Kampanyekan Taksi Aman
A
A
A
Salah satu cara aman untuk menggunakan taksi sebagai transportasi adalah memesannya langsung menggunakan aplikasi di smartphone. Hal itu yang coba dikampanyekan aplikasi GrabTaxi lewat kampanye #TaxiAman.
”Mencegah risiko untuk jadi korban aksi kecurangan maupun kriminal dari oknum pengemudi taksi ada di tangan kita sendiri. Kami ingin menumbuhkan kesadaran itu dengan melibatkan figur publik dan influencer,” ungkap Head of Marketing Grab Taksi Indonesia Kiki Rizki.
Mereka antara lain travel blogger Marischka Prudence, DJ entrepreneur Anton dan Hogi Wirjono, serta aktris dan penyanyi Sheryl Lee dan Stefhanie Zamora Husen. GrabTaxi adalah salah satu layanan pemesanan taksi terbesar di kawasan Asia tenggara. Aplikasi yang tersedia di Google Play, App Store dan Blackberry World buatan perusahaan asal Malaysia tersebut telah diunduh lebih dari 3 juta kali sehari, digunakan 620.000 orang per hari, serta 6 pemesanan setiap detik.
Menurut Kiki Rizki, cepatnya adopsi GrabTaksi karena beberapa faktor. Selain mudah dan nyaman dalam memesan taksi, juga lebih aman. ”Fiturfitur yang ada di aplikasi GrabTaxi dirancang agar penumpang lebih aman,” ungkapnya. Fitur My Driver Identity, misalnya, akan memberikan informasi nama, nomor ponsel, nomer registrasi kendaraan, foto pengemudi, perkiraan waktu tiba ke lokasi penjemputan serta tarif perjalanan.
Selain itu ada Track My Driver yang menampilkan posisi pengemudi saat menuju lokasi penjemputan, atau Share My Ride untuk mengirim pesan, email, atau tautan jejaring sosial untuk memonitor perjalanan taksi secara real time. “Kita harus sangat berhati-hati kalau bepergian sendirian dan di malam hari. Yang paling aman adalah melakukan pemesanan taksi dengan aplikasi,” ungkap Marischka Prudence.
Sementara itu, Cassandra Sheryl Lee mengaku tidak pernah lagi memberhentikan taksi di jalan. ”Lebih sering pesan langsung lewat aplikasi, karena informasi perjalanan dapat di-share ke teman atau keluarga. Jadi merasa lebih aman,” katanya. Menurut Kiki, keamanan menjadi masalah besar industri taksi di Indonesia.
”Kami memastikan bahwa para mitra pengemudi dan operator taksi memiliki izin resmi. Para pengemudi juga harus melalui proses security screening baik secara administratif maupun survei lapangan,” katanya.
Danang arradian
”Mencegah risiko untuk jadi korban aksi kecurangan maupun kriminal dari oknum pengemudi taksi ada di tangan kita sendiri. Kami ingin menumbuhkan kesadaran itu dengan melibatkan figur publik dan influencer,” ungkap Head of Marketing Grab Taksi Indonesia Kiki Rizki.
Mereka antara lain travel blogger Marischka Prudence, DJ entrepreneur Anton dan Hogi Wirjono, serta aktris dan penyanyi Sheryl Lee dan Stefhanie Zamora Husen. GrabTaxi adalah salah satu layanan pemesanan taksi terbesar di kawasan Asia tenggara. Aplikasi yang tersedia di Google Play, App Store dan Blackberry World buatan perusahaan asal Malaysia tersebut telah diunduh lebih dari 3 juta kali sehari, digunakan 620.000 orang per hari, serta 6 pemesanan setiap detik.
Menurut Kiki Rizki, cepatnya adopsi GrabTaksi karena beberapa faktor. Selain mudah dan nyaman dalam memesan taksi, juga lebih aman. ”Fiturfitur yang ada di aplikasi GrabTaxi dirancang agar penumpang lebih aman,” ungkapnya. Fitur My Driver Identity, misalnya, akan memberikan informasi nama, nomor ponsel, nomer registrasi kendaraan, foto pengemudi, perkiraan waktu tiba ke lokasi penjemputan serta tarif perjalanan.
Selain itu ada Track My Driver yang menampilkan posisi pengemudi saat menuju lokasi penjemputan, atau Share My Ride untuk mengirim pesan, email, atau tautan jejaring sosial untuk memonitor perjalanan taksi secara real time. “Kita harus sangat berhati-hati kalau bepergian sendirian dan di malam hari. Yang paling aman adalah melakukan pemesanan taksi dengan aplikasi,” ungkap Marischka Prudence.
Sementara itu, Cassandra Sheryl Lee mengaku tidak pernah lagi memberhentikan taksi di jalan. ”Lebih sering pesan langsung lewat aplikasi, karena informasi perjalanan dapat di-share ke teman atau keluarga. Jadi merasa lebih aman,” katanya. Menurut Kiki, keamanan menjadi masalah besar industri taksi di Indonesia.
”Kami memastikan bahwa para mitra pengemudi dan operator taksi memiliki izin resmi. Para pengemudi juga harus melalui proses security screening baik secara administratif maupun survei lapangan,” katanya.
Danang arradian
(ftr)