Di Balik Tidur Bayi

Senin, 08 Desember 2014 - 12:31 WIB
Di Balik Tidur Bayi
Di Balik Tidur Bayi
A A A
BAGI bayi, tidur tidak sematamata beristirahat. Lebih dari itu, berbagai perkembangan otak termasuk perbaikan sel-sel tubuh terjadi selama bayi terlelap.

Cathy Sharon meyakini betul perbedaan ketika anaknya -Jacob Gabriel Kusumapuas tidur atau terganggu tidurnya. Jika sang putra ketika bangun rewel dan sulit diatur, itu artinya Jacob belum puas tidurnya.

Sebaliknya, bila putra semata wayangnya itu merasa ceria dan bersemangat untuk kembali beraktivitas, tandanya tidurnya puas tanpa mengalami gangguan. “Kalau tidurnya puas, ada saja kebisaan baru yang dia tunjukkan,” papar artis 32 tahun itu. Bukan hanya Cathy, sebuah survei online yang diadakan oleh produsen perlengkapan bayi dan mainan anak prasekolah Fisher-Price menyebutkan, 68% ibu di Indonesia menyadari pentingnya tidur bagi anak.

Sekitar 75% di antaranya percaya bahwa tidur dapat meningkatkan perkembangan kognitif, sementara 70% yang lain juga yakin bahwa tidur dapat meningkatkan perkembangan fisik anak. Psikolog anak Vera Itabiliana Hadiwidjojo dalam acara peluncuran produk Fisher Price di Jakarta mengatakan, anak usia dini (1-18 bulan) membutuhkan 15-18 jam tidur setiap hari.

Dia melanjutkan, tidur memiliki banyak manfaat bagi perkembangan anak. “Tidur berperan penting untuk aktivitas otak dan kesehatan mental bayi,” kata Vera yang juga konselor di sebuah sekolah ini. Ada dua fase yang terjadi selama bayi terlelap, yakni fase tidur aktif, di mana kelopak mata bayi tertutup, namun bergerak-gerak.

Sementara kaki dan tangannya kadang bergerak seperti terkejut dan napasnya tidak teratur. Pada fase yang juga dinamakan rapid eye movement (REM) ini, otak mengembangkan sinapsis, yaitu koneksi penting yang memungkinkan manusia belajar, bergerak, berpikir, dan mengembangkan berbagai keterampilan baru. Merujuk pada teori autostimulation , tingginya komponen tidur REM pada bayi menunjukkan stimulasi yang terjadi di otak juga berlangsung lebih maksimal.

Stimulasi ini tentulah amat penting bagi pertumbuhan sistem susunan saraf pusat bayi. Sebaliknya, fase non-REM yang juga disebut deep sleep adalah tahapan di mana seseorang benar-benar tertidur pulas. Pada fase tersebut, tubuh bekerja untuk menghasilkan growth hormon (hormon pertumbuhan) untuk pertumbuhan dan perbaikan sel-sel yang rusak. Lantas, bagaimana jika bayi tidak cukup tidur? Rupanya hal ini berpengaruh pada kesehatan bayi.

Kadar sel darah putih dalam tubuh akan menurun. Akibatnya, akan memengaruhi imunitas tubuh sang bayi. Daya tahan tubuh akan menurun dan menyebabkan bayi gampang sakit, pertumbuhannya pun terganggu. Kurang tidur ternyata juga memiliki dampak terhadap kemampuan berpikir bayi. Apabila tubuh lelah, kualitas kemampuan berpikir pun menjadi rendah.

Ciptakan Tidur Berkualitas

Meski begitu, Vera tidak menampik banyak ibu yang mengalami kesulitan demi membuat si buah hati menikmati tidur berkualitas mereka. “Hal pertama yang harus dipastikan adalah ibu merasa santai dan setenang mungkin. Kegelisahan ibu akan memengaruhi anak dan malah makin membuat mereka sulit terlelap,” ujar Vera.

Hal berikutnya yang perlu dilakukan, yaitu mencoba mengatur waktu tidur yang tetap. Walau hal ini mungkin sedikit menantang, para ibu harus bersikap fleksibel dan memberikan ruang yang cukup bagi anak untuk menemukan waktu yang tepat bagi diri mereka dengan waktu rutin tidur mereka sebagai tujuan.

Demi menciptakan tidur yang berkualitas, ibu bisa mengondisikan suasana yang menenangkan. Antara lain meredupkan cahaya agar mata anak menjadi rileks. Hindari cahaya televisi di kamar tidur karena suara dan cahayanya dapat mengganggu tidur anak. Sebaliknya, Anda dapat menggoyanggoyangkan anak sembari bersenandung lembut hingga dia pulas tertidur.

Pastikan pula anak merasa nyaman dengan suhu kamarnya. Jangan terlalu panas ataupun dingin. Kenakan baju yang tipis jika kamar tidak berpendingin udara. Agar dia lebih tenang, ibu dapat memberi objek yang bisa membuat mereka juga merasa lebih aman, seperti selimut atau bantal guling kecil.

Sri noviarni
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7533 seconds (0.1#10.140)