Kurang Vitamin D Tingkatkan Risiko Bayi Prematur
A
A
A
Mencukupi asupan vitamin D terbukti amat penting bagi wanita yang tengah hamil. Sebuah penelitian terbaru menunjukkan, wanita hamil yang memiliki kadar vitamin D rendah bisa berisiko melahirkan bayi prematur.
Para peneliti menemukan fakta bahwa wanita dengan tingkat terendah vitamin D sekitar 1,5 kali lebih mungkin untuk melahirkan lebih cepat dibandingkan dengan mereka yang memiliki tingkat tertinggi. Temuan itu diketahui setelah peneliti memperhitungkan faktor-faktor lain terkait dengan kelahiran prematur, seperti kelebihan berat badan atau obesitas dan merokok.
“Ibu yang kekurangan vitamin D pada awal kehamilan lebih mungkin melahirkan prematur, dibandingkan dengan wanita yang tidak kekurangan vitamin D,” kata Lisa Bodnar, profesor epidemiologi serta kebidanan dan kandungan di University of Pittsburgh, Pennsylvania, Amerika Serikat, yang memimpin studi tersebut seperti dilansir laman HealthDay.
Meskipun studi ini menemukan hubungan yang kuat antara tingkat asupan vitamin D dan kelahiran prematur, Bodnar mencatat bahwa penelitian ini tidak dirancang untuk membuktikan bahwa kadar vitamin D yang rendah sebenarnya disebabkan persalinan yang cepat. “Kami benar-benar tidak dapat membuktikan sebab dan akibat,” tuturnya. Studi ini diterbitkan dalam edisi Februari jurnal Obstetrics & Gynecology.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (US Centers for Disease Control and Prevention/CDC) menyediakan dana untuk penelitian ini. Menurut Institute of Medicine’s Food and Nutrition Board, seorang wanita hamil harus mendapatkan 600 international unit (IU) vitamin D setiap harinya. Adapun tubuh secara alami memproduksi vitamin D setelah mendapatkan paparan sinar matahari.
Beberapa makanan juga mengandung vitamin jenis ini. Ikan mengandung lemak, seperti salmon atau sarden, merupakan sumber yang baik. Dan, vitamin D ditambahkan ke dalam produk susu di Amerika Serikat. Vitamin D dapat membantu menjaga kesehatan tulang.
Zat ini juga membantu otot dan saraf berfungsi dengan baik, menurut US National Institutes of Health (NIH). Kelahiran prematur dapat menyebabkan masalah seumur hidup bagi bayi, dan risiko ini lebih besar apabila bayi lebih awal dilahirkan. Menurut March of Dimes, bayi dianggap prematur jika lahir sebelum 37 minggu kehamilan. Kelahiran secara dini dapat menyebabkan sejumlah masalah, termasuk gangguan di paru-paru, otak, mata, telinga, serta sistem pencernaan dan kekebalan tubuh.
Penelitian sebelumnya mengenai tingkatan vitamin D dan pengaruhnya terhadap kelahiran dini telah digabung, Bodnar menyebutkan, ”Satu atau dua penelitian besar menunjukkan kekurangan vitamin D meningkatkan risiko (prematur).” Namun, penelitian berskala kecil menemukan tidak adanya hubungan tersebut. Kadar vitamin D bervariasi, bergantung pada musim, dengan tingkatan lebih rendah terdapat pada musim dingin. Tingkatan juga bervariasi, bergantung di mana seseorang hidup.
“Wanita kulit hitam lebih cenderung kekurangan vitamin D dibandingkan kelompok lain,” sebutnya. Untuk studi baru ini, peneliti mengamati lebih dari 2.100 wanita yang tidak melahirkan secara dini, dan lebih dari 1.100 orang lainnya yang diketahui melahirkan prematur. Semua wanita yang termasuk dalam penelitian melahirkan bayi tunggal antara tahun 1999 dan 2010.
Para peneliti menemukan bahwa tingkatan kadar vitamin D dalam darah wanita menurun sehingga kemungkinan kelahiran prematur meningkat. Menurut Bodnar, Tidak ada kesepakatan universal definisi berapa kadar vitamin D yang disebut kekurangan. Secara umum, menurut NIH, tingkatan di bawah 30 nmol / L (nanomoles per liter) terlalu rendah untuk dampak kesehatan yang baik, sementara kadar 50 nmol / L mungkin cukup untuk kebanyakan orang.
Dalam studi tersebut, Bodnar dan rekan-rekannya mengelompokkan wanita dengan kadar vitamin D kurang dari 50 nmol / L, 50-74,9 nmol / L, dan 75 nmol / L atau lebih. Sebelum disesuaikan dengan risiko kelahiran prematur lainnya, para peneliti menemukan bahwa lebih dari 11% dari ibu-ibu dalam kelompok tingkat vitamin D terendah telah melahirkan bayinya sebelum usia kehamilan 37 minggu.
Sementara, sekitar 9% dari ibu-ibu di kelompok menengah melahirkan lebih awal dan 7% dari mereka dalam kelompok tingkat tertinggi yang menjalani persalinan secara dini. Ketika para peneliti menyesuaikan data untuk memperhitungkan faktor risiko kelahiran prematur lainnya, mereka melihat hubungan yang sama antara kadar vitamin D rendah dan kelahiran prematur.
Jadi, bagaimana mungkin vitamin D bisa memberikan perlindungan terhadap kelahiran prematur? Mungkin dengan membantu mengurangi infeksi bakteri dalam plasenta, yang dapat memicu kelahiran dini. Namun, dia memperingatkan, ”Jangan sampai wanita kehabisan akal dan mulai mengambil suplemen vitamin D.” “Mereka harus mengambil vitamin prenatal, yang meliputi vitamin D, seperti yang direkomendasikan oleh dokter,” kata Bodnar.
Rendra hanggara
Para peneliti menemukan fakta bahwa wanita dengan tingkat terendah vitamin D sekitar 1,5 kali lebih mungkin untuk melahirkan lebih cepat dibandingkan dengan mereka yang memiliki tingkat tertinggi. Temuan itu diketahui setelah peneliti memperhitungkan faktor-faktor lain terkait dengan kelahiran prematur, seperti kelebihan berat badan atau obesitas dan merokok.
“Ibu yang kekurangan vitamin D pada awal kehamilan lebih mungkin melahirkan prematur, dibandingkan dengan wanita yang tidak kekurangan vitamin D,” kata Lisa Bodnar, profesor epidemiologi serta kebidanan dan kandungan di University of Pittsburgh, Pennsylvania, Amerika Serikat, yang memimpin studi tersebut seperti dilansir laman HealthDay.
Meskipun studi ini menemukan hubungan yang kuat antara tingkat asupan vitamin D dan kelahiran prematur, Bodnar mencatat bahwa penelitian ini tidak dirancang untuk membuktikan bahwa kadar vitamin D yang rendah sebenarnya disebabkan persalinan yang cepat. “Kami benar-benar tidak dapat membuktikan sebab dan akibat,” tuturnya. Studi ini diterbitkan dalam edisi Februari jurnal Obstetrics & Gynecology.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (US Centers for Disease Control and Prevention/CDC) menyediakan dana untuk penelitian ini. Menurut Institute of Medicine’s Food and Nutrition Board, seorang wanita hamil harus mendapatkan 600 international unit (IU) vitamin D setiap harinya. Adapun tubuh secara alami memproduksi vitamin D setelah mendapatkan paparan sinar matahari.
Beberapa makanan juga mengandung vitamin jenis ini. Ikan mengandung lemak, seperti salmon atau sarden, merupakan sumber yang baik. Dan, vitamin D ditambahkan ke dalam produk susu di Amerika Serikat. Vitamin D dapat membantu menjaga kesehatan tulang.
Zat ini juga membantu otot dan saraf berfungsi dengan baik, menurut US National Institutes of Health (NIH). Kelahiran prematur dapat menyebabkan masalah seumur hidup bagi bayi, dan risiko ini lebih besar apabila bayi lebih awal dilahirkan. Menurut March of Dimes, bayi dianggap prematur jika lahir sebelum 37 minggu kehamilan. Kelahiran secara dini dapat menyebabkan sejumlah masalah, termasuk gangguan di paru-paru, otak, mata, telinga, serta sistem pencernaan dan kekebalan tubuh.
Penelitian sebelumnya mengenai tingkatan vitamin D dan pengaruhnya terhadap kelahiran dini telah digabung, Bodnar menyebutkan, ”Satu atau dua penelitian besar menunjukkan kekurangan vitamin D meningkatkan risiko (prematur).” Namun, penelitian berskala kecil menemukan tidak adanya hubungan tersebut. Kadar vitamin D bervariasi, bergantung pada musim, dengan tingkatan lebih rendah terdapat pada musim dingin. Tingkatan juga bervariasi, bergantung di mana seseorang hidup.
“Wanita kulit hitam lebih cenderung kekurangan vitamin D dibandingkan kelompok lain,” sebutnya. Untuk studi baru ini, peneliti mengamati lebih dari 2.100 wanita yang tidak melahirkan secara dini, dan lebih dari 1.100 orang lainnya yang diketahui melahirkan prematur. Semua wanita yang termasuk dalam penelitian melahirkan bayi tunggal antara tahun 1999 dan 2010.
Para peneliti menemukan bahwa tingkatan kadar vitamin D dalam darah wanita menurun sehingga kemungkinan kelahiran prematur meningkat. Menurut Bodnar, Tidak ada kesepakatan universal definisi berapa kadar vitamin D yang disebut kekurangan. Secara umum, menurut NIH, tingkatan di bawah 30 nmol / L (nanomoles per liter) terlalu rendah untuk dampak kesehatan yang baik, sementara kadar 50 nmol / L mungkin cukup untuk kebanyakan orang.
Dalam studi tersebut, Bodnar dan rekan-rekannya mengelompokkan wanita dengan kadar vitamin D kurang dari 50 nmol / L, 50-74,9 nmol / L, dan 75 nmol / L atau lebih. Sebelum disesuaikan dengan risiko kelahiran prematur lainnya, para peneliti menemukan bahwa lebih dari 11% dari ibu-ibu dalam kelompok tingkat vitamin D terendah telah melahirkan bayinya sebelum usia kehamilan 37 minggu.
Sementara, sekitar 9% dari ibu-ibu di kelompok menengah melahirkan lebih awal dan 7% dari mereka dalam kelompok tingkat tertinggi yang menjalani persalinan secara dini. Ketika para peneliti menyesuaikan data untuk memperhitungkan faktor risiko kelahiran prematur lainnya, mereka melihat hubungan yang sama antara kadar vitamin D rendah dan kelahiran prematur.
Jadi, bagaimana mungkin vitamin D bisa memberikan perlindungan terhadap kelahiran prematur? Mungkin dengan membantu mengurangi infeksi bakteri dalam plasenta, yang dapat memicu kelahiran dini. Namun, dia memperingatkan, ”Jangan sampai wanita kehabisan akal dan mulai mengambil suplemen vitamin D.” “Mereka harus mengambil vitamin prenatal, yang meliputi vitamin D, seperti yang direkomendasikan oleh dokter,” kata Bodnar.
Rendra hanggara
(bbg)