Kota Mandiri di Kawasan Bogor

Rabu, 21 Januari 2015 - 09:34 WIB
Kota Mandiri  di Kawasan Bogor
Kota Mandiri di Kawasan Bogor
A A A
AKIBAT pergeseran dari kawasan pinggiran Kota Jakarta dan atau Tangerang, pertumbuhan properti kini mengalami pergeseran ke kawasan Bogor dan Sentul, khususnya untuk segmen menengah.

Dua kawasan ini juga diperkirakan mengalami pertumbuhan pesat. Prospek di Bogor masih didominasi di daerah Cibinong, dan Sentul karena dua wilayah tersebut masih menjadi pusat aktivitas penduduk. Properti di daerah Bogor selalu mengalami peningkatan setiap tahun. Berdasarkan data dari Urban-Indo, perkembangan harga properti di daerah Bogor juga mengalami beberapa perubahan. Untuk harga tanah misalnya bisa naik 25,7% per tahun.

Kenaikan harga properti ini disebabkan pertumbuhan ekonomi Bogor relatif tinggi sehingga berpengaruh terhadap permintaan rumah dan tanah. Di kawasan Sentul sejumlah pengembang gencar menghadirkan produk hunian baru. Di kawasan ini ada Sentul Nirwana berlokasi sekitar 35km di selatan Jakarta dengan area pembangunan lebih dari 12,000 ha dan bekerja sama dengan konsultan lokal dan internasional direncanakan untuk menjadi kota mandiri terintegrasi.

Pembangunan tahap pertama akan fokus pada lahan 600 ha, kawasan Sentul Nirwana dapat diakses dari dua pintu tol (Sirkuit Sentul dan Sentul City), Fasilitas penunjang yang telah tersedia di area Sentul City dapat dimanfaatkan oleh konsumen Sentul Nirwana. Pengembang Megapolitan Development menyiapkan Vivo Sentul sebagai pusat perbelanjaan, hiburan, usaha, dan tempat tinggal dirancang dengan gaya hidup modern, dinamis, aman dan nyaman.

Kehadiran proyek ini menyajikan satu kesatuan konsep yang utuh dan terpadu dari sebuah megablok yang terdiri atas kawasan komersial, hunian, rekreasi, dan berbagai fasilitas hidup modern. Sementara Sentul City memiliki luas lahan 3.000 hektare dan lokasi strategis. Sentul City menjadi salah satu kawasan perumahan yang memperlihatkan pertumbuhan pesat dan menjadi instrumen investasi menarik.

Lahan kawasan perumahan, kata Andrian, sudah mencapai Rp7 juta hingga Rp13 juta per meter persegi. Sementara lahan komersial menyentuh angka Rp15 juta hingga Rp20 juta per meter persegi.

Anton c
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3481 seconds (0.1#10.140)