Pertumbuhan Hotel di Daerah Wisata
A
A
A
Menjadi kota destinasi wisata dan bisnis paling berpengaruh memicu pertumbuhan hotel di kota-kota seperti Jakarta, Denpasar, dan Bandung. Seperti apa kondisinya?
Jakarta dan Denpasar (Bali) sebagai kota destinasi wisata serta bisnis paling berpengaruh memang bukan pemain baru di ranah industri perhotelan Indonesia.
Berdasarkan laporan yang ditulis oleh konsultan properti internasional Cushman & Wakefield dalam Hotel Views 2015, pendapatan per kamar (revenue per available room) untuk Bali akan meningkat 4,9% dan 3,2% untuk Jakarta. Sedangkan di Jakarta akan bermunculan hotel-hotel baru.
Dalam catatannya, terdapat 36.000 kamar hotel baru di berbagai kelas, termasuk di dalamnya hotel-hotel lux sampai 2018. Di antaranya Fairmont Jakarta, Westin Hotel, W Hotels, St Regis Hotels and Residences, Raffles Hotels and Residences, Langham Hotel and Residences, Waldorf Astoria Hotels and Residences, Rosewood Hotels and Residences, dan Sofitel So.
Sementara di Kota Bandung, menurut riset terbaru HVS––penyedia data perhotelan global, Kota Kembang ini akan semakin populer karena semakin diincar oleh para pebisnis selama 2014 dan tahun-tahun yang akan datang. Terutama dalam bisnis meeting, incentives, convention, dan exhibition (MICE). Bandung mencatat pertumbuhan ekonomi di atas 8% selama tiga tahun terakhir.
Kota ini juga sarat dengan objek wisata seperti wisata alam, wisata rekreasi, dan wisata hiburan. Terlebih, kedekatan jaraknya dengan Jakarta sebagai pusat bisnis dan pemerintahan ikut memacu kebutuhan bisnis serta leisure. Dengan kondisi tersebut, HVS menyebutkan, kebutuhan akan fasilitas akomodasi pun meningkat seiring bertumbuhnya empat hotel berbintang baru yang berasal dari jaringan internasional dan lokal sepanjang 2014.
Mereka adalah Ibis Style Bandung Braga, InterContinental Bandung Dago Pakar, Mercure Bandung Setiabudi, dan Panghegar Dago Resort and Spa dengan total jumlah kamar sekitar 787 unit.
“Munculnya hotel-hotel berbintang berjaringan ini mampu mengakomodasi kebutuhan pasar, terutama dari segmen bisnis dan pemerintahan (government spending) yang akan terus tumbuh di masa-masa yang akan datang,” tulis HVS. Apalagi, hotel berbintang tersebut menawarkan nilai tambah berupa prestise dan servis dengan kualitas tinggi. Kota Bandung masih akan dipadati dengan hotel-hotel baru lain.
Seperti Crowne Plaza Bandung, Ibis Bandung Pasteur, Ibis Budget Bandung Asia Afrika, Best Western La Grande Condotel Bandung, dan Zest Hotel Bandung yang akan mulai beroperasi pada 2015. Ada pula Pullman Bandung City Center dan Golden Tulip Bandung yang akan dibuka pada 2016. Secara keseluruhan, Bandung bakal disesaki kamar hotel sebanyak 2.077 kamar.
Rehdian khartika
Jakarta dan Denpasar (Bali) sebagai kota destinasi wisata serta bisnis paling berpengaruh memang bukan pemain baru di ranah industri perhotelan Indonesia.
Berdasarkan laporan yang ditulis oleh konsultan properti internasional Cushman & Wakefield dalam Hotel Views 2015, pendapatan per kamar (revenue per available room) untuk Bali akan meningkat 4,9% dan 3,2% untuk Jakarta. Sedangkan di Jakarta akan bermunculan hotel-hotel baru.
Dalam catatannya, terdapat 36.000 kamar hotel baru di berbagai kelas, termasuk di dalamnya hotel-hotel lux sampai 2018. Di antaranya Fairmont Jakarta, Westin Hotel, W Hotels, St Regis Hotels and Residences, Raffles Hotels and Residences, Langham Hotel and Residences, Waldorf Astoria Hotels and Residences, Rosewood Hotels and Residences, dan Sofitel So.
Sementara di Kota Bandung, menurut riset terbaru HVS––penyedia data perhotelan global, Kota Kembang ini akan semakin populer karena semakin diincar oleh para pebisnis selama 2014 dan tahun-tahun yang akan datang. Terutama dalam bisnis meeting, incentives, convention, dan exhibition (MICE). Bandung mencatat pertumbuhan ekonomi di atas 8% selama tiga tahun terakhir.
Kota ini juga sarat dengan objek wisata seperti wisata alam, wisata rekreasi, dan wisata hiburan. Terlebih, kedekatan jaraknya dengan Jakarta sebagai pusat bisnis dan pemerintahan ikut memacu kebutuhan bisnis serta leisure. Dengan kondisi tersebut, HVS menyebutkan, kebutuhan akan fasilitas akomodasi pun meningkat seiring bertumbuhnya empat hotel berbintang baru yang berasal dari jaringan internasional dan lokal sepanjang 2014.
Mereka adalah Ibis Style Bandung Braga, InterContinental Bandung Dago Pakar, Mercure Bandung Setiabudi, dan Panghegar Dago Resort and Spa dengan total jumlah kamar sekitar 787 unit.
“Munculnya hotel-hotel berbintang berjaringan ini mampu mengakomodasi kebutuhan pasar, terutama dari segmen bisnis dan pemerintahan (government spending) yang akan terus tumbuh di masa-masa yang akan datang,” tulis HVS. Apalagi, hotel berbintang tersebut menawarkan nilai tambah berupa prestise dan servis dengan kualitas tinggi. Kota Bandung masih akan dipadati dengan hotel-hotel baru lain.
Seperti Crowne Plaza Bandung, Ibis Bandung Pasteur, Ibis Budget Bandung Asia Afrika, Best Western La Grande Condotel Bandung, dan Zest Hotel Bandung yang akan mulai beroperasi pada 2015. Ada pula Pullman Bandung City Center dan Golden Tulip Bandung yang akan dibuka pada 2016. Secara keseluruhan, Bandung bakal disesaki kamar hotel sebanyak 2.077 kamar.
Rehdian khartika
(ars)