya naik 15-25 pounds selama hamil. Sementara wanita gemuk cukup naik 11- 20 pounds. Elliot-Sale mengatakan, berat badan yang berlebihan bisa berimplikasi bagi ibu dan bayi. Overweight juga berisiko postpartum weight retention .

“Wanita harus didukung dan dibimbing selama waktu yang berpotensi besar (untuk menjadi kegemukan) dan menurunkan berat badan terkait kehamilan harus dibuat lebih mudah dan tidak menyalip waktu khusus ini,” katanya. Elliot-Sale dan koleganya mengkaji ulang hasil dari tiga studi penelitian yang membandingkan program latihan untuk perawatan rutin atau jenis lain dari intervensi selama kehamilan, dan dua studi yang dilakukan mengikuti tahuntahun berikutnya kehamilan.

Para peneliti menemukan, ratarata wanita yang berolahraga selama kehamilan mereka naik sekitar lima pounds kurang dari rekan-rekan mereka yang tidak menjalani latihan fisik. Tidak ada perbedaan dalam penurunan berat badan setelah kehamilan antara wanita yang berolahraga dan yang tidak, menurut hasil dalam British Journal of Sports Medicine .

Elliot-Sale masih percaya, olahraga adalah jawabannya (untuk mencegah gemuk saat berbadan dua). Itu sebabnya dia sekarang melakukan studi terkait penurunan berat badan setelah kehamilan. “Jelas, aktivitas fisik harus dibarengi dengan praktek asupan gizi yang baik. Namun, wanita harus berhatihati untuk tidak terlalu membatasi asupan energi makanan saat menyusui,” sebut Elliot-Sale.

“Aku menyukainya dan lahan saya kebetulan berkaitan dengan wanita dan penyakit jantung dan mencoba untuk mendapatkan dokter kandungan dan kebidanan untuk mengambil peran aktif lebih dalam mengelola kesehatan wanita yang komprehensif,” kata Dr Mary Rosser.

“Saya pikir semakin kita lihat dalam studi literatur seperti ini, semakin banyak kesadaran itu timbul dalam diri kita. Tidak hanya kepada seorang pasien, saya berbicara tentang penyelenggara sistem kesehatan juga,” tutur Rosser, seorang dokter kandungan dan kebidanan di Montefiore Medical Center di New York, Amerika Serikat.

Rosser yang tidak terlibat dalam penelitian ini mengutarakan, kenaikan berat badan yang berlebihan selama kehamilan dan retensi berat antara kehamilan menjadi kejadian yang umum. Berat badan yang berlebihan bisa meningkatkan risiko kehamilan lebih rumit, pre-eklampsia dan diabetes gestasional.

“Kami juga melihat dalam literatur bahwa wanita yang memiliki masalah ini selama kehamilan sampai dengan lima kali berisiko lebih besar mengalami penyakit kardiovaskuler pada masa hidup mereka,” ungkap Rosser.

Rosser mengatakan, wanita yang berolahraga sebelum hamil lebih mungkin untuk terus berlatih fisik selama kehamilan, tapi itu tidak terlalu terlambat untuk memulai program latihan selama kehamilan. “Kita harus mendidik wanita agar mereka berpandangan bahwa olahraga saat hamil itu baik,” lanjutnya.

Dia menyarankan bumil untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan dan bertanya tentang apa jenis olahraga yang aman bagi dirinya. “Saya penggemar jalan cepat dan jika Anda tidak memiliki komplikasi lain, saya pikir itu sangat membantu. Juga secara psikologis membantu orang untuk berolahraga,” ujar Rosser.

Rendra hanggara
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0956 seconds (0.1#10.140)