Berhenti Merokok dengan Obat Terbaru
A
A
A
JAKARTA - Berhenti merokok bagi perokok berat terkadang adalah suatu hal yang sangat mustahil. Pasalnya banyak perokok yang merasa merokok adalah suatu kebiasaan bahkan suatu kebutuhan.
Namun kini telah ditemukan beberapa cara untuk berhenti merokok. Metode farmakologi dan nonfarmakologi dipercaya dapat membantu para pecandu rokok untuk berhenti.
"Selain niat yang diperlukan untuk berhenti merokok, kini ada namanya farmakologi dan nonfarmakologi," papar Perhimpuan Dokter Paru Indonesia, Dokter Mohammad Yanuar Fajar, Sp.P saat ditemui di Jakarta Pusat.
Menurut dia, farmakologi merupakan cara untuk berhenti merokok tanpa menggunakan obat-obatan yang dapat membantu pecandu merokok untuk berhenti. Sedangkan nonfarmakologi merupakan cara untuk berhenti merokok dengan menggunakan obat.
"Farmakologi itu bisa kaya hipnoterapi yang dilakukan Pak Fuad Baraja. Sedangkan kalo dengan obat-obatan yang sekarang beredar di Indonesia adalah salah satu golongan namanya faraniklin. Sehingga pada saat orang tersebut diberikan fariniklin itu barulah dia akan masuk kedalam reseptor alfa 4 beta 2 tadi yang mengakibatkan supaya dopaminnya tidak rendah. sehingga pada saat itu orang tidak ketergantungan rokok," papar Yanuar.
Lebih lanjut dia menjelaskan, dalam memberikan faraniklin pada pencandu rokok diperlukan beberapa aturan. Kondisi psikologi seseorang harus menjadi sebuah pertimbangan dokter sebelum memberikan obat ini.
"Jadi sebelum kita memberikan fariniklin kita lihat kondisi psikologi juga. Nanti ada seperti quesionernya jadi kita tau kondisi seseoerang tersebut Pada saat pertama kali pasien disuruh minum faraniklin tersebut, masih bisa merokok. Orang masih boleh merokok pada 1 minggu pertama. Namun pada minggu kedua sama sekali nggak boleh. Nanti baru diterapi kurang lebih tiga bulan," pungkas dia.
Namun kini telah ditemukan beberapa cara untuk berhenti merokok. Metode farmakologi dan nonfarmakologi dipercaya dapat membantu para pecandu rokok untuk berhenti.
"Selain niat yang diperlukan untuk berhenti merokok, kini ada namanya farmakologi dan nonfarmakologi," papar Perhimpuan Dokter Paru Indonesia, Dokter Mohammad Yanuar Fajar, Sp.P saat ditemui di Jakarta Pusat.
Menurut dia, farmakologi merupakan cara untuk berhenti merokok tanpa menggunakan obat-obatan yang dapat membantu pecandu merokok untuk berhenti. Sedangkan nonfarmakologi merupakan cara untuk berhenti merokok dengan menggunakan obat.
"Farmakologi itu bisa kaya hipnoterapi yang dilakukan Pak Fuad Baraja. Sedangkan kalo dengan obat-obatan yang sekarang beredar di Indonesia adalah salah satu golongan namanya faraniklin. Sehingga pada saat orang tersebut diberikan fariniklin itu barulah dia akan masuk kedalam reseptor alfa 4 beta 2 tadi yang mengakibatkan supaya dopaminnya tidak rendah. sehingga pada saat itu orang tidak ketergantungan rokok," papar Yanuar.
Lebih lanjut dia menjelaskan, dalam memberikan faraniklin pada pencandu rokok diperlukan beberapa aturan. Kondisi psikologi seseorang harus menjadi sebuah pertimbangan dokter sebelum memberikan obat ini.
"Jadi sebelum kita memberikan fariniklin kita lihat kondisi psikologi juga. Nanti ada seperti quesionernya jadi kita tau kondisi seseoerang tersebut Pada saat pertama kali pasien disuruh minum faraniklin tersebut, masih bisa merokok. Orang masih boleh merokok pada 1 minggu pertama. Namun pada minggu kedua sama sekali nggak boleh. Nanti baru diterapi kurang lebih tiga bulan," pungkas dia.
(alv)