Kebiasaan Buruk yang Pengaruhi Gigi

Selasa, 06 Januari 2015 - 11:49 WIB
Kebiasaan Buruk yang...
Kebiasaan Buruk yang Pengaruhi Gigi
A A A
MERAWAT gigi tidak melulu soal sikat gigi. Kebiasaan buruk yang dilakukan pada masa anak-anak juga berpengaruh pada tumbuh kembang rahang dan wajah. Cegah kebiasaan buruk si kecil sejak dini.

Coba perhatikan, apakah batita atau balita Anda memiliki kebiasaan buruk yang dapat berpengaruh pada kesehatan giginya. Satu yang amat jelas adalah penggunaan empeng atau dot.

Dengan motif agar ananda tidak rewel, orang tua biasanya membekali anak dengan empeng. Akibatnya anak malah tak bisa lepas dengan benda tersebut. Ia merasa lebih nyaman dengan mengisap empeng. Kebiasaan lainnya yang juga tidak baik ialah mengisap jari dan bernapas melalui mulut. Kebiasaan bernapas lewat mulut bisa jadi lantaran si kecil menderita tonsilitis (radang amandel).

Atau bisa pula karena tersumbatnya hidung sebagai saluran pernapasan normal. Hal ini dapat terjadi karena adanya kelainan anatomi hidung atau penyakitpenyakit hidung, antara lain polip, sinusitis, dan rhinitis kronis. Segera konsultasi ke poliklinik telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) untuk mengetahui ada tidaknya kelainan saluran pernapasan. Apabila tidak ditemukan kelainan, tahap selanjutnya orang tua perlu bekerja sama dengan dokter gigi.

Dokter gigi akan membuat alat ortodonti untuk melatih anak bernapas melalui hidung. Tidak sedikit pula anak yang tidak menderita kelainan saluran pernapasan, tapi tetap bernapas lewat mulut. “Ini bisa menyebabkan susunan gigi tidak teratur. Cirinya, rahang atas menjadi sempit,” beber DR Sony Swasonoprijo drg Sp Ort saat ditemui di Klinik Griya drg Sony, Jalan Ampera Raya No12 Cilandak, Jakarta Selatan.

Pola penelanan yang salah, kebiasaan mengunyah satu gigi, hingga bertopang dagu juga dapat memengaruhi tumbuh kembang rahang dan wajah. Termasuk kebiasaan menjulurkan lidah ke depan (abnormal tongue position ). Kebiasaan ini akan mengganggu keseimbangan otot-otot di sekitar mulut dan lengkung gigi.

Dengan begitu dapat memengaruhi posisi gigi. Posisi gigi yang terdorong ke arah bibir menyebabkan mulut tampak tonggos. Adapun kebiasaan mengunyah satu sisi karena usaha menghindari gigi yang sakit. Bagian yang sering difungsikan akan memicu perkembangan rahang. Adapun yang dibiarkan pasif menjadi tidak begitu berkembang.

Bahkan, tidur dengan bertumpu atau miring hanya di salah satu sisi wajah yang dilakukan terusmenerus membuat satu sisi wajah tersebut tidak dapat berkembang sempurna, sedangkan sisi yang bebas sebaliknya. Apalagi dalam masa pertumbuhan aktif. Saat itu menyebabkan bentuk wajah yang tidak seimbang antara kiri dan kanan (asimetri).

Tentu disayangkan banyak orang tua yang tidak menyadari kebiasaan buruk anak-anak tersebut. Mereka juga tidak mengerti dampaknya kelak pada susunan gigi anak. “Orang tua harus lebih aware dengan keadaan anak. Beri tahu anak bahwa kebiasaan buruk itu akan berpengaruh pada kesehatan giginya nanti,” tutur Sony.

Mengapa hal ini penting? Sebab, kebiasaan itu dapat menjadi masalah yang serius nantinya. Mengingat anak masih dalam proses tumbuh kembang. “Saat ada kebiasaan, maka prosesnya (tumbuh kembang) akan terganggu. Jadi, lama-kelamaan akan terjadi penyimpangan. Kebiasaan itu artinya durasinya lama. Bukan hanya sesekali saja dan intens,” kata drg Adianti.

Sri noviarni
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1546 seconds (0.1#10.140)