Kematian Akibat Pneumonia Menurun

Sabtu, 27 Desember 2014 - 15:06 WIB
Kematian Akibat Pneumonia Menurun
Kematian Akibat Pneumonia Menurun
A A A
Sebuah studi terbaru menyebutkan, saat ini lebih sedikit orang meninggal karena pneumonia dan diare di Tanah Air. Sementara itu, angka harapan hidup bertambah untuk pria menjadi 68,4 tahun dan wanita menjadi 72,7 tahun pada 2013.

Analisis komprehensif dari data-data yang diperlihatkan berbagai kecenderungan dunia kesehatan dan penyakit di 188 negara, termasuk Indonesia, diumumkan. Hasilnya saat ini, lebih sedikit orang meninggal karena pneumonia dan diare di negara kita. Kematian karena pneumonia turun hingga 52%, sejak 1990 hingga 2013.

Pada 2013, sejumlah penyakit, termasuk diabetes dan stroke, telah menyebabkan lebih banyak kematian di Indonesia dibandingkan 1990. Sementara itu, usia harapan hidup menunjukkan angka peningkatan, baik untuk pria maupun wanita, dengan penambahan usia hidup rata-rata hingga 5,6 tahun, mulai 1990.

Diterbitkan di The Lancet pada Kamis (18/12), analisis “Global, regional, and national age-sex specific all-cause and cause-specific mortality for 240 causes of death, 1990-2013: a systematic analysis for the Global Burden of Disease Study 2013 dilakukan oleh konsorsium sejumlah peneliti internasional di bawah koordinasi Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) di University of Washington, Amerika Serikat.

Disebutkan dalam analisis tersebut, penyebab utama kematian di Indonesia adalah stroke, penyakit jantung iskemik, dan TBC, yang tercatat hingga 38% dari total kematian pada 2013. TBC dan penyakit jantung iskemik merupakan dua penyebab kematian tertinggi dari mereka yang berusia antara 15 dan 49 tahun, dan tercatat sebanyak 61.423 kematian pada 2013.

Di antara mereka yang berusia 70 tahun ke atas, stroke merupakan penyebab kematian terbesar. Pada 2013, penyebab kematian tertinggi pada anak-anak adalah pneumonia, yang tercatat telah merenggut nyawa 28.186 anak-anak di bawah usia lima tahun. Di Indonesia, diabetes dan stroke merenggut lebih banyak nyawa pada 2013 dibanding 1990, dengan masing-masing mencatat angka kematian meningkat hingga 135% dan 126%.

Sementara kematian disebabkan kanker paru-paru juga meningkat sebesar 124% antara 1990 dan 2013. Sejak 1990, Indonesia menyaksikan terjadinya penurunan angka kematian dari sejumlah penyakit yang sebelumnya merenggut banyak korban. Contohnya, pada 2013, kematian yang disebabkan pneumonia menurun hingga 52% dan penyakit karena diare menurun hingga 50%.

Pada 1990, kedua penyakit tersebut telah merenggut 238.852 korban. Sekitar 23 tahun kemudian, keduanya merenggut 121.621 lebih sedikit korban. Studi ini juga memperlihatkan bagaimana beberapa penyakit dan kecelakaan menyebabkan angka kematian dengan pola yang berbeda pada pria danwanita.

Contohnya, di Indonesia, pada 2013, TBC penyebab angka kematian tertinggi pada pria, tercatat sebanyak 71.151 angka kematian pada pria dan 37.571 pada wanita. Pada sisi lain, stroke telah merenggut 155.857 kematian pada wanita dan 124.060 kematian pada pria. “Kita telah berhasil mencatat perkembangan yang berarti dalam mengurangi angka kematian karena beberapa penyakit.

Hal ini menunjukkan bagaimana komitmen pemerintah untuk senantiasa meningkatkan kondisi kesehatan masyarakat,” kata Dr Soewarta Kosen, peneliti senior, National Institute of Health Research & Development, Kementerian Kesehatan kepada KORAN SINDO.

“Namun demikian, kami juga masih mencatat adanya peningkatan angka kematian pada anak serta kematian yang disebabkan oleh berbagai kondisi lainnya. Data-data ini sangat penting bagi kita semua untuk memahami kondisi yang ada serta pencapaian yang telah diraih, juga untuk memberikan arahan dalam mengurangi angka kematian di masa mendatang,” lanjutnya.

Secara global, orang-orang hidup 6,2 tahun lebih lama, dibandingkan pada 1990, dengan usia harapan hidup bertambah hingga 72 tahun pada 2013. Kaum wanita memperlihatkan ratarata penambahan yang lebih tinggi (sekitar 6,6 tahun) dibandingkan pria (bertambah hingga 5,8 tahun). Peningkatan kondisi kesehatan, berkurangnya kesuburan, serta perubahan pola dalam usia hidup di dunia telah menyumbangkan terjadinya pertambahan usia harapan hidup di seluruh dunia.

Rendra hanggara
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6890 seconds (0.1#10.140)
pixels