Panduan Wisata Belanja di Negeri Sakura

Jum'at, 30 Januari 2015 - 13:35 WIB
Panduan Wisata Belanja di Negeri Sakura
Panduan Wisata Belanja di Negeri Sakura
A A A
Jepang memiliki banyak lokasi wisata belanja. Bila Anda berkesempatan bertandang ke Negeri Sakura dan ingin shopping, beberapa panduan berikut bisa membuat aktivitas berbelanja Anda berjalan “sukses”.

1.Seputar jam operasional toko. Rata-rata pusat perbelanjaan di Tokyo, Osaka, dan Nagoya buka mulai pukul 11.00 hingga 20.00. Itu untuk toko retailnya saja. Untuk restoran dan kafe, jam operasionalnya beda lagi. Ada yang mulai pukul 07.00 (biasanya resto dan kafe yang menawarkan paket sarapan), ada juga yang mulai pukul 10.00 pagi. Jadi jika ingin belanja di pusat perbelanjaan, sebaiknya datang di atas jam 11.00.

Untuk hari libur, biasanya pusat perbelanjaan di Jepang tetap buka pada tanggal merah. Namun, ada beberapa toko yang tutup pada periode libur nasional, seperti saat liburan Tahun Baru. Jadi jika memang berniat untuk belanja selama wisata di Jepang, ada baiknya mencari informasi detail tentang jam operasional serta hari libur tempat tujuan belanja yang diinginkan.

2. Metode pembayaran. Mata uang Jepang adalah Yen. Jadi jika ingin berbelanja di Jepang, setidaknya Anda harus memiliki mata uang Yen di dalam dompet, terutama jika belanja di toko kecil maupun pasar tradisional. Sebaiknya, sebelum pergi ke Jepang jangan lupa membawa Yen secukupnya karena di Jepang jarang sekali ada money changer yang mau menerima Rupiah.

Alternatif lain, Anda bisa menggunakan kartu Suica, Passmo, maupun kartu lain sebagai alat pembayaran. Suica dan Passmo dapat diisi ulang di berbagai vending machine yang terdapat di stasiun, dan bisa digunakan sebagai alat pembayaran untuk naik berbagai transportasi maupun untuk belanja (solusi praktis bagi yang tak punya kartu kredit namun malas membawa uang Yen di dompet).

Sedangkan jika belanja di pusat perbelanjaan besar, rata-rata menerima aneka macam kartu kredit sebagai alat transaksi (biasanya dari perusahaan besar seperti Visa, Mastercard, American Express, dan sejenisnya). Sebagai tambahan informasi, biasanya di Jepang alat pembayaran (uang maupun kartu) harus diletakkan di nampan kecil sebelum di ambil oleh kasir, begitu juga dengan uang kembalian. Dan jangan sekali-sekali menawar barang kecuali belanja di pasar tradisional.

3. Pajak. Sebagian besar toko (termasuk toko 100 Yen) menerapkan pajak. Biasanya, pajaknya adalah 5% dari harga barang. Namun, pada April 2014 dan Oktober 2015 pajaknya akan naik jadi 8% dan 10%. Tak ingin terkena pajak? Ada beberapa toko yang menerapkan sistem bebas pajak khusus untuk wisatawan asing (duty free shop). Syaratnya, wisatawan harus belanja sejumlah minimal tertentu (biasanya hanya berlaku untuk beberapa barang) dan harus dapat menunjukkan passport.

4. Buat daftar belanjaan. Pastikan Anda mengetahui harga umum barang yang ingin dibeli, setelah itu jumlahkan semuanya, kemudian sesuaikan dengan uang yang Anda miliki. Bila ingin membeli oleh-oleh, carilah barang yang pas untuk dijadikan oleh-oleh. Seperti barang yang praktis dan tidak mudah busuk atau rusak.

5. Belanja murah. Banyak pertokoan di Jepang yang harganya masih bisa diraih, dan banyak toko di Jepang yang tidak segan-segan memasang diskon besar-besaran di saat tertentu. Maka bila Anda melihat hal itu, tak perlu ragu lagi, carilah barang yang Anda inginkan. Bila menemukannya dan kualitasnya bagus, dan yang penting harganya sesuai dengan barangnya, maka tak usah ragu lagi untuk membelinya. Toko yang bisa dijadikan referensi misalnya Pasar Ueno dan kawasan Odaiba. Agar hemat, belanja di toko yang menjajakan barang seharga 100 Yen (sekitar Rp8.000).

6. Cari barang second. Jika tidak harus memiliki barang baru, Anda bisa memiliki barang second yang masih sangat bagus. Cari toko barang bekas (second hand shop) yang menyediakan semua keperluan hidup second hand, walaupun ada juga yang masih baru. Sebut saja mulai dari elektronik, mainan, pakaian, tas, perhiasan, jam tangan, alat rumah tangga, buku, hingga furnitur. Dengan begitu Anda bisa menghemat uang dan meminimalisir jumlah sampah.

Rendra Hanggara
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7271 seconds (0.1#10.140)