Awal Gelombang Teknologi Baru

Selasa, 13 Januari 2015 - 15:13 WIB
Awal Gelombang Teknologi Baru
Awal Gelombang Teknologi Baru
A A A
CEO Intel Brian Krzanich mengeluarkan chip sebesar kancing baju, memperlihatkan gelang terbang yang bisa memotret selfie, serta drone cerdas.

Inilah gambaran Intel tentang masa depan. Intel memang telat masuk ke pasar smartphone dan tablet. Tapi, teknologi mereka dipastikan menjadi dominan ketika pasar smartphone dan tablet tidak lagi seksi.

Krzanich bicara tentang bagaimana pakaian dan berbagai perangkat berukuran kecil lainnya bisa dikomputerisasi. Karena Intel telah menciptakan ini: Curie, komputer seukuran kancing baju yang akan dirilis tahun ini juga. ”Dengan Curie, produk wearable dapat dibenamkan ke berbagai form factor,” papar Krzanich.

”Mulai dari cincin, tas, gelang, kalung, anting, dan bahkan kancing di baju atau jaket,” tambahnya. Walaupun sangat kecil, Intel Curie bisa memuat komponen seperti System-of-Chip (SoC) Intel Quark SE 32-bit, memori 384kB flash, Bluetooth Low Energy, sensor 6-axis yang dilengkapi accelerometer dan gyroscope, serta sirkuit charger baterai. Curie berjalan di atas platform RTOS (Real-Time Operating System).

Curie dijadwalkan akan mulai beredar di kalangan produsen perangkat wearable mulai paruh kedua 2015. Selama ini chip Intel tidak terlalu banyak digunakan di gadget wearable seperti gelang fitness atau smartwatch. Tapi, agaknya hal itu akan segera berubah. Intel telah menjalin kerja sama dengan Oakley untuk merilis kacamata Snowboard pintar yang bisa langsung mengamati gerakan penggunanya. ”2015 adalah tahun yang unik,” kata Krzanich.

”Inilah awal dari gelombang teknologi baru untuk konsumen berikutnya,” katanya. Dalam keynote-nya itu juga Krzanich memperlihatkan kontribusi Intel terhadap perangkat yang sangat populer pada 2014: drone atau pesawat tanpa awak. Ada Nixie, drone kecil berbentuk gelang yang bisa terbang dan mengambil foto selfie. Nixie merupakan pemenang kompetisi Intel ”Make It Wearable” 2014.

Selain itu ada pula drone yang dapat terbang secara otonom, mampu menghindari rintangan, serta mengamati lingkungan sekitarnya. Drone tersebut telah dibenamkan 6 kamera yang menggunakan teknologi RealSense milik Intel, sehingga dapat ”melihat” 360 derajat. Dengan RealSense, kamera bisa mengukur dan memetakan ”kedalaman”.

Karena itulah drone bisa menentukan arah dan menghindari obyek. Secara umum, RealSense sendiri menggunakan teknologi yang disebut komputasi perseptual. Arti perseptual adalah komputer yang dirancang untuk bisa memiliki indera seperti manusia sehingga lebih alami dan intuitif.

Misalnya mengenali gerakan tangan jarak dekat, artikulasi jari, pengenalan suara dan wajah, serta augmented reality. Kamera RealSense ini juga dapat dibenamkan di robot yang telah dibenamkan teknologi video conference. Jadi, seseorang bisa tetap berkomunikasi lewat video sambil berjalan (dengan robot yang mengikutinya). Manfaat RealSense ini memang luar biasa.

Aplikasi Food Network memperlihatkan bagaimana seorang koki menggeser-geser tampilan menu di Lenovo Yoga hanya dengan menggerakkan tangannya (yang berlepotan tepung) di depan kamera laptop tersebut. Pemanfaatan RealSense lainnya adalah di bidang keamanan rumah dimana kamera dapat memindai wajah seseorang sebelum membuka pintu.

Teknologi tersebut akan merubah secara radikal bagaimana cara manusia berinteraksi dengan komputer. ”Teknologi-teknologi ini memang belum dituangkan ke dalam bentuk produk. Tapi, inilah contoh masa depan teknologi,” papar Krzanich.

Danang arradian
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7508 seconds (0.1#10.140)