Komunis yang Berseni dan Gemar Bersepeda

Jum'at, 19 Desember 2014 - 13:26 WIB
Komunis yang Berseni dan Gemar Bersepeda
Komunis yang Berseni dan Gemar Bersepeda
A A A
Siapa bilang kegiatan komunitas cuma sebatas menjalani hobi? Tengok saja Komunitas Sepeda Kampus atau Komunis Kampus. Di samping menyalurkan hobi, komunitas ini juga giat mewarnai lingkungan kampus mereka dengan sepeda.

Komunitas satu ini memang memiliki nama yang nyentrik , yaitu Komunis Kampus. Ini adalah komunitas yang dihuni para pencinta dan penggowes sepeda yang berdomisili serta beraktivitas di Kota Bandung.

Komunitas yang terbentuk pada 1 Juli 2009 ini sekarang memiliki jumlah anggota sebanyak 16 orang. Menurut Wanggi Hoed selaku ketua komunitas, sejak 2009 hingga saat ini, anggota Komunis Kampus selalu bertambah dan berkurang. Hari ini saja contohnya, Komunis Kampus hanya beranggotakan delapan orang yang aktif serta delapan anggota lain yang pasif.

“Jadi kalau dijumlahkan ada 16 orang. Para anggota komunitas kami kebanyakan dari kalangan akademisi seperti dosen, mahasiswa, dan guru,” kata Wanggi. Sama seperti komunitas pada umumnya, Komunis Kampus juga memiliki ciri khas yang selalu melekat dengan kepribadian anggotanya.

“Kalau bicara tentang ciri khas, kami memiliki latar belakang dari berbagai disiplin ilmu. Itu yang menjadi ciri khas kami. Ketika berbicara tentang masalah sepeda pun, kami tidak sungkan untuk tetap menjadi diri kami sendiri,” papar Wanggi. Komunitas yang memiliki logo sepeda ontel ini memiliki satu tujuan. Itu pula yang melandasi berdirinya Komunis Kampus.

“Tujuan kami cuma satu, yaitu saling bertemu dan bersilaturahmi dengan para pencinta sepeda serta sharing tentang beberapa info atau isu yang sedang marak di dunia sepeda,” sebut Wanggi. Wanggi menambahkan, sebenarnya Komunis Kampus memiliki misi ke depan yang belum terealisasi, yaitu membuat sebuah event berskala internasional dan mendeklarasikan hari sepeda kampus dunia yang jatuh setiap bulan Juli.

“Ini masih kami simpan sebagai ide penting. Walau sedikit sulit, kami yakin acara ini bisa kami proses,” ujar Wanggi. Tak afdal rasanya bila sebuah komunitas tidak memiliki acara kumpul bersama. Para komunis ini pun tentu memiliki agenda khusus untuk mereka berkumpul, yaitu setiap hari Jumat dan Minggu. Jika sudah berkumpul, mereka selalu merencanakan kegiatan menggowes sepeda bersama ke beberapa titik ruang budaya dan seni pertunjukan atau pameran.

“Tiap kali berkumpul, biasanya kami membicarakan permasalahan jalur, proses kreatif, kegelisahan teman-teman anggota, dan beberapa fenomena di dunia sepeda. Kadang kala kami juga menjadi seperti ibu-ibu, yang ngegosip sembari ngopi dan makan camilan,” kelakar Wanggi. Di sela-sela kegiatan komunitas ini, terkadang banyak sekali pengalaman unik yang ditemui.

Salah satu contohnya saat melakukan touring , mereka kerap saling membantu untuk menggowes sepeda agar bisa sampai ke tujuan. Selang beberapa tahun berjalan, komunitas ini pernah mengalami pasang surut yang tajam. Salah satunya adalah menghabiskan waktu dengan berbagai kegiatan di luar dunia sepeda, misalnya berkesenian, yang harus mereka jalani setiap waktu dan di berbagai wilayah.

Wanggi pun tidak lupa mengungkapkan beberapa harapan untuk para komunitas sepeda lain, yaitu tetap dan selalu menjaga kerukunan di antara penggemar sepeda, serta menjaga silaturahmi, komunikasi, dan informasi, serta mempertahankan karakter komunitas masingmasing.

Aprilia s andyna
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7242 seconds (0.1#10.140)