Untung Rugi Beli Rumah Seken

Rabu, 21 Januari 2015 - 09:25 WIB
Untung Rugi Beli Rumah Seken
Untung Rugi Beli Rumah Seken
A A A
Rumah bekas atau sering disebut rumah seken, banyak diminati orang. Apalagi bila lokasinya mempunyai kelebihan, seperti dekat dengan pusat kota atau area komersial, serta dilengkapi fasilitas pendukung lain. Namun, bila tertarik membeli rumah seken, ada baiknya Anda mempertimbangkan untung ruginya terlebih dahulu.

Untuk membeli rumah bekas, perhatikanlah kondisi bangunan, periksa status kepemilikan, cek harga jualnya, dan tanyakan usia bangunan, serta cek dokumen kelengkapan rumah.

Sebagai bahan pertimbangan supaya semakin yakin dalam membeli rumah seken, tak ada salahnya Anda mengenali kelebihan dan kekurangannya. Menurut Supriyadi Amir dalam bukunya yang berjudul Sukses Membeli Rumah Tanpa Modal terbitan Laskar Aksara, kelebihan membeli rumah seken di antaranya bangunan rumah sudah berdiri sehingga Anda dapat melihat bentuk dan kualitas bangunan sesungguhnya.

Lingkungan sosial juga sudah terbentuk, seperti tetangga, sistem keamanan, fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, tempat ibadah, dan fasilitas lainnya. Di samping itu, infrastruktur kawasan sudah berjalan seperti jalan, taman, serta sambungan listrik dan air. “Harga bangunan dan rumah dapat ditawar, apalagi jika pemilik lama sedang dalam keadaan membutuhkan uang,” tuturnya.

Selain itu, bangunan dapat langsung ditempati pemilik baru setelah urusan jual beli selesai. Nah yang juga menjadi keunggulan, pajak bumi dan bangunan (PBB) relatif lebih murah ketimbang rumah baru. Selain itu, risiko investasi properti kecil karena lingkungan penunjangnya sudah mapan. Dan, pemilik baru bisa lebih mudah beradaptasi karena semua fasilitas sudah ada.

Adapun kekurangan rumah seken, di antaranya pilihannya tidak banyak atau terbatas pada apa yang ditawarkan. “Tidak seperti ketersediaan perumahan baru dengan beragam tipe, lokasi, dan harga jual,” kata Supriyadi. Menurut praktisi dan pengusaha rumah seken Lukas Bong dari Asosiasi Real Estat Broker Indonesia (Arebi) DKI Jakarta, pasar properti sekunder bersaing ketat untuk rumah tapak seken seiring pasokan yang semakin menipis.

Sementara, tren properti primer untuk produk residential yang semakin marak menambah sengit perburuan pasar rumah bekas karena persaingan di bisnis rumah bekas sama maraknya dengan bisnis rumah baru. Hanya, untuk jenis rumah baru, konsumen dimanjakan dengan perang penawaran suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) rendah di bawah 10% oleh perbankan.

Namun, kondisi itu tidak membuat jualbeli rumah seken kehilangan daya pikat. Menipisnya pasokan rumah bekas pakai membuat harga rumah seken menjadi mahal, terutama di Jakarta. Sementara, tingkat permintaan rumah seken mengalami peningkatan 60% pada 2013. Lukas menyebutkan, daerah Kelapa Gading di Jakarta Utara, Puri Indah Jakarta Barat, serta Tangerang Selatan pada 2014 masih menjadi kontributor utama rumah bekas pakai.

“Rumah bekas pakai kategori mewah di kisaran harga Rp2 miliar ke atas paling banyak diminati investor karena memberi keuntungan hingga 100% dari harga beli ketimbang pasar rumah bekas pakai untuk segmen menengah yang paling hanya memberi keuntungan 20% hingga 60% dari harga beli,” sebutnya.

Lukas mengatakan, kebutuhan rumah bekas pakai pada 2014 memang sedikit dipengaruhi kondisi politik. Namun, secara umum diperkirakan tidak terpengaruh dengan kondisi penurunan suku bunga KPR maupun risiko inflasi di tengah kenaikan tarif dasar listrik (TDL). Menurut dia, fundamental pasar rumah bekas lebih tahan guncangan karena sebagian besar profil pembeli merupakan investor.

“Pasar rumah bekas memberi keuntungan yang beragam bagi investor. Perolehan keuntungan itu menjadi acuan bagi prospek pasar rumah bekas sebagai segmentasi yang paling memberi banyak keuntungan bagi investor,” ujar Lukas.

Rendra hanggara
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7811 seconds (0.1#10.140)