Transformasi Dunia Pendidikan Kesehatan Indonesia

Selasa, 23 Desember 2014 - 12:41 WIB
Transformasi Dunia Pendidikan Kesehatan Indonesia
Transformasi Dunia Pendidikan Kesehatan Indonesia
A A A
Ikatan Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Microsoft Indonesia, bersama VI System (PT Vertikal Integrasi Internasional) sebagai pengembang aplikasi, meluncurkan MED+.

Ini merupakan aplikasi pendidikan kesehatan yang memungkinkan para mahasiswa kedokteran Indonesia untuk mempelajari anatomi, fisiologi, dan patologi tubuh manusia secara tiga dimensi. Aplikasi MED+ akan tersedia secara khusus di tablet berbasis Windows 8.1 Acer Aspire Switch 10, serta dapat diunduh di Windows Store.

Saat ini, MED+ yang tersedia di Acer Aspire Switch 10 telah dilengkapi dengan Office 365, yang meliputi Microsoft Office Online (Word, Excel, Power Point, OneNote, Calendar, Outlook). Sebagai langkah selanjutnya, MED+ yang diunduh di Windows Store juga akan langsung hadir lengkap dengan Office 365 sehingga memungkinkan pelajar kedokteran merasakan manfaat fitur-fitur produktif yang tersedia untuk pembelajaran sehari-hari.

Penggunaan Aplikasi MED+ di platform Windows 8.1 yang dilengkapi dengan Office 365 akan menunjang kolaborasi dan interaksi dalam proses belajar mengajar mahasiswa kedokteran. Aplikasi MED+ terdiri atas enam modul pembelajaran sesuai standar ilmu kedokteran, yaitu sistem kardiovaskular (jantung), sistem pencernaan, sistem pernapasan, sistem reproduksi, sistem urinal, serta sistem saraf.

Pada peluncuran hari ini, aplikasi MED+ akan menyajikan modul tentang sistem kardiovaskular sebagai tahap awal, dan ke depannya akan dilengkapi dengan lima modul pembelajaran ilmu kedokteran lainnya. “Peluncuran aplikasi MED+ ini menandakan sebuah revolusi baru di dunia pendidikan kesehatan dan kedokteran Indonesia,” kata Rektor UI Prof Dr Ir Muhammad Anis M Met.

Ketua Ikatan Alumni FKUI (ILUNI FKUI) dr Doddy P Partomihardjo Sp M menyatakan, sebagai pionir dalam dunia pendidikan kedokteran dan kesehatan di Indonesia, pihaknya melihat bahwa sistem belajar dan kurikulum kedokteran saat ini telah berubah. Saat ini, mahasiswa kedokteran lebih sering terlibat dalam diskusi kelompok yang interaktif dalam kelas dan membutuhkan teknologi yang dapat diandalkan sebagai alat belajar.

Rendra hanggara
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6686 seconds (0.1#10.140)