Paul McCartney Sebut Kelas The Beatles Konyol
A
A
A
LONDON - The Beatles adalah legenda musik dunia. Tak heran jika musiknya dibongkar untuk dipelajari. Tapi, pentolan The Beatles, Sir Paul McCartney justru menyebut kelas musik yang berfokus pada band ini konyol.
Pernyataan ini dilontarkan Paul saat mengikuti sesi tanya jawab di situsnya.
“Kami tidak pernah mempelajari apa pun, kami hanya suka musik pop kami. Saya kira bagi kami, kami telah merasa kalau dipelajari malah akan kacau,” papar Paul, seperti dikutip BBC.
Tapi, Paul mengakui kelas yang mempelajari musik The Beatles itu ide yang keren dan sangat mengesankan. “Ketika diberitahu—kepada saya beberapa tahun yang lalu—The Beatles ada di buku sejarah anak-anak saya? Saya bilang ‘Apa?! Sulit dipercaya!’” ujar dia.
Vokalis berusia 72 tahun itu menambahkan musisi hebat tidak bisa diciptakan di dalam kelas. “Itu mungkin kaian menggunakan (kelas musik pop) untuk mengajarkan kepada orang-orang tentang sejarah, itulah nilainya. Tapi untuk berpikir bahwa kalian bisa kuliah dan keluar seperti Bob Dylan? Seseorang seperti Bob Dylan itu tidak bisa diciptakan,” tutur Paul.
Paul turut mendirikan Liverpool Institute for Performing Arts (Lipa) pada 1996. Berdasarkan sekolah lama musikus itu, Liverpool Institute High School for Boys, sekolah ini menawarkan titel sarjana musik, bersama juga drama dan tari.
“Itu adalah keputusan awal ketika kami memikirkan kebijakan kami untuk Lipa. Kami bilang: ‘Kami ingin melatih orang agar tahu’. Memberikan mereka info sebanyak yang kami bisa. Tapi kalian tidak bisa memberitahu mereka bagaimana menjadi Bob Dylan atau John Lennon karena tidak ada yang tahu bagaimana itu terjadi,” tutur Paul.
Menjawab pertanyaan lain mengenai situasi musik industri saat ini, Paul menyatakan teknologi modern tidak menghasilkan rekaman yang lebih baik. “Kami akan merekam empat lagu dalam sehari—yang tidak terdengar saat ini—dan empat rekaman ini masih menjual lebih dari rekaman temporer. Jadi, jelasnya sistemnya lumayan bagus. Itu sangat simpel dan kalian hanya harus disiplin. Kami tahu kami harus bermain dengan baik. Sekarang kalian tahu: ‘Kita akan melakukan yang lain atau kita akan campurkan, kita hanya harus membuat nadanya keluar, kita tempelkan ke Pro-Tools, kita akan perbaiki. Tapi itu member kalian terlalu banyak opsi. Itu hebat, sangat mewah, tapi saya kira itu tidak membantu prosesnya,” papar dia.
Pernyataan ini dilontarkan Paul saat mengikuti sesi tanya jawab di situsnya.
“Kami tidak pernah mempelajari apa pun, kami hanya suka musik pop kami. Saya kira bagi kami, kami telah merasa kalau dipelajari malah akan kacau,” papar Paul, seperti dikutip BBC.
Tapi, Paul mengakui kelas yang mempelajari musik The Beatles itu ide yang keren dan sangat mengesankan. “Ketika diberitahu—kepada saya beberapa tahun yang lalu—The Beatles ada di buku sejarah anak-anak saya? Saya bilang ‘Apa?! Sulit dipercaya!’” ujar dia.
Vokalis berusia 72 tahun itu menambahkan musisi hebat tidak bisa diciptakan di dalam kelas. “Itu mungkin kaian menggunakan (kelas musik pop) untuk mengajarkan kepada orang-orang tentang sejarah, itulah nilainya. Tapi untuk berpikir bahwa kalian bisa kuliah dan keluar seperti Bob Dylan? Seseorang seperti Bob Dylan itu tidak bisa diciptakan,” tutur Paul.
Paul turut mendirikan Liverpool Institute for Performing Arts (Lipa) pada 1996. Berdasarkan sekolah lama musikus itu, Liverpool Institute High School for Boys, sekolah ini menawarkan titel sarjana musik, bersama juga drama dan tari.
“Itu adalah keputusan awal ketika kami memikirkan kebijakan kami untuk Lipa. Kami bilang: ‘Kami ingin melatih orang agar tahu’. Memberikan mereka info sebanyak yang kami bisa. Tapi kalian tidak bisa memberitahu mereka bagaimana menjadi Bob Dylan atau John Lennon karena tidak ada yang tahu bagaimana itu terjadi,” tutur Paul.
Menjawab pertanyaan lain mengenai situasi musik industri saat ini, Paul menyatakan teknologi modern tidak menghasilkan rekaman yang lebih baik. “Kami akan merekam empat lagu dalam sehari—yang tidak terdengar saat ini—dan empat rekaman ini masih menjual lebih dari rekaman temporer. Jadi, jelasnya sistemnya lumayan bagus. Itu sangat simpel dan kalian hanya harus disiplin. Kami tahu kami harus bermain dengan baik. Sekarang kalian tahu: ‘Kita akan melakukan yang lain atau kita akan campurkan, kita hanya harus membuat nadanya keluar, kita tempelkan ke Pro-Tools, kita akan perbaiki. Tapi itu member kalian terlalu banyak opsi. Itu hebat, sangat mewah, tapi saya kira itu tidak membantu prosesnya,” papar dia.
(alv)